gaslighting adalah

Tren kencan semakin berkembang dan memunculkan banyak istilah baru. Salah satunya adalah gaslighting. Gaslighting adalah tren kencan manipulatif yang membuat hubungan asmara semakin toxic. Wah, kamu harus mengetahui apa saja ciri-ciri gaslighting untuk menghindarinya, loh.

Berikut ini ulasan dari Yoona.

Apa itu gaslighting?

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis untuk menciptakan keraguan diri. Gaslighting membuat seseorang tampak atau merasa tidak stabil, tidak rasional dan tidak kredibel, membuat mereka merasa seperti apa yang mereka lihat atau alami tidak nyata, bahwa mereka mengada-ada, bahwa tidak ada orang lain yang akan mempercayainya.

Gaslighting melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan orang yang mereka gaslighting. Pelaku sering mengeksploitasi stereotip atau kerentanan yang terkait dengan gender, seksualitas, ras, kebangsaan dan/atau kelas.

Fitur paling khas dari gaslighting adalah bahwa tidak cukup bagi gaslighter hanya untuk mengendalikan korbannya atau membuat segalanya berjalan sesuai keinginannya. Sangat penting baginya agar korban sendiri benar-benar setuju dengannya.

Ciri-ciri dan contoh gaslighting

Ciri-ciri gaslighting

Berikut adalah enam contoh situasi umum untuk membantu kamu mengenali dan mengatasi bentuk pelecehan emosional yang sangat nyata ini.

  1. “Itu tidak pernah terjadi.”

Gaslighting sering menyebabkan korban meragukan diri mereka sendiri. Seseorang akan melakukan atau mengatakan sesuatu yang kasar dan kemudian menyangkal bahwa itu pernah terjadi. Korban mulai mempertanyakan naluri [mereka] dan semakin bergantung pada ‘realitas’ yang diciptakan dan dimanipulasi oleh pelaku. Ini juga meningkatkan rasa ketergantungan pada pelaku.

  1. “Kamu terlalu sensitif.”

Ini adalah ungkapan yang digunakan oleh gaslighter untuk meminimalkan dan menghilangkan perasaan korban. Jika korban mencoba mengungkapkan rasa sakit atau kekecewaan, gaslighter mungkin memberi tahu mereka bahwa mereka hanya membesar-besarkan hal kecil.

Ia membuatmu merasa bodoh bahkan karena mencoba membela diri sendiri. Begitu pasangan yang kasar menghancurkan kemampuan korban untuk memercayai persepsi mereka sendiri, korban lebih mungkin untuk bertahan dengan perilaku kasar dan tetap berada dalam hubungan tersebut.

  1. “Kamu memiliki ingatan yang buruk.”

Ini adalah ungkapan umum lain yang digunakan gaslighter untuk membuat korban meragukan diri mereka sendiri. Tentu saja, setiap orang mengalami kesulitan mengingat detail tertentu, tetapi gaslighter akan membuat korbannya meragukan ingatan mereka secara keseluruhan, yang mencakup banyak situasi.

Ketika korban tidak lagi mempercayai penilaian mereka, saat itulah pelaku memegang kendali penuh.

  1. “Kamu gila — dan orang lain juga berpikir begitu.”

Selain membuat korban merasa ragu, gaslighter bahkan membuat korbannya mempertanyakan kewarasan mereka sendiri. Gaslighter mungkin juga mencoba meyakinkan keluarga dan teman korban bahwa mereka tidak stabil secara mental sehingga mereka dapat lebih jauh mendiskreditkan klaim yang dibuat oleh korban.

Ini mengurangi kemungkinan bahwa cerita korban akan dipercaya dan memutuskan mereka dari sumber yang memungkinkan mereka meninggalkan hubungan yang tidak sehat. Hal ini sangat umum dalam hubungan romantis pria-wanita dimata pria sebagai gaslighter.

Menurut sebuah makalah 2019, ini mungkin terjadi karena cara masyarakat terkadang menggambarkan wanita sebagai lebih irasional dan kurang mengendalikan emosi mereka daripada pria.

  1. “Maaf aku membuatmu berpikir bahwa aku menyakitimu.”

Meskipun pernyataan ini mungkin tampak seperti permintaan maaf, sebenarnya tidak. Sebaliknya, ini adalah cara bagi pelaku untuk mengalihkan tanggung jawab dan menyalahkan korban. Permintaan maaf semacam ini membuat korban mempertanyakan penilaian mereka sendiri dan bertanya-tanya apakah mereka benar-benar bereaksi berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan korban mengandalkan interpretasi pelaku tentang peristiwa.

  1. “Kamu seharusnya tahu bagaimana aku akan bereaksi.”

Ini adalah cara lain gaslighter mengalihkan tanggung jawab kepada korban. Hal ini dapat membuat korban merasa bersalah atau terluka tentang situasi di mana mereka benar-benar tidak melakukan kesalahan. Gaslighting melibatkan memutar balikkan fakta sehingga mereka dapat menghindari kesalahan pribadi atas perilaku mereka, dengan memberi tahu korban bahwa mereka seharusnya tahu lebih baik.

Cara menangani gaslighting dalam hubungan

Namun, terlepas dari kesadaran dan pemahaman tentang istilah tersebut, mungkin masih sulit bagi banyak orang untuk menavigasi interaksi ketika mereka berada di pihak korban. Jadi, mari kita bicara tentang bagaimana menghadapi gaslighter dan berdiri teguh dalam kebenaran:

Kamu mungkin mengalami berbagai emosi mulai dari kebingungan dan kemarahan hingga frustasi dan mendapati diri berada dalam lingkaran argumentatif baik secara lantang maupun dalam pikiran.

Keadaan seperti itu melelahkan dan dapat memengaruhi kepercayaan dirimu. Setelah kamu dapat secara efektif mengenali kapan gaslighting terjadi pada saat itu, maka kamu dapat mulai memutus siklusnya.

1. Berdiri teguh dalam kebenaran

Tujuan dari gaslighting adalah untuk membuat orang yang menerima meragukan persepsi mereka. Untuk orang yang melakukan gaslighting, tujuannya mungkin untuk menghindari tanggung jawab sambil perlahan-lahan menyebabkan kamu ketergantungan emosional pada mereka. Ini menciptakan kebingungan internal yang luar biasa, yang kemudian mengurangi kemampuanmu untuk memercayai diri sendiri dan ingatan sendiri.

Untuk memerangi ini, berdirilah teguh dalam kebenaran. Dengan kata lain percayalah pada diri sendiri, perasaan, dan apa yang kamu anggap benar.

2. Tuliskan apa yang kamu alami

Untuk membantu mendasarkan diri pada kebenaran sendiri, akan sangat membantu jika kamu menuliskan hal-hal yang sedang terjadi. Jurnal tentang pengalaman, dan biasakan meninjau tulisan tersebut. Catat apa yang terjadi. Ini akan membantumu merasa yakin tentang apa yang kamu tahu benar.

3. Fokus pada pembicaraan

Seseorang yang melakukan gaslighting akan berbohong secara terang-terangan, mengubah narasi percakapan, dan akan meminimalkan perasaanmu. Memasuki percakapan dengan mengetahui tujuan kamu berbicara akan membantumu tetap terpusat pada fakta yang kamu alami.

4. Bersedia untuk meninggalkan percakapan

Orang yang melakukan gaslighting juga dapat menggunakan taktik seperti membalikkan fakta dan meminimalkannya. Dalam hal ini, penting untuk melatih kepercayaan diri dan mengenali saat percakapan terasa salah dan tidak adil. Leluasakan dirimu untuk meninggalkan percakapan ketika kamu mulai mengenali tanda-tanda realitas ditolak dan diminimalkan.

Ingat! Tujuan dari orang yang melakukan gaslighting adalah membuat kamu meragukan persepsimu, jadi menjauhlah sebelum gaslighting menjadi parah adalah cara untuk mempertahankan persepsimu tentang suatu peristiwa.

5. Jangan khawatir untuk “mengakali” gaslighter

Cara terbaik untuk mengakali gaslighter adalah dengan melepaskan diri. Kamu dapat ikut dalam diskusi dengan segunung bukti, video, rekaman, dan banyak lagi. Setelah kamu mulai mendengar frasa gaslighting cobalah katakan:

“Perasaan dan fakta ini valid. Aku tidak suka kamu menuduh bahwa aku terlalu sensitif.”

“Jangan beritahu aku bagaimana perasaan ku; inilah yang aku rasakan.”

“Aku mengemukakannya sesuai fakta, tidak sepertimu. Jangan bilang aku mendramatisir.”

“Aku tahu apa yang aku lihat.”

“Aku tidak akan melanjutkan percakapan ini jika kamu terus mengatakan hal itu.”

Kamu bisa memodifikasi cara-cara di atas dengan inovasi. Yang terpenting adalah tunjukkan kepercayaan dirimu. Jika kamu tidak yakin, di saat itulah kamu kalah dari gaslighter.

Share artikel ini