long covid

Fenomena long covid rupanya telah dialami oleh sekitar 66,5 persen masyarakat Indonesia. Sesuai dengan namanya, fenomena ini adalah bentuk dari gejala covid-19 yang panjang dan tidak kunjung sembuh.

Kejadian ini muncul pada bulan April 2020, tak lama setelah pandemi muncul. Berbagai laporan dari pasien mulai bermunculan bahwa orang yang sebelumnya sehat, mengalami gejala covid yang menetap dan belum sepenuhnya pulih dari infeksi SARS-CoV-2. Para pasien ini mulai menyebut diri mereka sebagai “Long Haulers,” dan mereka menciptakan istilah “Long COVID.”

Long covid adalah?

benarkah ivermectin mampu mengobati infeksi covid-19

Long covid atau post covid adalah berbagai masalah kesehatan baru, kambuh, atau yang sedang berlangsung, dialami orang yang sebelumnya terinfeksi covid-19. Sebagian besar orang dengan kondisi long covid mengalami gejala beberapa hari setelah pertama kali mengetahui bahwa mereka tereinfeksi, tetapi beberapa orang juga tidak sadar kapan mereka terinfeksi.

Tidak ada tes yang dapat menentukan apakah suatu gejala disebabkan oleh covid-19. Kondisi long covid bukanlah satu penyakit. Dokter mungkin akan mempertimbangkan diagnosis kondisi ini berdasarkan riwayat kesehatan, termasuk jika kamu memiliki diagnosis covid-19 baik dengan tes positif atau dengan gejala, serta melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

Obat Batuk COVID: Jenis dan Efek Sampingnya

Gejala long covid

Cara mengobati anosmia

Setiap orang mungkin mengalami gejala long covid yang berbeda-beda dalam jangka waktu yang berbeda juga. Kadang gejala-gejala tersebut bahkan dapat hilang sendiri atau kembali lagi secara tiba-tiba. Berikut adalah gejala yang mungkin kamu alami.

  • Demam
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Batuk
  • Nyeri dada
  • Jantung berdetak cepat atau berdebar-debar (juga dikenal sebagai jantung berdebar-debar)
  • Gejala neurologis
  • Kesulitan berpikir atau berkonsentrasi (kadang-kadang disebut sebagai “kabut otak”)
  • Sakit kepala
  • Masalah tidur
  • Pusing ketika berdiri 
  • Perasaan seperti ditusuk-tusuk jarum
  • Perubahan membau atau merasa
  • Depresi atau kecemasan
  • Diare
  • Sakit perut
  • Gejala lainnya
  • Nyeri sendi atau otot
  • Ruam
  • Perubahan siklus menstruasi

Jaringan tubuh yang terkena dampak long covid

Long Covid dapat bermanifestasi dalam berbagai cara tergantung pada orangnya, menyebabkan berbagai macam dampak yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, diantaranya:

  • Sistem kekebalan tubuh

Long Covid dapat terus mengganggu sistem kekebalan tubuh pasien lama setelah infeksi awal. Menurut para peneliti, virus corona menyebar secara luas selama infeksi awal, dan materi genetik virus dapat tetap berada di jaringan, seperti usus, kelenjar getah bening, dan limpa, selama berbulan-bulan.

  • Sistem peredaran darah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak pasien covid mungkin mengalami kerusakan pada sistem peredaran darah mereka. Kerusakan ini mengganggu aliran oksigen ke otot dan jaringan lain, yang kemudian membatasi kapasitas aerobik dan menyebabkan kelelahan parah.

  • Otak

Orang dengan infeksi covid-19 ringan pun dapat mengalami gangguan kognitif jangka panjang, seperti berkurangnya perhatian, daya ingat, dan kemampuan menemukan kata. Meskipun tidak jelas bagaimana virus corona secara langsung masuk ke otak, beberapa ahli mengatakan bahwa bahkan infeksi ringan pun tampaknya dapat menyebabkan peradangan otak yang signifikan. 

  • Paru-paru

Sebuah tim peneliti Inggris baru-baru ini menemukan bukti awal kerusakan paru-paru pada sekelompok kecil pasien long covid. Dengan menggunakan pemindaian MRI khusus, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien Covid lama mengambil oksigen secara kurang efisien dibandingkan dengan orang sehat, bahkan jika struktur paru-paru mereka terlihat normal.

Varian Covid XBB Terdeteksi di Indonesia! Ini Ciri dan Gejalanya!

Efek long covid

Beberapa orang, terutama mereka yang mengalami covid-19 parah, beresiko mengalami efek multi organ atau kondisi autoimun dengan gejala yang berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun setelah sakit covid-19. 

Efek multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, kulit, dan otak. Sebagai akibat dari efek ini, orang yang pernah menderita covid-19 lebih beresiko terjangkit masalah baru seperti diabetes, kondisi jantung, pembekuan darah, atau kondisi neurologis dibandingkan dengan orang yang belum pernah menderita COVID-19.

Beberapa orang yang sebelumnya di opname karena penyakit parah, beresiko mengalami masalah sindrom perawatan pasca-intensif (PICS). Efek PICS dapat mencakup kelemahan otot, masalah dengan pemikiran dan penilaian, dan gejala-gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD), reaksi jangka panjang terhadap peristiwa yang sangat menegangkan.

Meskipun PICS tidak spesifik untuk infeksi SARS-CoV-2, PICS dapat terjadi dan berkontribusi pada pengalaman seseorang terhadap kondisi pasca-COVID. Bagi orang yang mengalami PICS setelah didiagnosis COVID-19, sulit untuk menentukan apakah masalah kesehatan ini disebabkan oleh penyakit parah, virus itu sendiri, atau kombinasi keduanya.

_______

Penulis: Afifa

Share artikel ini
Reference