ciri-ciri penyakit jantung pada wanita

ciri-ciri penyakit jantung pada wanita

Ciri-ciri penyakit jantung pada wanita berbeda dengan gejala yang dialami oleh pria. Hal ini disebabkan karena perbedaan hormon dan juga anatomi tubuh.

Biasanya, wanita jarang mengalami nyeri dada dan cenderung sering mengalami pusing.

Penyakit jantung sering dianggap menjadi masalah bagi pria.

Padahal, berdasarkan jenis kelamin, prevalensi penyakit jantung koroner pada wanita lebih tinggi yaitu sebesar 1,6% dibandingkan pria yakni 1,3%.

Penyakit jantung termasuk dalam daftar penyakit terbanyak penyebab kematian di indonesia.

Berdasarkan data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke dengan persentase 12,9% di Indonesia.

Apa itu penyakit jantung?

Penyakit jantung adalah istilah yang mengacu pada beberapa kondisi jantung termasuk penyakit arteri koroner dan serangan jantung.

Dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak, penyakit jantung pada wanita seringkali tidak mengalami nyeri dada pada umumnya.

Sebab penyumbatan cenderung terjadi pada arteri utama dan arteri kecil yang memasok darah ke jantung.

Penyakit ini dicap sebagai silent killer dimana penderita tidak menyadari jika memiliki masalah jantung.

Situasi ini pada akhirnya menyebabkan banyak penderita yang terlambat mendapatkan penanganan.

Penyebab penyakit jantung

Menjadi penyebab kematian utama bagi wanita, 80% wanita berusia 40 hingga 60 tahun memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner.

Wanita memiliki setidaknya satu atau lebih faktor risiko penyakit jantung koroner, dan secara signifikan mempunyai peluang terkena penyakit ini.

Berikut adalah penyebab terjadinya penyakit jantung koroner:

  • Penumpukan plak atau endapan di dalam lapisan arteri koroner (memblokir aliran darah di arteri besar jantung)
  • Penyakit atau cedera yang memengaruhi kinerja arteri pada jantung
  • Pembuluh darah kecil di jantung tidak bekerja dengan normal

Penyakit jantung koroner pada wanita berbeda dengan pria karena perbedaan hormon dan anatomi tubuh. Sebelum menopause, wanita terlindungi dari penyakit arteri koroner karena hormon estrogen.

Hormon estrogen mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol “baik”), dan menjaga arteri tetap fleksibel.

Arteri yang fleksibel akan melebar dan memberikan lebih banyak oksigen ke jantung. Sayangnya, kadar estrogen akan turun setelah menopause.

Di sisi lain, berdasarkan anatominya, ukuran dan struktur jantung wanita berbeda dengan pria. Wanita memiliki jantung dan pembuluh darah yang lebih kecil, serta dinding otot jantung yang lebih tipis.

Nah, karena perbedaan tersebut, wanita cenderung memiliki jenis penyakit jantung koroner yang lebih sulit didiagnosis yaitu penyakit jantung koroner non-obstruktif atau coronary microvascular disease.

Ciri-ciri penyakit jantung pada wanita

Ya, ciri-ciri penyakit jantung pada wanita serupa dengan yang dialami pria. Namun, gejala nyeri dada pada wanita tidak selalu berat dan signifikan.

Wanita umumnya mendeskripsikan gejala yang dirasakan seperti rasa sesak atau tertekan pada dada.

Dan bahkan, wanita bisa saja mengalami serangan jantung tanpa disertai nyeri dada. Berikut adalah ciri-ciri penyakit jantung pada wanita:

  • Angina (rasa nyeri tajam dan berat atau ketidaknyamanan di dada)
  • Mengalami nyeri di leher, rahang, atau tenggorokan
  • Perut bagian atas atau punggung terasa nyeri
  • Keringat dingin
  • Mengalami mual
  • Muntah

Penyakit jantung yang tidak diobati dapat menimbulkan serangan, dan mengancam nyawa seseorang.

Hal tersebut dikarenakan aliran darah yang membawa oksigen menuju jantung terhambat, sehingga otot pada jantung mengalami kekurangan oksigen dan mengakibatkan kematian sel.

Kondisi ini tentu berbahaya karena dapat memicu kematian mendadak. Berikut adalah gejala serangan jantung pada wanita:

  • Ketidaknyamanan pada dada selama 5 hingga 10 menit
  • Rasa nyeri menjalar dari dada menuju leher, rahang, bahu, punggung atas dan perut
  • Nyeri pada satu atau kedua lengan
  • Dapat disertai mual atau muntah
  • Sakit kepala ringan atau pusing
  • Berkeringat
  • Mengalami gangguan tidur karena rasa nyeri pada dada
  • Tubuh terasa mudah lelah atau lemah meskipun tidak banyak beraktivitas
  • Mengalami palpitasi atau perasaan berdebar-debar di dada
  • Dada terasa sesak atau merasa seperti tertindih saat melakukan aktivitas
  • Terjadi pembengkakan pada kaki dan pergelangannya

Pada pria, angina cenderung diperburuk dengan aktivitas fisik dan dapat hilang ketika beristirahat. Sedangkan bagi wanita, gejala-gejala penyakit jantung lebih sering muncul saat istirahat atau ketika tidur.

Pada wanita yang memiliki coronary microvascular disease, angina seringkali dirasakan saat sedang melakukan aktivitas harian rutin seperti berbelanja, masak, dan sebagainya.

Angina mikrovaskular dapat berlangsung lebih lama dan lebih nyeri dibandingkan dengan jenis angina lainnya.

Faktor risiko penyakit jantung pada wanita

Faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas memengaruhi baik wanita maupun pria.

Namun, faktor lain dapat berperan lebih besar dalam perkembangan penyakit jantung pada wanita.

Berikut adalah faktor risiko penyakit jantung bagi wanita yakni:

Diagnosis penyakit jantung pada wanita

Diagnosis penyakit jantung dapat dilakukan dengan tes pada usia sekitar 20 tahun.

Pemeriksaan pada usia muda dilakukan karena adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi junk food, dan kebiasaan minum alkohol.

Pola hidup ini mengakibatkan penyakit jantung mulai bergeser pada kaum muda.

Namun, jika kamu memiliki obesitas, tingkat aktivitas fisik yang rendah, atau riwayat keluarga dengan masalah jantung maka, pemeriksaan dapat dilakukan sebelum usia 20 tahun atau bahkan saat anak-anak.

Beberapa identifikasi yang mungkin dokter lakukan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki penyakit jantung adalah:

  • Menanyakan keluhan yang kamu rasakan
  • Menilai faktor risiko dan mengevaluasi risiko terkena penyakit jantung
  • Mengukur tekanan darah
  • Menghitung indeks massa tubuh dan lingkar pinggang untuk melihat berat badan ideal
  • Melakukan tes darah untuk melihat tingkat kolesterol, darah tinggi, trigliserida darah tinggi, maupun diabetes
  • Memeriksa irama jantung menggunakan electrocardiograph (EKG)
  • Melakukan stress test untuk memeriksa fungsi jantung
  • Pemeriksaan pencitraan pembuluh darah di jantung atau arteri koroner dengan magnetic resonance imaging (MRI) jantung

Sebelum melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel darah, ada baiknya jika kamu bertanya pada dokter terkait hal-hal yang harus kamu persiapkan sebelum melakukan diagnosis seperti berpuasa tidak makan atau minum sebelum melakukan tes.

Penanganan penyakit jantung pada wanita

Penangan penyakit jantung pada wanita berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan penyakit, gejala, dan kondisi kesehatan lain.

Dokter mungkin akan menyarankan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, memberikan obat-obatan, atau bahkan operasi.

Apabila kamu berada di situasi mendesak yang memaksamu untuk melakukan pertolongan pertama maka, hal yang bisa kamu lakukan adalah:

  • Minta penderita untuk duduk, istirahat, dan tetap tenang
  • Mengendurkan pakaian yang ketat
  • Tidak meninggalkan penderita sendirian kecuali untuk meminta bantuan
  • Tidak membiarkan penderita menolak untuk mendapatkan penanganan darurat
  • Tidak menunggu untuk melihat apakah gejalanya hilang
  • Tidak memberikan obat apapun melalui mulut kecuali obat jantung yang telah diresepkan
  • Jika penderita ditemukan tidak sadar dan responsif, hubungi nomor panggilan darurat terdekat, kemudian mulai lakukan kompresi pada dada sesuai dengan panduan

Selama melakukan pertolongan pertama, mintalah orang lain untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.

Pencegahan penyakit jantung pada wanita

Cara utama untuk mencegah risiko penyakit jantung adalah menjalani gaya hidup yang sehat. Kamu dapat mulai dengan beberapa hal berikut ini:

  • Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
  • Rutin berolahraga. Olahraga ringan seperti jalan, berenang, atau bersepeda setidaknya 3-4 kali dalam seminggu selama setidaknya 30 menit.
  • Tidur yang cukup, dengan durasi 7 hingga 9 jam setiap hari untuk orang dewasa.
  • Mempertahankan berat badan ideal. Konsultasi dengan profesional kesehatan tentang berat badan yang ideal
  • Makan makanan yang sehat. Hindari lemak jenuh, lemak trans, gula tambahan, serta garam dalam jumlah tinggi. Perbanyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran, susu rendah lemak, serta daging tanpa lemak.
  • Menghindari stress berlebih
  • Membatasi alkohol
  • Patuh dengan perawatan yang dijalani. Ikuti saran dokter mulai dari pola makan gaya hidup dan obat-obatan yang perlu dikonsumsi
  • Menjaga kondisi kesehatan lainnya. Lakukan kontrol tekanan darah, tingkat kolesterol, dan diabetes secara berkala untuk menurunkan risiko penyakit jantung.
Share artikel ini
Reference