Celana Dalam Seamless Bisa Buat Iritasi Vagina, Benarkah?
Model celana dalam seamless sedang jadi favorit karena tampilannya yang mulus tanpa jahitan, sehingga membuatnya tidak terlihat saat dipakai di bawah celana ketat seperti legging. Namun, muncul kabar jika celana dalam seamless bisa buat iritasi vagina. Wah, benar atau tidak?
Sebenarnya memilih celana dalam adalah keputusan pribadi masing-masing wanita, tapi selagi bisa pilihlah yang baik untuk kondisi area intim. Nah, celana dalam seamless rupanya memiliki pro dan kontra terhadap kesehatan intim wanita.
Jangan keburu panik dan membuang celana dalam seamless kamu, yuk cek fakta-faktanya.
Kegunaan celana dalam seamless
Celana dalam seamless dirancang untuk menyembunyikan garis celana dalam, sehingga desainnya tampak tidak memiliki jahitan. Model celana dalam ini cocok jika kamu mengenakan pakaian pas badan seperti legging, gaun bodycon, atau skinny jeans.
Nah, biasanya model celana dalam pada umumnya sering menyertakan jahitan yang dijahit di sekitar pinggang dan lubang kaki. Jahitan ini, terutama di sekitar lubang kaki, bisa menimbulkan masalah karena sering terlihat di bawah pakaian ketat.
Tonjolan dari keliman ini, sering disebut panty line, dianggap tidak menarik dan dapat mengurangi penampilan pakaian secara keseluruhan.
Bagi sebagian wanita, memang tidak menyenangkan jika garis celana dalam terlihat. Misalnya, saat mengenakan legging di tempat gym yang mengikuti bentuk tubuh, maka jahitan di samping celana dalam bisa terlihat jelas.
Dari segi kegunaan, celana dalam seamless lebih memberikan kenyamanan saat berolahraga. Desain seamless berikan di daerah panggul memungkinkan wanita untuk berolahraga dengan bebas dan melakukan gerakan tanpa merasa canggung di depan orang lain.
Bahaya celana dalam seamless
Celana dalam seamless memang memberikan tampilan ‘mulus’ yang membuat wanita nyaman. Namun, mayoritas celana dalam seamless terbuat dari bahan sintetis untuk mendapatkan kesan mulus tersebut.
Penggunaan sintetis untuk bahan celana dalam tidak disarankan dalam waktu panjang, karena akan menimbulkan banyak masalah pada vagina.
Dikutip dari Healthshots, Dr Yamini Patel, MS Obgy, memberikan alasan mengapa celana dalam seamless bisa merugikan wanita.
1. Celana dalam seamless tidak menyerap keringat
“Sebaiknya kenakan pakaian dalam yang terbuat dari kain alami, terutama katun, sebanyak mungkin. Kapas adalah salah satu bahan terbaik untuk pakaian dalam karena membantu vagina bernapas,” ujarnya.
Menurut dr Yamini Patel, celana dalam yang terbuat dari kain sintetis seperti poliester atau renda tidak memungkinkan kulit untuk bernapas. Celana dalam seamless menyerap seluruh keringat, dan tidak membiarkan kelembapannya menguap.
“Kondisi ini juga bisa membuat kulit panas dan berkeringat. Lingkungan yang lembap dan panas adalah tempat yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi vagina berulang, ruam, dan infeksi saluran kemih,” kata dr Patel.
2. Bisa menyebabkan infeksi saluran kemih
Selain tidak memungkinkan area intim untuk bernapas, celana dalam seamless juga memiliki desain yang ketat dan membungkus kulit area intim.
Celana dalam yang ketat bisa menimbulkan penyakit. Ini karena kelembapan dan udara dapat terperangkap di antara kulit dan kain, menciptakan lingkungan bagi bakteri untuk berkembang. Lingkungan yang kaya bakteri dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi jamur.
Selain itu, pakaian dalam yang sangat ketat berpotensi menyebabkan sirkulasi kamu melambat dan jarang ke kamar mandi.
Meskipun umumnya aman, menahan kencing secara teratur berpotensi menyebabkan masalah ginjal untuk semua jenis kelamin.
Period Talk: Bahaya celana dalam seamless jika aktivitas tinggi
Sudah dijelaskan jika kebanyakan celana dalam seamless dibuat dari bahan sintetis yang membuat organ intim tidak memiliki sirkulasi yang baik. Jika kamu melakukan aktivitas tinggi, ini membuat organ intim berkeringat di dalam celana dalam seamless.
Menurut dr. Wisniaty Condro, penggunaan celana dalam seamless tak hanya dapat mengganggu sirkulasi pada area intim, namun juga meningkatkan temperatur dan kelembaban. Akibatnya produksi keringat bertambah.
“Jika dibiarkan, keringat berlebih ini akan menempel pada kulit dan meningkatkan risiko infeksi jamur dan bakteri. Untuk menjaga agar organ intim kamu tetap sehat, maka kamu dianjurkan untuk menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan menghindari pakaian yang terlalu ketat,” ujar dr. Wisniaty.
Ditambahkan dr. Wisniaty, sebaiknya hindari juga penggunaan deodoran, douching, serta pembalut dengan pewangi.
Jenis celana dalam yang baik untuk vagina
Bingung memilih jenis celana dalam yang baik untuk kesehatan vagina? Ikuti tips berikut:
- Saat berolahraga, cobalah mengenakan pakaian dalam yang menyerap kelembapan yang akan membantu mencegah keringat masuk ke alat kelamin.
- Celana dalam yang terlalu ketat bisa menyebabkan lecet yang tidak nyaman.
- Pilih kain alami seperti katun daripada sintetis (seperti renda atau poliester). Serat alami akan membantu menyerap kotoran dengan baik.