Benarkah Menerapkan Acceptance Bisa Membuat Hidup Lebih Mudah?
Acceptance adalah kata yang mengacu pada proses merangkul pikiran, emosi, dan pengalaman internal lainnya tanpa menghakimi dan tanpa berusaha mengubahnya. Acceptance sangat penting dilakukan karena bisa mengurangi stres dan membuatmu berpikir lebih jernih.
Dengan kata lain, acceptance tidak berarti hanya bertahan dengan sesuatu, atau menyetujuinya, tetapi mengelolanya juga. Bagaimana ciri-ciri acceptance dan melakukannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Apa itu acceptance dalam psikologis?
Dalam Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT), acceptance berarti merangkul emosi, pikiran, dan pengalaman internal lainnya tanpa berusaha mengubahnya. Misalnya, kita dapat menerima kecemasan kita dengan merasakannya di dalam tubuh kita, memperhatikan pikiran-pikiran cemas, dan melihat kecemasan itu sepenuhnya, persis seperti apa adanya.
Saat kita melakukan ini, kita dapat memilih untuk melepaskan pikiran atau tindakan yang mungkin menyebabkan lebih banyak kecemasan. Dengan membiarkan kecemasan apa adanya, kita dapat memilih di mana kita ingin menghabiskan energi kita.
Menerima sesuatu berarti kamu telah mengambil langkah pertama untuk beralih darinya. Kadang-kadang mungkin sangat sulit untuk menerima kebenaran atau situasi, tetapi dengan memahami fakta bahwa memang demikian adanya, kamu mulai melepaskan diri darinya.
Acceptance adalah bagian besar dari melepaskan dan penting agar perubahan dan pertumbuhan pribadi terjadi. Mungkin awalnya tidak nyaman, tapi dengan menerima sesuatu terkadang kita juga bisa merasakan kelegaan.
Ciri kamu mulai acceptance
Pemahaman adalah ciri pertama menuju acceptance. Oleh karena itu, ada peran intelektual yang harus dimainkan dalam jiwa manusia sebelum dapat benar-benar menerima sesuatu. Memahami, dalam pengertian ini, berarti memperoleh pemahaman yang lebih baik atau lebih terinformasi tentang realitas suatu situasi.
Namun, interpretasi lebih lanjut dimungkinkan sejauh pemahaman dapat menyiratkan suatu bentuk kecerdasan intelektual serta kecerdasan emosional. Dalam pengertian ini, memahami bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu mungkin menjadi bagian dari langkah pertama untuk menerima kenyataan itu.
Inilah sebabnya mengapa banyak psikolog dan konselor sering mengeksplorasi keadaan emosi orang untuk mencoba dan membuat mereka memahami bagaimana perasaan mereka tentang situasi, serta apa yang mereka ketahui tentang mereka ketika mereka mencoba membuat mereka menerima kenyataan mereka.
Cara memulai acceptance
Acceptance adalah keterampilan yang harus dipraktikkan setiap hari. Dengan menerima hal-hal yang relatif sederhana, kamu akan menjadi lebih baik dan pada kelanjutannya kamu mampu menerima kebenaran yang lebih sulit di kemudian hari.
Ini adalah cara untuk melepaskan diri dari kekhawatiran, stres, dan kecemasan yang dihasilkan oleh situasi dan fakta yang sebenarnya tidak dapat kamu lakukan. Ingatlah bahwa menerima sesuatu tidak berarti menyetujui atau menyukainya. Itu tidak lebih dari pengakuan akan kebenaran.
Untuk membantu membangun keterampilan ini, kita dapat menggunakan praktik mindfulness terpandu – ada banyak aplikasi bagus (dan gratis) yang tersedia untuk diunduh.
Keterampilan kunci lainnya adalah mengembangkan kemampuan kita untuk bersyukur. Seringkali kita tidak memperhatikan hal-hal positif dalam hidup kita. Ada banyak penelitian yang mendukung manfaat mempraktikkan rasa syukur.
Untuk memperhatikan saat-saat menyenangkan sepanjang hari kita, kita perlu memperlambat dan tidak terburu-buru dari satu hal ke hal berikutnya. Sangat disarankan untuk menuliskan momen-momen ini, membiarkan diri kita fokus padanya dan menghargainya.
Secara ringkas, berikut ini langkah-langkah memulai acceptance.
- Penerimaan dimulai dengan memperhatikan seperti apa perasaan emosi di tubuhmu.
- Perhatikan pikiranmu.
- Perhatikan bagaimana emosi dan pikiran mungkin terkait. Apakah pikiranmu membangun emosi? Apakah mereka berjuang untuk menghindari emosi?
- Pilihlah untuk membiarkan emosi.. Ketahuilah bahwa emosi akan berubah seiring waktu.
- Bernapaslah dan perhatikan. Tarik napas dan terima.
- Sekarang, dengan kepala dingin, buatlah pilihan tentang apa yang mesti kamu lakukan.
Dalam beberapa kasus, menerima sesuatu sebagai kenyataan cukup mudah dilakukan. Kita semua mungkin menerima pada tingkat rasional, misalnya, bahwa kita memiliki kekurangan dalam karakter kita.
Kita mungkin juga tahu pada tingkat tertentu bahwa sesuatu yang kita lakukan tidak tepat untuk kita atau menyebabkan kecemasan atau rasa bersalah. Namun, begitu emosi ikut bermain, menerima sifat sebenarnya dari situasi tersebut tentu menjadi lebih sulit.
Ini karena kita tidak selalu berpikir seperti yang kita rasakan. Kita mungkin tidak dapat menerima sifat seperti menjadi sombong pada tingkat emosional, misalnya, meskipun semua bukti mungkin mengarah pada kesimpulan lain.
Pada akhirnya, menerima sesuatu berarti menerima kebenaran, dan itu tidak selalu mudah, terlepas dari keadaan emosi orang yang terlibat. Karena itu, kamu harus menunjukkan kebaikan kepada diri sendiri jika kamu merasa sulit menerima sesuatu.
—-
Penulis: Rahmadina Firdaus