floxifar obat apa

Kamu sudah pernah dengar tentang obat yang disebut Floxifer? Floxifer adalah antibiotik yang mengandung ciprofloxacin sebagai bahan aktifnya. 

Obat ini merupakan obat keras yang tidak bisa didapatkan tanpa resep dokter. Selain itu, obat ini juga tidak dianjurkan untuk ibu hamil, menyusui, anak-anak, dan remaja karena risiko efek sampingnya.

Nah, sebelum mengonsumsinya, sebaiknya kamu ketahui dulu detail soal Floxifar obat untuk apa, dosis pemakaiannya, serta berbagai informasi lainnya di sini yaa!

Deskripsi obat

golongan antibiotik

Floxifer merupakan obat yang mengandung ciprofloxacin, obat yang termasuk dalam golongan antibiotik. Ciprofloxacin adalah antibiotik fluoroquinolone spektrum luas generasi kedua yang aktif melawan bakteri Gram-negatif dan Gram-positif. Mekanisme kerja antibiotik ini didasarkan pada penghambatan dua enzim topoisomerase II, DNA gyrase dan topoisomerase IV.

Ciprofloxacin bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim DNA girase dan topoisomerase IV pada bakteri, yang diperlukan untuk menggandakan dan memperbaiki DNA bakteri.

Dengan menghambat aktivitas enzim-enzim tersebut, ciprofloxacin menghentikan pertumbuhan dan perkembangan bakteri sehingga infeksi dapat diobati. Namun, ciprofloxacin hanya efektif dalam mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus atau jamur.

Waspada Infeksi Jamur Vagina, Ketahui 5 Penyebabnya!

Kandungan dan manfaat floxifar

Karena mengandung ciprofloxacin, Floxifar menjadi  antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada berbagai bagian tubuh, seperti:

  1. Infeksi saluran kemih (ISK), termasuk infeksi ginjal dan kandung kemih
  2. Infeksi saluran pencernaan, seperti gastroenteritis dan diare bakteri
  3. Infeksi saluran pernapasan, seperti sinusitis, bronkitis, dan pneumonia
  4. Infeksi telinga, mata, dan kulit
  5. Infeksi pada tulang dan sendi

Dosis obat Floxifar

cara menghitung dosis obat

Agar tidak salah dalam penggunaannya, berikut dosis Floxifar yang harus kamu ketahui: 

  • Pengobatan servisitis dan uretritis gonore: Dewasa: 500 mg (dosis tunggal).
  • Pengobatan meningitis: Dewasa: 500 mg (dosis tunggal).
  • Pengobatan fibrosis kistik: Anak-anak: 20 mg per kg berat badan, diminum 2 kali sehari selama 10-14 hari. Dosis maksimal penggunaan 750 mg per dosis.
  • Pengobatan prostatitis: Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari. Maksimal konsumsi selama 6 minggu.
  • Pengobatan sistitis tanpa komplikasi: Dewasa: 250-500 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
  • Pengobatan sistitis dengan komplikasi: Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari selama 7 hari, Anak-anak: 10-20 mg per kg berat badan, diminum 2 kali sehari selama 10-21 hari.

Infeksi saluran pernapasan, infeksi tulang, dan infeksi kulit serta jaringan lunak

  • Intensitas ringan-sedang: 500 mg, 2 kali sehari.
  • Intensitas berat: 750 mg, 2 kali sehari.

Infeksi tulang dan sendi

  • Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari. Maksimal konsumsi selama 3 bulan.

Efek samping obat

ciri-ciri alergi obat

Penggunaan obat floxifar yang mengandung ciprofloxacin dapat menimbulkan efek samping yang mungkin tidak terjadi pada setiap orang. Namun, ada beberapa efek samping yang umum terjadi, antara lain:

  1. Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, atau sakit perut.
  2. Gangguan pada sistem saraf, seperti sakit kepala, pusing, atau sulit tidur.
  3. Sensitivitas terhadap sinar matahari.
  4. Ruam pada kulit atau gatal-gatal.
  5. Rasa tidak enak pada mulut.
  6. Gangguan pada fungsi hati, seperti peningkatan enzim hati atau hepatitis.

Selain itu, penggunaan obat Floxifar dalam jangka panjang atau overdosis dapat meningkatkan risiko efek samping yang lebih serius, seperti:

  1. Kerusakan tulang rawan pada anak-anak
  2. Peradangan atau robek pada tendon atau jaringan ikat pada orang dewasa dan lanjut usia
  3. Gangguan pada fungsi ginjal atau hati
  4. Gangguan pada sistem saraf pusat, seperti kejang, kebingungan, atau halusinasi
  5. Peningkatan risiko pecahnya pembuluh darah di otak pada orang yang memiliki faktor risiko yang tinggi, seperti orang tua atau yang memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke.

Antibiotik untuk Ibu Hamil: Jenis Mana yang Paling Aman?

Amankah floxifar untuk ibu hamil?

Kamu sudah tahu Floxifar obat untuk apa. Penggunaan obat ini selama kehamilan tidak disarankan tanpa pengawasan medis yang cermat, terutama pada trimester pertama kehamilan. Penggunaan floxifar pada trimester kedua dan ketiga juga harus dilakukan dengan hati-hati dan digunakan hanya jika manfaatnya melebihi risiko potensial bagi janin.

Ciprofloxacin dapat melewati plasenta dan masuk ke dalam janin, yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan persendian, serta mempengaruhi sistem saraf dan penglihatan. Selain itu, ciprofloxacin juga dapat berdampak pada flora bakteri normal pada tubuh, termasuk flora usus, yang dapat berdampak pada kesehatan bayi setelah lahir.

Jika kamu sedang hamil dan membutuhkan antibiotik, kamu harus konsultasi dengan  dokter terlebih dahulu yaa!

Share artikel ini
Reference