tourette syndrome

tourette syndrome

Punya anak laki-laki berusia sekitar 2 sampai 15 tahun? Moms, boleh waspada dengan salah satu gangguan sindrom tourette yang sering menyerang anak, terutama anak laki-laki.

Sindrom tourette mungkin akan membaik seiring bertambahnya usia. Tapi, anak tetap harus menerima dan menjalankan pengobatan. Jadi, apa itu sindrom tourette dan bagaimana pengobatannya? Berikut adalah penjelasan lengkap terkait sindrom tourette.

Apa itu sindrom tourette?

Sindrom tourette adalah salah satu gangguan kelainan saraf yang menyebabkan penderita melakukan tic. Tic yang tidak dapat dikendalikan dan dicegah berdampak pada kemampuan motorik dan vokal anak.

Maksudnya, anak dengan sindrom tourette akan melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu secara berulang. Nah, sindrom yang lebih umum terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan, biasanya dialami oleh anak berusia 2 sampai 15 tahun.

Di sisi lain, puncak perilaku tic sindrom tourette terdapat pada usia 12 tahun dan dapat bertahan kurang ataupun lebih dari 1 tahun. Untungnya, beberapa studi mengungkap bahwa sindrom yang memengaruhi otak dan sistem saraf ini akan membaik seiring bertambahnya usia.

Biarpun begitu, anak dengan sindrom tourette harus menerima perawatan dan pengobatan ya, moms. Nah, untuk membantu mengetahui apakah anak mengalami gangguan, moms bisa memperhatikan beberapa gejala dari sindrom tourette.

Gejala sindrom tourette

Dipengaruhi oleh tingkat keparahan sindrom, gejala sindrom tourette dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah gejala sindrom tourette berdasarkan gangguan tic yang dialami oleh anak:

1. Gejala sindrom tic motorik

Tic motorik umumnya muncul di kepala dan leher dalam bentuk gerak tubuh berulang. Artinya anak akan menunjukkan gejala seperti:

  • Mata berkedip
  • Mengangkat bahu
  • Menyentak lengan
  • Membungkuk di pinggang
  • Menggerakan rahang
  • Ekspresi wajah yang bengkok atau terdistorsi
  • Mengangguk atau menggelengkan kepala

Selain gerakan di atas, gejala sindrom tic motorik bisa saja melibatkan banyak bagian tubuh sehingga membentuk pola gerakan tertentu. Anak mungkin akan menyentuh atau mencium suatu benda, meniru gerakan objek, ataupun memutar badan.

2. Gejala sindrom tic vokal

Ditandai dengan suara berulang, anak dengan gangguan tic vokal biasanya akan membuat suara seperti berikut:

  • Sering bersenandung
  • Berdeham
  • Meneriakkan suatu kata ataupun frasa
  • Batuk atau membersihkan tenggorokan
  • Menggonggong

Apabila gejala tic vokal lebih kompleks, anak mungkin akan sering mengulang perkataan entah itu sendiri (palilalia) ataupun orang lain (echophenomena), serta mengucapkan kata-kata kasar (koprolalia).

Gejala sindrom tic bisa berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Maksudnya, gejala sindrom tourette anak bisa saja terjadi kurang dari atau lebih dari 1 tahun dan memburuk jika anak sedang dalam keadaan tidak sehat atau sakit, stres, cemas, lelah, atau justru bersemangat.

Penyebab sindrom tourette

Belum diketahui penyebab yang mendasarinya, beberapa dugaan menilai bahwa sindrom tourette terjadi karena kelainan bawaan. Beberapa diantaranya juga menyebutkan bahwa gangguan kelainan saraf ini disebabkan oleh:

  • Adanya kelainan gen yang diturunkan dari orang tua
  • Adanya kelainan pada zat kimia otak
  • Adanya kelainan pada struktur atau fungsi basal ganglia
  • Ibu mengalami gangguan seperti stress selama kehamilan
  • Proses persalinan ibu yang berlangsung lama
  • Berat badan lahir bayi di bawah normal

Selain beberapa penyebab di atas, anak akan lebih berisiko mengalami gangguan kelainan saraf apabila memiliki atau masuk dalam kategori seperti di bawah ini:

  • Memiliki riwayat sindrom tourette atau gangguan tic
  • Ibu merokok selama kehamilan
  • Ibu mengalami komplikasi selama kehamilan
  • Berjenis kelamin laki-laki

Anak laki-laki mungkin berpeluang 3 sampai 4 kali atau lebih mengalami sindrom tourette jika dibandingkan dengan perempuan. Jadi, moms boleh lebih waspada jika memiliki anak laki-laki apalagi jika dibarengi dengan faktor-faktor pemicu lainnya.

Pengobatan sindrom tourette

Karena gangguan kelainan saraf bisa memengaruhi kualitas hidup hingga berpotensi menyebabkan anak melukai diri sendiri maka penderita harus menerima perawatan dan pengobatan. Pengobatan sindrom tourette yang dilakukan tidak lain adalah:

1. Menjalankan psikoterapi

Dilakukan dengan memberikan terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu melatih kesadaran pasien dan melatih kontrol gerakan. Psikoterapi bisa berbentuk meditasi, relaksasi, ataupun menjalankan teknik pernapasan.

2. Pemberian obat-obatan

Untuk meredakan tic motorik maupun vokal, dokter mungkin memberikan obat seperti antiseptik, antidepresan, suntik botulinum toxin, obat antikonvulsan, dan lain-lain. Biasanya obat diberikan jika tingkat sindrom tourette parah hingga membahayakan diri sendiri.

3. Deep brain stimulation

Dalam kondisi tertentu, jika dokter menilai perlu dilakukan operasi pembedahan saraf maka dokter akan melakukan operasi deep brain stimulation. Dokter akan menanamkan implan elektroda ke dalam otak pasien untuk merangsang reaksi otak.

Selain menjalankan perawatan dan pengobatan, orang tua wajib memberikan dukungan pada anak. Orang tua bisa memberi dukungan dalam bentuk mempelajari kondisi anak dan mengajak anak untuk aktif bermain, bersosial, dan bersantai.

Share artikel ini
Reference