diabetes melitus tipe 2

Ada beberapa jenis diabetes, salah satunya diabetes melitus tipe 2. Diabetes tipe ini adalah kondisi jangka panjang di mana tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, hormon yang membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi. 

Jika kadar gula darah yang tinggi dibiarkan tanpa adanya pengelolaan yang baik, penderita diabetes memiliki risiko mengalami berbagai komplikasi medis yang dapat mempengaruhi sistem saraf, mata, jantung, pembuluh darah, dan organ lainnya.

Untuk memahami lebih jelas tentang bahaya diabetes melitus tipe 2 dan apakah bisa sembuh atau tidak, yuk simak penjelasan selengkapnya di artikel ini!

Perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2

Perbedaan antara diabetes tipe 1 dan tipe 2 berdasarkan pada usia penderita. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja, sedangkan diabetes tipe 2 terjadi pada orang dewasa. 

Ada sedikit perbedaan antara penyebab diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena pankreas memecah sel-sel untuk membuat hormon insulin sehingga insulin tidak dapat diproduksi sendiri, sedangkan tipe 2 terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat memenuhi kebutuhan insulin tubuh sehingga insulin tidak dapat diproduksi sendiri dan membutuhkan asupan dari luar, seperti suntikan insulin

Selain itu, diabetes tipe 1 biasanya disebabkan oleh faktor autoimun dan tidak banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup, genetik, usia, dan berat badan.

Gejala diabetes melitus tipe 2

Diabetes tipe 2 sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awalnya sehingga banyak penderita yang tidak menyadari jika mengalami kondisi ini. Berikut gejala diabetes melitus tipe 2:

  1. Terus merasa haus dan sering lapar
  2. Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari
  3. Lebih mudah lelah
  4. Penurunan berat badan secara drastis
  5. Nyeri atau mati rasa pada kaki dan tangan.
  6. Penglihatan kabur
  7. Luka sulit sembuh
  8. Sariawan 
  9. Mudah terserang infeksi
  10. Gatal di sekitar alat kelamin
  11. Sering kesemutan

15 Makanan yang Aman dan Sehat untuk Penderita Diabetes

Apakah diabetes melitus tipe 2 bahaya dan bisa sembuh total?

diabetes melitus tipe 2 bahaya dan apakah bisa sembuh total

Setelah mengetahui tanda-tanda di atas, sebaiknya kamu memeriksakan kadar gula darah di laboratorium atau layanan kesehatan terdekat. Lalu, apakah diabetes melitus tipe 2 berbahaya?

Jika memiliki kondisi ini, kamu harus memperhatikan gaya hidup menjadi lebih sehat. Dengan gaya hidup yang lebih sehat dan menjalani pola makan yang dianjurkan oleh dokter, kadar gula darah akan terkendali.

Diabetes melitus tipe 2 bisa berbahaya jika kadar gula darahmu tidak terkendali. Saat kondisi tersebut dibiarkan terus-menerus, maka akan menyebabkan komplikasi, seperti gangguan kulit, kerusakan ginjal, saraf, hingga mata.

Pertanyaan selanjutnya, apakah diabetes tipe 2 bisa sembuh total? Jika setelah dilakukan pengecekan, kadar gula darah sangat tinggi, dokter akan memberikan obat untuk membantu mengendalikan kadar gula darah.

Namun, selain mengonsumsi obat, dokter juga akan menyarankan gaya hidup dan pola makan hidup sehat serta menjaga berat badan ideal. Dengan menerapkan hal tersebut, orang-orang yang memiliki kondisi diabetes tipe ini akan memiliki kualitas hidup yang baik dan lama.

Adakah Gula Diabetes Yang Aman? Yuk Kenali Jenisnya

Pengobatan diabetes melitus tipe 2

Bagaimana cara mengendalikan kadar gula darah dan apa saja terapi pengobatan untuk penderita diabetes melitus tipe 2? Berikut di antaranya:

1. Diet rendah kalori

Beberapa ilmuwan di Inggris mengamati dampak diet rendah kalori pada orang yang mengalami kelebihan berat badan dan menderita diabetes. Pada penelitian yang melibatkan orang-orang diet dengan asupan kalori 625-850 perhari selama 2-5 bulan, ditemukan hampir separuh peserta berhasil mengurangi gejala diabetes mereka dan menjaga kadar gula darah normal selama setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun.

Namun, jenis diet pada penelitian tersebut sangat ekstrem dan diet tersebut masih diawasi oleh profesional. Jika dilakukan sendiri, mungkin akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Nah, jika kamu ingin menjalani diet rendah kalori, konsultasi dengan dokter terlebih dahulu dan hindari diet yang terlalu ekstrem. 

2. Olahraga

Berolahraga atau melakukan berbagai latihan fisik merupakan jawaban untuk berbagai penyakit. Namun, olahraga sebaiknya tetap dikombinasikan dengan diet yang sehat. Pada studi orang-orang yang menerapkan 10.000 langkah sehari atau melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 2,5 jam dalam seminggu dan dibarengi mengurangi 500-750 kalori sehari, ditemukan bahwa kadar gula darah mendekati normal tanpa obat. 

Berdasarkan penelitian tersebut, yang penting untuk diingat adalah kita harus berusaha mengurangi berat badan atau menjaga berat badan ideal tidak hanya dengan olahraga atau mengubah pola makan, tetapi juga mengkombinasikan keduanya.

3. Bedah bariatrik

Jenis operasi ini membantu penderita diabetes menurunkan berat badan dengan memotong sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitas lambung. Selain menurunkan berat badan, operasi ini juga mengurangi gejala diabetes karena dapat memengaruhi hormon pada saluran pencernaan untuk mengendalikan kadar glukosa darah.

Namun, karena bedah bariatrik termasuk operasi besar, operasi tersebut umumnya disarankan bagi penderita diabetes dan obesitas dengan berat badan yang mencapai angka tertentu. Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter jika ingin menjalani prosedur ini.

4. Puasa

Puasa dapat menjadi cara yang efektif untuk menurunkan berat badan karena cara melakukannya cukup mudah. Namun, metode ini bukanlah pengobatan umum untuk diabetes tipe 2.

Studi menemukan puasa terapeutik (berpuasa tanpa makanan dan minuman berkalori selama periode waktu tertentu) dapat mengurangi gejala diabetes tipe 2. Namun, jika ingin mencoba puasa, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Waspada Penyakit Akibat Telat Makan! Risiko Diabetes Mengintai

Itulah beberapa informasi yang wajib kamu ketahui tentang gejala diabetes melitus tipe 2 serta cara mengurangi gejalanya. Yang terpenting, tetap jaga kesehatan ya, Yoonies!


Penulis: Hutri Cika Agustina Berutu

Share artikel ini
Reference