ciri-ciri hormon tinggi pada wanita apakah berbahaya ini penyebabnya

Estrogen dikenal sebagai hormon “wanita”, sedangkan testosteron dikenal sebagai hormon “pria”. Meskipun begitu, baik wanita atau pria memiliki kedua hormon tersebut. Namun, biasanya wanita punya estrogen lebih tinggi dan pria memiliki lebih banyak testosteron. Lalu, bagaimana ciri-ciri hormon tinggi pada wanita?

Seiring dengan progesteron, estrogen berperan dalam kesehatan reproduksi wanita. Perkembangan karakteristik seks sekunder, seperti perubahan payudara, pinggul, menstruasi, kehamilan dan menopause semuanya terjadi karena peran estrogen.

Tak hanya itu, estrogen juga berperan penting dalam sistem tubuh lainnya. Namun, tinggi rendahnya estrogen secara konsisten menandakan kondisi yang butuh perhatian.

Lantas, bagaimana mengetahui ciri-ciri hormon tinggi pada wanita? Benarkah hormon tinggi pada wanita bisa berbahaya bagi kesehatan? Yuk, temukan jawabannya!

Estrogen dan efeknya pada tubuh 

Estrogen adalah hormon untuk kesehatan pria dan wanita serta perkembangan seksual. Pasalnya, hormon ini tidak hanya berfungsi pada kesehatan seksual wanita, melainkan juga berperan dalam mengatur kadar kolesterol, menjaga kesehatan tulang, dan memengaruhi suasana hati. 

Ada 3 jenis utama estrogen meliputi:

  • Estron (E1): Ini adalah jenis utama estrogen pada pria. Ini juga merupakan bentuk utama estrogen pada wanita setelah menopause. Ovarium, plasenta, testis, dan jaringan lemak menghasilkan estron dari androstenedion atau androgen.
  • Estradiol (E2): Pada wanita yang tidak hamil dan melahirkan anak, ini adalah hormon estrogen utama. Sangat penting dalam kesuburan dan membantu kesehatan otak dan tulang.
  • Estriol (E3): Plasenta menghasilkan estrogen jenis ini yang meningkat selama kehamilan. Jumlah estriol juga meningkat seiring pertumbuhan janin.

Coba Cara Ini untuk Memperbaiki Hormon Haid yang Tidak Teratur

Ciri-ciri hormon tinggi pada wanita

Ciri-ciri hormon tinggi pada wanita berupa:

  1. Penambahan berat badan, terutama penumpukan lemak di sekitar pinggul dan pinggang
  2. Perdarahan menstruasi ringan atau berat
  3. Memburuknya sindrom pramenstruasi (PMS) dari biasanya
  4. Kelelahan
  5. Fibroid (tumor non-kanker) di dalam rahim
  6. Merasa tertekan atau cemas
  7. Benjolan payudara fibrokistik
  8. Kembung
  9. Sakit kepala
  10. Rambut rontok
  11. Penurunan gairah seks
  12. suasana hati atau kecemasan yang rendah
  13. Kualitas tidur buruk

Apabila kamu mengalami ciri-ciri hormon tinggi pada wanita seperti yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan atau berkonsultasi dengan dokter.

Penyebab hormon tinggi pada wanita

ciri-ciri hormon tinggi pada wanita dan penyebabnya

Kadar estrogen dapat menjadi tinggi karena beberapa alasan antara lain:

  • Produksi estrogen yang berlebihan
  • Perubahan cara tubuh dalam memecah estrogen
  • Perubahan cara tubuh dalam mengeluarkan estrogen

Selain itu, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kadar estrogen yang tinggi pada wanita, seperti:

1. Obesitas

Memiliki berat badan berlebih dapat menyebabkan kadar estrogen lebih tinggi karena jaringan lemak mensintesis estrogen.

2. Stres

Stres meningkatkan kadar kortisol. Tingkat kortisol yang tinggi secara konsisten dapat menguras kadar progesteron dengan efek lanjutan pada estrogen.

3. Mengonsumsi alkohol

Perlu diketahui bahwa asupan alkohol yang tinggi dapat meningkatkan kadar estradiol dan membuat tubuh sulit memproses estrogen.

4. Dysbiosis

Dysbiosis usus adalah kondisi ketika terdapat banyak spesies bakteri berbahaya yang hidup di usus besar. Beberapa jenis bakteri usus dapat mengurangi kinerja tubuh dalam menghilangkan kelebihan estrogen dalam tubuh.

5. Obat-obatan

Sejumlah obat-obatan dapat memicu tingkat estrogen dan menekan hormon progesteron. Oleh karena itu, jika kamu juga mengalami ciri-ciri hormon tinggi pada wanita, penting mengetahui efek obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

6. Kondisi kesehatan tertentu

Ada sejumlah kondisi kesehatan yang berhubungan atau menyebabkan dominasi estrogen. Kondisi kesehatan tersebut termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), fibroid rahim, resistensi insulin, endometriosis, dan jenis kanker tertentu.

7. Kondisi genetik

Beberapa kondisi genetik atau bawaan, seperti sindrom kelebihan aromatase dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak estrogen dari biasanya. Itu dapat memengaruhi pria atau wanita.

15 Makanan Penambah Hormon Wanita, Coba Asupan Bermanfaat Ini!

Berbahayakah jika hormon wanita tinggi?

Setelah mengetahui ciri-ciri hormon tinggi pada wanita, kamu mungkin penasaran, apakah kondisi ini berbahaya? Faktanya, tingkat estrogen ada kalanya naik dan ada kalanya turun dan fluktuasi seperti itu adalah hal yang normal.

Misalnya, normal jika kadar estrogen meningkat selama masa pubertas dan menurun saat wanita mendekati menopauseSelain itu, kadar estrogen yang meningkat selama ovulasi juga hal yang normal karena dengan begitu tubuh dapat mempersiapkan diri untuk kehamilan.

Jika kamu ingin mengetahui kadar estrogenmu, bisa diukur dengan tes darah sederhana di laboratorium untuk dianalisis.  Pada dasarnya, kadar estrogen yang tinggi dan rendah memiliki dampak pada kesehatan.

Kadar estrogen yang tinggi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi dan meningkatkan risiko penyakit tertentu. Bahkan, peningkatan kadar estrogen pada wanita telah dikaitkan dengan beberapa kondisi, seperti polip, fibroid, PCOS, nyeri endometriosis, dan tumor ovarium.

Kondisi lain yang terkait dengan kadar estrogen yang tinggi termasuk demensia, penyakit jantung, kanker payudara, ovarium, dan rahim, serta resistensi insulin. 

Kadar estrogen yang rendah sering kali menjadi tanda bahwa kamu telah mendekati menopause. Estrogen rendah juga bisa menandakan masalah kesuburan, kekurangan gizi, kondisi seperti sindrom Turner.

Jadi, penting untuk mengetahui kadar estrogen yang tinggi karena dapat menimbulkan gejala yang tidak nyaman dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Jika kamu mengalami ciri-ciri hormon tinggi pada wanita, segera konsultasi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.


Penulis: Silvia Wardatul

Share artikel ini
Reference