cara mencegah kehamilan

cara mencegah kehamilan

Dalam beberapa situasi, ada beberapa pasangan yang memilih untuk menunda kehamilan. Jika kamu tergolong sebagai pasangan yang aktif secara seksual dan ingin mencegah kehamilan, kamu dapat memahami cara-cara mencegah kehamilan selain dengan menunda hubungan intim.

Mulai dari menggunakan alat kontrasepsi, menghindari hubungan seksual saat masa subur, hingga melakukan ejakulasi di luar vagina, setiap cara mencegah kehamilan memiliki tingkat efektivitas masing-masing.

Lantas, apakah kamu bisa hamil karena cairan pra-ejakulasi saat masa subur, atau apakah berhubungan seksual saat menstruasi dapat membawa kehamilan? Simak penjelasan berikut sebelum kita ulas cara mencegah kehamilan.

Apakah kamu bisa hamil karena precum saat masa subur?

Precum adalah cairan pra-ejakulasi tidak berwarna yang dikeluarkan oleh penis selama gairah seksual. Berperan sebagai pelumas yang memungkinkan sperma melewati uretra dengan mudah, cairan ini menghilangkan ketidaknyamanan selama hubungan seksual.

Berdasarkan penelitian, beberapa orang menghasilkan precum yang mengandung sperma. Dalam sebuah studi di tahun 2010, sebanyak 37% sampel cairan precum memiliki proporsi sperma motil (bergerak) yang cukup tinggi sehingga memiliki kemungkinan untuk membuahi sel telur.

Jadi, meskipun jarang terjadi, kamu bisa hamil jika precum mengandung sperma aktif masuk ke saluran rahim saat masa subur.

Apakah berhubungan saat haid bisa hamil?

Berhubungan seksual saat sedang menstruasi kemungkinan besar tidak membawa kehamilan. Namun, jika kamu memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek setiap 21 atau 24 hari maka, ovulasi terjadi lebih awal dalam siklus.

Karena sperma dapat hidup hingga 5 hari, berhubungan seks menjelang akhir periode dapat membawa kehamilan 4 atau 5 hari kemudian dengan ovulasi awal.

Apa saja cara untuk mencegah kehamilan?

Beberapa cara untuk mencegah kehamilan yang dapat kamu terapkan seperti penggunaan alat kontrasepsi, pil KB, hingga melakukan ejakulasi di luar vagina. Namun  Berikut penjelasannya:

Alat kontrasepsi

Selain mencegah penyakit menular seksual, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jika digunakan dengan benar, 80% alat kontrasepsi pria efektif mencegah kehamilan. Sementara, 79% alat kontrasepsi wanita efektif mencegah kehamilan.

Berikut adalah beberapa alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan:

1. Kondom

Terbuat dari/atau bebas lateks dan dapat dibeli di toko-toko tanpa resep dokter, kondom pria dan wanita adalah alat kontrasepsi yang tidak hanya dapat mencegah kehamilan melainkan juga infeksi menular seksual.

2. Diafragma

Ditempatkan di dalam vagina, diafragma adalah alat kontrasepsi yang memiliki tingkat efektivitas sebesar 90% untuk mencegah kehamilan. Tidak dapat melindungi infeksi menular seksual, diafragma harus didiamkan selama 6 jam setelah berhubungan seksual, dan dilepas setelah 24 jam.

3. Spons

Memiliki tingkat efektivitas 76 hingga 88%, jika alat kontrasepsi berbentuk spons digunakan dengan kondom maka, risiko kehamilan dan infeksi menular seksual semakin berkurang.
Terbuat dari busa dan mengandung bahan kimia yang mampu menonaktifkan sperma, spons ditempatkan jauh di dalam vagina.

4. Gunakan pil kontrasepsi

Bila diminum secara teratur, pil kontrasepsi dinyatakan 95% efektif untuk mencegah kehamilan. Pil kontrasepsi atau pil KB terdiri dari dua macam yaitu:

  • Pil kombinasi. Mengandung estrogen dan progestin yang dikonsumsi setiap hari sesuai petunjuk pemakaian.
  • Pil mini. Mengandung progestin yang dikonsumsi pada waktu yang sama setiap hari sesuai dengan petunjuk pemakaian.

5. Menggunakan kontrasepsi suntik

Diberikan oleh dokter setiap 12 minggu, cara mencegah kehamilan dengan KB suntik dapat mencegah kehamilan lebih dari 90%.

6. Gunakan intrauterine devices (IUD)

Penggunaan IUD adalah salah satu cara mencegah kehamilan dengan menggunakan alat kecil yang dimasukkan dokter ke dalam rahim. IUD dibagi menjadi dua macam yaitu:

  • IUD hormonal. Berperan sebagai kontrasepsi dalam mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma masuk ke rahim, IUD tidak sepenuhnya menghentikan ovulasi dan hanya bertahan selama 5 tahun.
  • IUD tembaga. Dilapisi kawat tembaga dan bebas hormonal, IUD tembaga akan menghancurkan sperma yang mencoba masuk ke rahim dan mencegah kehamilan selama kurang lebih 10 tahun.

7. Menggunakan implan

Implan adalah bentuk lain dari kontrol kelahiran hormonal dengan cara memasukkan implan (susuk) hormon seukuran korek api ke dalam lengan untuk mencegah kehamilan. Implan bekerja dengan melepaskan hormon progestin ke dalam tubuh yang mencegah ovulasi.

Harus diganti setiap 3 tahun, CDC memperkirakan tingkat keefektifan implan sebesar kurang lebih 99% sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

8. Melakukan operasi sterilisasi

Baik wanita maupun pria dapat menjalani prosedur untuk mengurangi kesuburan mereka secara permanen. Cara mencegah kehamilan dengan sterilisasi terbukti 99% efektif mencegah kehamilan.

Sterilisasi pada pria yang disebut sebagai vasektomi melibatkan pemotongan saluran yang membawa sperma. Sedangkan sterilisasi wanita disebut tubektomi dimana dilakukan prosedur pengikatan saluran tuba.

9. Menggunakan nuvaring

Nuvaring atau cincing vagina yang digunakan dengan benar memiliki tingkat efektifitas sebesar 99%. Tetapi biasanya tingkat ini berkurang menjadi 95% karena kesalahan manusia.

Cincin yang terbuat dari plastik kecil ditempatkan di vagina selama 3 minggu, dan melepaskan hormon yang mencegah kehamilan. Sebelum menggunakan cincin baru, cincin vagina harus dilepas selama 7 hari untuk memungkinkan periode menstruasi.

10. Mengetahui kapan masa subur

Mengetahui dan melacak masa subur adalah cara yang lebih efektif untuk mencegah kehamilan. Dengan mengetahui siklus, kamu dapat menghindari hubungan intim pada masa subur yang berpotensi pada kehamilan.

11. Gunakan pil kontrasepsi darurat

Cara mencegah kehamilan dengan pil kontrasepsi darurat dapat mengurangi kemungkinan kehamilan hingga 98%. Pil kontrasepsi darudat pagi hari dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu:

  • Pil hormon progestin, lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan pil estrogen-progesteron, pil hormon progestin harus diminum dalam waktu 3 hari setelah berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi.
  • Pil ulipristal asetat, sebaiknya diminum dalam waktu 5 hari setelah berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi.

Pil kontrasepsi darurat tidak bekerja untuk semua orang terutama pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Pil ini juga tidak efektif jika diminum lebih dari 5 hari setelah berhubungan seks tanpa pengaman.

12. Melakukan ejakulasi di luar vagina

Saat melakukan hubungan seksual, usahakan tidak mengeluarkan sperma di dalam rahim. Mencegah kehamilan dengan melakukan ejakulasi di luar vagina memiliki tingkat efektivitas hingga 78%.

Berbagai macam cara untuk mencegah kehamilan diatas dapat kamu terapkan. Namun, selalu konsultasikan terlebih dahulu metode apa yang ingin kamu gunakan dengan pasangan dan profesional kesehatan ya.

Share artikel ini
Reference