Thiamphenicol adalah salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain infeksi pada saluran pencernaan, Thiamphenicol juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi pernafasan dan saluran kemih.

Karena merupakan antibiotik dan dapat dengan mudah dibeli, pastikan untuk selalu bertanya pada dokter atau apoteker sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya. Agar kamu tidak resistensi atau kebal terhadap antibiotik, ikuti tips yang turut serta di bawah ini.

Thiamphenicol obat apa?

fluimucil 200 mg obat apa

Thiamphenicol adalah obat generik yang mengandung Thiamphenicol. Obat ini berguna dalam mengobati infeksi bakteri pada saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih. 

Thiamphenicol bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri (tempat sintesis/penggabungan protein) secara reversible sehingga menghambat sintesis protein dari bakteri yang peka, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. 

Manfaat thiamphenicol

Thiamphenicol memiliki manfaat dan peran sebagai agen imunosupresif dan agen antimikroba. Imunosupresi sendiri adalah keadaan di mana sistem kekebalan tubuhmu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Imunosupresi dapat disebabkan oleh penyakit tertentu tetapi juga dapat disebabkan oleh obat yang menekan sistem kekebalan tubuh. Beberapa prosedur medis juga dapat menyebabkan imunosupresi.

Apa Antibiotik untuk Kista Bartholin? Ketahui Cara Mengobatinya Segera!

Sedangkan agen antimikroba digunakan untuk mencegah infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh patogen. Berbagai jenis obat antimikroba biasanya tersedia. Terkhusus obat antibakteri, seperti Thiamphenicol, digunakan untuk menghambat aktivitas patogen bakteri disebut obat antibakteri.

Dosis obat

Perhatikan petunjuk penggunaan obat pada kemasan atau anjuran dokter.

  • Dewasa : 3 – 4 kali sehari 500 mg, sampai dengan 3 g/hari untuk infeksi serius. 
  • Anak : 30-100 mg/kg/hari. 
  • Gonorea : 2.5 g/hari selama 1-2 hari. Sebagai alternatif 2.5 g pada hari pertama diikuti dengan 2 g/hari pada masing-masing 4 hari berikutnya.

Thiamphenicol dapat kamu konsumsi sesudah makan.

Jangan pernah mengonsumsi Thiamphenicol melebihi yang dianjurkan. Mengonsumsi lebih dari dosis yang diresepkan tidak akan memperbaiki masalah infeksi sebaliknya, efek samping mungkin muncul dan menyebabkan masalah lainnya.

Efek samping obat thiamazole

anoxi obat apa

Pemakaian obat umumnya memiliki efek samping tertentu dan sesuai dengan masing-masing individu. Jika terjadi efek samping yang berlebih dan berbahaya, harap konsultasikan kepada tenaga medis. 

Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat adalah: 

  • anemia hemolitik (bentuk G6PD Mediterania), 
  • depresi mental dan sakit kepala, 
  • ensefalopati (kelainan otak), 
  • gangguan GI (gastrointestinal berupa diare dan/atau muntah), 
  • glossitis (penyakit lidah), 
  • hipersensitivitas, 
  • ototoksisitas (keracunan telinga),
  • reaksi Jarisch-Herxheimer (reaksi detoksifikasi di dalam tubuh), dan
  • stomatitis (radang pada mukosa mulut).

Dalam khasus yang lebih buruk, Thiamphenicol berpotensi menimbulkan depresi sumsum tulang, sindrom bayi abu-abu, reaksi anafilaksis.

Cara bijak mengonsumsi antibiotik

Gunakan antibiotik dengan benar. Sebab, resistensi antibiotik dapat terjadi ketika antibiotik disalahgunakan atau digunakan secara berlebihan.

Antibiotik untuk Ibu Hamil: Jenis Mana yang Paling Aman?

Berikut adalah cara kamu dapat membantu mencegah resistensi antibiotik.

  • Sebelum mendapatkan resep, tanyakan kepada dokter apakah antibiotik benar-benar dibutuhkan.
  • Tanyakan apakah tes telah dilakukan untuk memastikan antibiotik yang tepat digunakan.
  • Tanyakan efek samping apa yang mungkin kamu alami.
  • Tanyakan apakah ada cara lain untuk meredakan gejala dan membersihkan infeksi selain minum antibiotik.
  • Tanyakan gejala apa yang berarti infeksi mungkin semakin parah.
  • Jangan meminta antibiotik untuk infeksi virus.
  • Minumlah antibiotik persis seperti yang ditentukan oleh dokter. Penting untuk menyelesaikan pengobatan.
  • Jangan pernah melewatkan dosis. Jika kamu melewatkan dosis secara tidak sengaja, tanyakan kepada dokter apa yang harus dilakukan.
  • Jangan pernah memulai antibiotik tanpa resep dokter.
  • Jangan pernah menyimpan antibiotik. Buang antibiotik yang tersisa. Jangan menyiramnya.
  • Jangan minum antibiotik yang diberikan kepada orang lain.

—-

Penulis: Rahmadina Firdaus

Share artikel ini
Reference