anoreksia adalah gangguan makan

Kamu pasti pernah mendengar anoreksia sebelumnya, bukan? Anoreksia adalah kondisi kesehatan mental yang membuat penderitanya mengalami gangguan makan. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan segera, maka penderitanya dapat terkena berbagai macam penyakit.

Anoreksia adalah gangguan makan yang tidak boleh diremehkan dan salah satu cirinya adalah takut berat badan naik. Yuk, cari tahu apa saja gejala penyakit ini, penyebabnya, dan juga pengobatannya!

Anoreksia adalah gangguan makan

Anoreksia adalah gangguan makan yang membuat penderitanya membatasi jumlah kalori dan jenis makanan yang dikonsumsi. Dikenal juga dengan anoreksia nervosa, kondisi ini menyebabkan penderitanya kehilangan berat badan atau tidak dapat mempertahankan berat badan sesuai dengan tinggi, usia, dan kesehatan fisik mereka.

Seseorang yang menderita kondisi mental ini juga membuang makanan yang mereka makan dengan memuntahkan secara sengaja, berolahraga secara berlebihan, dan menyalahgunakan obat pencahar. Mengapa bisa demikian? Karena penderita gangguan ini takut berat badan naik.

Anoreksia adalah kondisi serius yang membutuhkan terapi atau pengobatan. Penurunan berat badan yang ekstrem pada penderitanya dapat menyebabkan kekurangan gizi, masalah kesehatan yang berbahaya, hingga kematian. 

Eating Disorder Adalah: Pengertian, Gejala, Dan Cara Mengatasinya

Apa saja gejala anoreksia?

anoreksia adalah gangguan makan yang termasuk gangguan mental

Gejalanya tidak dapat kamu lihat dari tampilan luar atau fisik karena gangguan ini juga melibatkan komponen mental dan perilakunya. Seseorang yang terlalu kurus belum tentu menderita anoreksia dan seseorang yang bertubuh lebih besar juga dapat menderita gangguan makan ini.

Ada beberapa tanda dan gejala emosional, perilaku dan fisik dari anoreksia. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala anoreksia di bawah ini, sangat penting untuk mencari pertolongan segera.

Gejala emosional dan mental anoreksia:

  1. Memiliki rasa takut yang intens terhadap kenaikan berat badan
  2. Tidak dapat menilai berat dan bentuk tubuh secara realistis
  3. Memiliki minat obsesif pada makanan, kalori, dan diet
  4. Merasa memiliki kelebihan berat badan atau “gemuk”, padahal underweight
  5. Takut pada makanan atau jenis makanan tertentu
  6. Menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
  7. Merasakan keinginan yang kuat untuk memegang kendali
  8. Merasa mudah tersinggung dan atau depresi
  9. Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri

Gejala perilaku anoreksia:

  1. Perubahan kebiasaan atau rutinitas makan, seperti menyantap makanan dengan urutan tertentu atau menata ulang makanan di atas piring
  2. Perubahan preferensi makanan secara tiba-tiba, seperti menghilangkan jenis makanan atau kelompok makanan tertentu
  3. Sering berkomentar tentang perasaan “gemuk” atau kelebihan berat badan meskipun berat badan turun
  4. Sering muntah dengan sengaja dan atau menyalahgunakan obat pencahar
  5. Selalu pergi ke kamar mandi tepat setelah makan (muntah disengaja)
  6. Menggunakan obat diet atau penekan nafsu makan
  7. Berolahraga secara berlebihan (ekstrim)
  8. Melanjutkan diet bahkan ketika berat badannya rendah untuk jenis kelamin, tinggi dan perawakannya
  9. Membuat makanan untuk orang lain tetapi tidak untuk diri sendiri
  10. Mengenakan pakaian longgar dan atau memakai baju berlapis untuk menyembunyikan berat badan yang turun
  11. Menarik diri dari teman dan acara sosial

Gejala anoreksia dilihat dari fisiknya:

  • Berat badan rendah, tetapi tidak selalu
  • Penurunan berat badan yang signifikan selama beberapa minggu atau bulan
  • Tidak mempertahankan berat badan yang sesuai berdasarkan tinggi badan, usia, jenis kelamin, perawakan, dan kesehatan fisiknya
  • Perubahan kurva pertumbuhan atau indeks massa tubuh (BMI) yang tidak dapat dijelaskan, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan

Gejala fisik anoreksia yang merupakan efek samping dari kelaparan dan malnutrisi antara lain:

  • Sering pusing dan merasa lelah
  • Detak jantung lambat atau detak jantung tidak teratur
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Memiliki konsentrasi dan fokus yang buruk
  • Merasa dingin sepanjang waktu
  • Periode menstruasi yang tidak teratur
  • Sesak napas
  • Kembung dan sakit perut
  • Kelemahan otot dan hilangnya massa otot
  • Kulit kering, kuku rapuh dan atau rambut menipis
  • Penyembuhan luka yang lambat dan sering sakit
  • Kebiruan atau ungu pada tangan dan kaki

10 Cara Mencintai Diri Sendiri: Sadari, dan Mulai Lakukan Perlahan!

Penyebab anoreksia

Anoreksia adalah kondisi yang rumit, sama halnya dengan jenis gangguan makan lainnya. Penyebabnya pun menjadi agak sulit untuk diketahui, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik tertentu, sifat psikologis dan faktor lingkungan bisa menjadi penyebabnya.

Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab anoreksia, yaitu:

  • Genetik
  • Trauma
  • Lingkungan dan budaya di sekitarnya
  • Tekanan teman sebaya (anak-anak dan remaja)
  • Kesehatan mental yang terganggu

Bulimia Adalah Gangguan Makan Yang Buat Tidak Sehat, Ini Faktanya

Seperti apa pengobatannya?

Anoreksia adalah gangguan makan yang dapat menyebabkan kematian, lalu bagaimana cara mengobatinya? Tantangan terbesar dalam mengobati anoreksia adalah membantu penderitanya untuk mengenali dan menerima bahwa mereka mengidap gangguan tersebut karena biasanya mereka menyangkal.

Pilihan pengobatan anoreksia akan bervariasi tergantung pada kebutuhan masing-masing penderitanya. Seseorang dapat menerima terapi atau pengobatan berupa rawat jalan atau rawat inap tergantung pada kondisi kesehatan medis dan mentalnya saat ini.

Terapi atau pengobatan anoreksia paling sering melibatkan kombinasi berikut:

  • Psikoterapi
  • Pengobatan
  • Konseling gizi
  • Terapi kelompok dan atau keluarga
  • Rawat inap

Lalu, bagaimana cara mencegah anoreksia? Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah gangguan ini. Jika kamu memperhatikan bahwa seorang anggota keluarga atau teman memiliki gejala anoreksia, pertimbangkan untuk segera mengajaknya ke psikiater dan psikolog ya, Yoonies!


Penulis: Tara Anugerah

Share artikel ini
Reference