ciri-ciri jerawat hormon

Salah satu ciri-ciri jerawat hormon yang paling umum, yaitu muncul pada berulang kali setiap bulan. Kamu mungkin akan kesulitan membedakannya dengan jerawat biasa, karena tidak ada gejala khusus dari jerawat hormonal ini.

Banyak remaja yang mengalami jerawat karena hormon dan kemudian menjadi tertekan, karena merasa tidak percaya diri. Masalah ini memang tidak boleh disepelekan, bila perlu hubungi dokter untuk konsultasi masalah hormon.

Apa itu jerawat hormon?

Jerawat hormon disebabkan oleh fluktuasi hormonal, terutama peningkatan kadar androgen seperti testosteron. Meskipun sering mempengaruhi remaja selama masa pubertas, jerawat hormonal dapat terjadi pada setiap tahap kehidupan orang dewasa. 

Ketidakseimbangan hormon juga dapat menyebabkan jerawat pada orang dewasa yang memiliki kondisi medis tertentu. Wanita lebih rentan terkena jerawat hormonal, karena faktor dari hormon menstruasi dan menopause (estrogen dan progesteron). 

Penyebab jerawat hormon

Ketidak seimbangan hormon menjadi penyebab utama dari munculnya ciri-ciri jerawat hormon. Beberapa kondisi yang dapat memicunya yaitu:

1. Pubertas

Pubertas menjadi penyebab yang paling umum seseorang mengalami jerawat hormonal. Hal ini disebabkan oleh kadar hormon androgen yang meningkat, bertujuan untuk memperkuat tulang dan otot. Proses ini dapat membuat kulit memproduksi minyak dan sebum berlebih sehingga munculah jerawat.

2. Menstruasi

Mungkin kamu sudah tidak heran lagi kenapa jerawat muncul setiap bulan pada perempuan. Hal ini disebabkan oleh hormon estrogen dan progesterone menurun saat menstruasi, sedangkan hormon testosteron akan tetap sehingga menjadi dominan. Kondisi ini juga membuat kulit memproduksi minyak dan sebum berlebih.

3. Menopause

Saat perempuan mengalami menopause, kadar hormon estrogen akan sangat menurun. Hal ini berarti hormon androgen menjadi dominan sehingga muncul jerawat, seperti saat masa remaja.

4. Sindrom polikistik ovarium (PCOS)

Sindrom ini terjadi pada masa subur wanita, juga dapat mempengaruhi siklus haid menjadi tidak teratur. Kadar androgen akan meningkat saat wanita mengalami PCOS, sehingga kulit menjadi mudah berjerawat.

5. Stres

Seseorang yang mudah mengalami stress juga akan rentan terkena jerawat hormonal. Hal ini terjadi karena adanya hormon kortisol yang berperan sebagai respon terhadap kondisi stress pada tubuh.

Ciri-ciri jerawat hormon

Agar kamu tidak keliru tentang jerawat hormon yang muncul pada kulit, kenali ciri-cirinya berikut ini:

  • Saat pubertas jerawat hormonal sering muncul di T-zone, yaitu area dahi, hidung, dan dagu.
  • Pada orang dewasa, jerawat hormonal biasanya terbentuk di bagian bawah wajah, yaitu termasuk bagian bawah pipi dan di sekitar garis rahang.
  • Bagi sebagian orang, jerawat hormonal berupa komedo, whiteheads, dan jerawat kecil yang muncul di kepala, atau kista.
  • Kista terbentuk jauh di bawah kulit dan tidak menonjol di permukaan. Benjolan ini sering terasa lembut saat disentuh.

Cara mengobati jerawat hormon

Cara obati jerawat hormon

Tidak perlu merasa tertekan atau mengurung diri saat mengalami jerawat hormon, kamu bisa mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini:

1. Konsumsi obat hormon

Konsumsi obat hormon dari dokter dapat menormalkan produksi testosteron, sehingga membantu menghilangkan jerawat. Ketika jerawat parah dan metode pengobatan lain tidak efektif, dokter akan meresepkan obat oral kombinasi, setelah mendiskusikan manfaat dan risikonya.

Untuk memilih kontrasepsi dan dosis yang tepat, dokter akan melihat hasil tes hormon darah, usia, keteraturan siklus menstruasi, riwayat kesehatan, dan faktor lainnya. Pengobatan jerawat hormon dengan cara ini cukup beresiko, sehingga perlu pengawasan dokter. 

2. Obat anti androgen

Obat lain yang bisa kamu konsumsi yaitu obat yang bekerja dengan mengurangi hormon androgen. Kebanyakan orang memiliki kadar androgen alami, tetapi androgen yang berlebihan dapat menyebabkan jerawat dengan meningkatkan produksi sebum.

Obat anti-androgen menjaga tubuh dari memproduksi androgen yang berlebihan dan menstabilkan kadarnya. Namun tidak semua orang akan cocok dengan obat ini, kamu perlu konsultasi kepada dokter untuk memastikan keamanannya.

3. Retinoid

Kamu mungkin memerlukan retinoid topikal untuk mengobati jerawat hormol ringan. Turunan vitamin A ini tersedia dalam bentuk gel, lotion, dan krim dan dijual bebas. Banyak dokter kulit yang dapat menyarankan produk retinoid untuk mencegah jerawat.

Saat menggunakan retinoid topikal, pastikan untuk menggunakan tabir surya setiap hari, karena dapat meningkatkan risiko kulit terbakar.

Sudah melihat ciri-ciri jerawat hormon pada wajah kamu? Yuk, mulai menjaga kebersihan kulit lebih ketat seperti mencuci muka dengan sabun. Pilih produk sabun muka yang bersifat lembut agar kulit kamu tidak iritasi.

Share artikel ini
Reference