apakah asma bisa sembuh

Asma memang merupakan penyakit serius yang memerlukan perhatian dan pengelolaan yang tepat. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan asma secara permanen, namun dengan pengelolaan yang baik, gejala dan keparahan asma bisa dikontrol sehingga kehidupan penderita menjadi lebih baik.

Namun, apakah asma bisa sembuh? mengingat kasus di Indonesia yang cukup tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan sendiri, ada sekitar 11 juta orang atau sekitar 4,5 persen dari total populasi Indonesia menderita asma, menjadikannya penyakit tidak menular paling umum .

Yuk, ketahui selengkapnya mengenai penyakit asma dan cara menyembuhkan asma agar tidak kambuh lagi!

Apakah asma bisa sembuh total?

Asma merupakan kondisi di mana saluran pernapasan menyempit akibat inflamasi dan produksi lendir berlebihan. Dampaknya bisa mencakup gejala seperti kesulitan bernafas dan serangan sesak napas.

Bagi sebagian individu, asma mungkin hanya mengganggu secara ringan. Namun, bagi yang lain, asma bisa menjadi tantangan yang signifikan, bahkan membahayakan.

Walaupun tidak bisa diobati sepenuhnya, gejala asma bisa diatur. Karena sifat asma yang bisa berubah seiring waktu, penting untuk menjalani pemeriksaan rutin dengan dokter guna memantau tanda dan gejala serta menyesuaikan perawatan yang diperlukan.

Pengobatan utama asma melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengontrol gejala dan mengatasi serangan asma.

Apakah asma bisa menyebabkan kematian?

Serangan asma umumnya dimulai dengan gejala yang ringan. Namun, dalam situasi yang serius, serangan asma dapat menyebabkan penyumbatan saluran pernapasan, menghambat aliran udara ke alveoli, yaitu sel-sel yang bertanggung jawab atas pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru.

Ketika penyumbatan menjadi parah, penderita asma mengalami kesulitan bernapas. Tanpa penanganan yang cepat, serangan ini dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen (hipoksia), bahkan mengakibatkan kematian.

Penelitian menunjukkan bahwa banyak kasus kematian pada penderita asma disebabkan oleh kurangnya upaya mencari bantuan medis atau keterlambatan dalam mendapatkan perawatan darurat. Hal ini sering terjadi karena penderita asma tidak peka terhadap gejala awal yang muncul beberapa jam atau hari sebelum serangan asma terjadi.

Gejala awal serangan asma ini meliputi batuk yang tidak kunjung mereda, terutama di malam hari, kesulitan bernapas, kelelahan, tubuh terasa lemah, gangguan tidur malam, perubahan mood, sering merasa haus, sakit kepala, dan demam.

Cara menyembuhkan asma agar tidak kambuh lagi

Apakah asma bisa sembuh? Berikut adalah berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi asma agar tidak kambuh lagi, antara lain:

1. Identifikasi pemicu asma

Berikut adalah beberapa pemicu kamu bisa mengalami gejala asma, antara lain:

  • Polusi udara
  • Alergi
  • Udara dingin
  • Virus pilek atau flu
  • Latihan
  • Radang dlm selaput lendir
  • Merokok
  • Wewangian
  • Hewan peliharaan
  • Tungau debu
  • Hama, seperti kecoa

2. Hindari alergen

Bagi kamu yang mengalami alergi dan asma, sangat penting untuk menjauhi alergen (zat-zat yang memicu alergi) dengan seksama. Paparan terhadap alergen dapat memperburuk peradangan di saluran udara kamu, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko serangan asma.

3. Hindari paparan asap

Asap dan asma bukanlah kombinasi yang baik. Batasi eksposur terhadap segala jenis sumber asap, termasuk tembakau, dupa, lilin, api, dan kembang api. Hindari merokok di dalam rumah atau mobil kamu, dan hindari tempat umum yang memperbolehkannya.

Jika kamu seorang perokok, pertimbangkan untuk berhenti merokok dengan bantuan yang tepat, karena merokok selalu memperburuk kondisi asma.

4. Segera cegah pilek

Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang mengalami pilek atau flu, karena tertular infeksi pernapasan dapat memperburuk gejala asma kamu. Selalu mencuci tangan dengan baik setelah menyentuh benda-benda yang mungkin telah terkontaminasi oleh seseorang yang sakit.

5. Jaga kebersihan lingkungan

Cuci bantal setiap minggu dengan air panas. Cuci juga seprai, selimut, dan mainan tidur anak setiap minggu. Gunakan humidifier atau AC untuk menjaga kelembapan rumah antara 30%-50%, dan hindari karpet di kamar tidur.
Kamu juga bisa menyedot debu secara teratur dapat mencegah tungau debu. Lalu, saat bepergian, pilihlah kamar hotel tanpa asap rokok.

6. Lakukan vaksinasi

Apakah asma bisa sembuh? kamu bisa mendapatkan vaksinasi setiap tahun untuk melindungi dari virus flu, yang dapat memperburuk asma kamu selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Asma membuat kamu lebih rentan terhadap komplikasi flu seperti pneumonia dan mungkin memerlukan rawat inap. Selain itu, vaksinasi pneumonia PCV15 atau PCV20 disarankan bagi orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih, serta bagi orang dewasa berusia 19-64 tahun.

7. Pertimbangkan imunoterapi alergi

Jika dokter kamu mengonfirmasi adanya alergi, imunoterapi alergi dapat membantu mencegah gejala alergi dan menjaga agar asma tidak memburuk. Ini dapat membantu mengontrol asma kamu.

8. Konsisten konsumsi obat asma

Konsumsilah obat asma jangka panjang sesuai resep setiap hari, bahkan saat tanpa gejala. Obat ini meredakan peradangan saluran udara dan mengontrol asma kamu, mengurangi risiko serangan. Jika efek samping mengganggu, bicarakan alternatifnya dengan dokter.

9. Ikuti anjuran dokter

Minum obat sesuai rekomendasi meskipun merasa baik. Pastikan inhaler selalu dekat. Jika gejala muncul, periksa rencana kamu untuk petunjuk penggunaan obat. Saat serangan, rencana ini membantu kamu mengetahui obat yang tepat dan kapan menghubungi dokter.

10. Gunakan peak flow meter

Alat ini berfungsi untuk memantau pergerakan udara dalam paru-paru. Pengukuran ini bisa memberi peringatan jam atau hari sebelum gejala muncul saat saluran udara menyempit selama serangan. Dengan ini, kamu bisa mencegah serangan asma sebelum terjadi.

Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan asma secara permanen. Meskipun demikian, pengelolaan yang baik dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengontrol gejala asma dan mencegah serangan yang parah.

___

Penulis: Annisa Sukarno

Share artikel ini
Reference