gejala adhd dewasa

Selama ini banyak orang yang mengenal Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sebagai kondisi yang umumnya terjadi pada anak-anak. Namun, pada kenyataannya, gangguan ini ternyata juga bisa menimpa orang dewasa.

Meski sebagian besar kasus ADHD terdiagnosis saat anak berusia di bawah 12 tahun, tetapi terkadang gejala ADHD tidak dikenali ketika seseorang masih kecil dan mereka didiagnosis setelah dewasa.

Faktanya, berbagai gejala ADHD dapat menghambat kehidupannya, mulai dari hubungan dengan sekitarnya hingga kariernya. Untuk itu, yuk kenali gejala ADHD dewasa, kelebihan orang-orang dengan kondisi tersebut, dan pengobatannya!

Apa itu ADHD pada orang dewasa?

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan neurologis yang dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Dari pengertian tersebut, ADHD dewasa adalah ADHD yang terjadi pada saat dewasa atau terjadi pada orang dewasa.

Orang yang didiagnosis dengan ADHD biasanya mengalami gejala berupa sulit fokus terhadap sesuatu hiperaktif (gerakan berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi) dan impulsif (tindakan tergesa-gesa yang terjadi pada saat tanpa berpikir.

Lalu, apa kelebihan orang-orang ADHD?

ADHD merupakan gangguan kronis dan dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk prestasi akademik dan profesional, hingga hubungan interpersonal. Bahkan, ADHD dapat menyebabkan kurangnya penghargaan diri jika tidak ditangani dengan tepat.

Kendati demikian, ada banyak kelebihan dan manfaat yang juga menyertai kondisi tersebut. Jadi, jika kamu diagnosis ADHD pada saat dewasa, kamu tidak boleh berkecil hati karena beberapa kelebihan ini bisa didapatkan jika kamu memiliki kondisi ini.

Namun, tidak semua orang dengan ADHD memiliki sifat kepribadian yang sama. Pasalnya, ada beberapa kekuatan yang dapat membuat kondisi tersebut menjadi kelebihan, bukan kelemahan, seperti:

1. Kreatif

Orang dengan ADHD sering kali sangat kreatif, terutama ketika diberikan tugas yang berorientasi pada tujuan. Biasanya, mereka yang hidup dengan ADHD sering memikirkan solusi yang tidak biasa karena perspektif mereka yang berbeda.

2. Spontan dan berani

Banyak orang menikmati momen petualangan dan menganggap ini membuat hidup tetap menarik. Faktanya, individu dengan ADHD justru unggul dalam bidang ini.

Penelitian mengungkapkan bahwa spontanitas sering kali dapat membuat orang dengan ADHD mencari sensasi dan petualangan dengan tambahan keberanian yang mereka peroleh dari spontanitas tersebut.

3. Energik

Beberapa individu dengan ADHD sering kali memiliki energi yang seperti tak ada habisnya. Pasalnya, hiperaktif menjadi salah satu ciri yang menonjol pada seseorang dengan ADHD.

Meski banyak anggapan negatif mengenai hiperaktivitas atau sifat hiperaktif pada orang-orang ADHD, namun nyatanya sifat ini yang membuat mereka tampak energik sehingga dapat mereka salurkan untuk kesuksesan mereka, baik di sekolah atau di tempat kerja.

Apakah Tantrum bisa Terjadi pada Orang Dewasa? Begini Penjelasannya!

Gejala ADHD dewasa

gejala adhd dewasa dan pengobatannya

Gejala ADHD dewasa umumnya terlihat sangat mirip dengan gejala ADHD yang terjadi pada masa kanak-kanak. Namun, ada sedikit perbedaan gejala karena biasanya kehidupan atau aktivitas anak-anak dan orang dewasa pun berbeda.

Gejala umum ADHD dapat dikategorikan menjadi 2 jenis masalah perilaku:

  • Inattentiveness (sulit fokus dan memusatkan perhatian)
  • Hiperaktif dan impulsif

Tidak hanya mengalami salah satu jenis gejala, beberapa orang ADHD bahkan mengalami kedua gejala tersebut. 

Karena ADHD adalah gangguan perkembangan, diyakini tidak dapat berkembang pada orang dewasa tanpa muncul pertama kali selama masa kanak-kanak. Namun, gejala ADHD pada anak-anak dan remaja sering kali berlanjut hingga dewasa.

Sebagai contoh, gejala hiperaktivitas cenderung menurun pada orang dewasa, sedangkan ketidakpedulian termasuk ciri ADHD yang cenderung tetap karena tekanan kehidupan orang dewasa meningkat.

Meski sulit mengenali gejala ADHD dewasa, para pakar menyebutkan beberapa gejala ADHD yang bisa muncul pada orang dewasa, seperti:

  1. Kecerobohan dan kurangnya perhatian terhadap detail
  2. Terus memulai tugas baru sebelum menyelesaikan tugas sebelumnya
  3. Keterampilan berorganisasi yang buruk
  4. Ketidakmampuan untuk fokus atau memprioritaskan suatu hal
  5. Kerap kehilangan, salah menempatkan atau melupakan sesuatu
  6. Sulit mendengarkan atau memperhatikan ketika orang lain berbicara 
  7. Perubahan suasana hati seperti mudah marah 
  8. Tidak mampu kelola stres
  9. Tidak sabaran
  10. Sering melakukan aktivitas tanpa memperhatikan keselamatan pribadi atau keselamatan orang lain
  11. Pelupa atau linglung dalam rutinitas harian
  12. Sering gelisah

Ini 10 Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Pengobatan ADHD pada orang dewasa

Gejala ADHD pada orang dewasa dapat diobati dengan obat-obatan, psikoterapi atau dengan pengobatan kombinasi. Selain itu, strategi manajemen perilaku serta dukungan dari anggota keluarga terdekat juga membantu mengatasi gangguan perkembangan saraf ini.

Ada 5 jenis obat berlisensi untuk pengobatan ADHD, di antaranya:

  • Metilfenidat
  • Lisdexamfetamine
  • Dexamfetamine
  • Atomoxetine
  • Guanfacine

Namun, obat-obatan ini bukan obat yang terus-menerus diminum orang-orang dengan ADHD. Namun, dapat membantu seseorang dengan kondisi tersebut untuk berkonsentrasi lebih baik, tidak terlalu impulsif, merasa lebih tenang, belajar dan melatih keterampilan baru.

Selain obat-obatan, gejala ADHD dewasa juga dapat diatasi dengan psikoterapi. Jenis psikoterapi umum untuk ADHD meliputi terapi perilaku kognitif serta konseling perkawinan dan terapi keluarga.

Tes Kesehatan Mental: Tujuan, Manfaat, dan Indikatornya

ADHD bukanlah kondisi berbahaya yang bisa terjadi dengan sendirinya. Namun, jika gejala ADHD dewasa tidak diobati dan gejalanya lebih parah, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat berdampak negatif pada hidupmu. 

Meski ADHD tidak dapat dihilangkan total, namun penelitian menunjukkan bahwa keparahan gejala cenderung menurun pada orang dewasa seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 60 tahun.


Penulis: Silvia Wardatul

Share artikel ini
Reference