kista bartholin

Umumnya, kista bartholin terjadi hanya pada satu sisi saja pada lubang vagina. Setidaknya, sekitar 2 persen wanita memiliki risiko terkena kista Bartholin, terutama pada usia sekitar 20 hingga 30 tahun.

Semakin tua usia kamu, semakin kecil kemungkinan kamu terkena gangguan kesehatan ini, karena kelenjar akan menyusut saat kamu memasuki usia 30.

Pengobatannya juga bervariasi tergantung pada abses. Namun, ada antibiotik untuk kista bartholin ini. Yuk simak lebih lanjut penyebab kista dan cara mengatasinya segera!

Apa itu kista bartholin?

Kista Bartholin adalah kista atau kantung berisi cairan di kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di sisi lubang vagina wanita dan berfungsi untuk menghasilkan lendir vagina.

Orang dengan kista ini dapat merasakan benjolan lembut tanpa rasa sakit yang biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun dalam ukuran yang sangat besar, kista dapat menyebabkan ketidaknyamanan.

Pasien akan merasakan nyeri di sekitar vagina saat berjalan dan duduk. Kista terkadang dapat ditemukan di lipatan (labia) di bagian luar vagina.

Jika terinfeksi, kista bisa berisi nanah dan terasa nyeri. Kista Bartholin dapat diobati dengan perawatan di rumah, pengobatan, dan pembedahan pada kasus yang lebih parah.

Penyebab kista bartholin

Penyebab kista

Kista Bartholin terbentuk karena penyumbatan di saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin berfungsi untuk menghasilkan cairan pelumas yang membantu mengurangi gesekan saat berhubungan seksual. Cairan pelumas mengalir dari kelenjar Bartholin ke saluran vagina bagian bawah.

Jika ada penyumbatan di saluran, cairan pelumas akan menumpuk. Penumpukan ini bisa terus bertambah hingga membentuk kista. Penyebab penyumbatan pada kelenjar Bartholin tidak sepenuhnya diketahui. Namun, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko kista Bartholin:

  • Aktif secara seksual
  • Berusia sekitar 20-30 tahun
  • Riwayat kista Bartholin sebelumnya
  • Pernah menjalani operasi vagina atau vulva
  • Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia. Namun, ini kasus yang jarang terjadi.

Ciri-ciri kista bartholin

Kista Bartholin berukuran kecil dan tanpa infeksi biasanya jarang diperhatikan karena tidak memiliki gejala. Jika kista tumbuh besar, pasien bisa merasakan benjolan di dekat lubang vagina.

Meski biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, kista bisa terasa nyeri saat kamu tekan. Infeksi kista dapat terjadi dalam hitungan hari. Jika kista terinfeksi, pasien mungkin mengalami:

  • Nyeri pada benjolan di dekat lubang vagina
  • Ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk
  • Sakit saat berhubungan
  • Demam
  • Kista atau abses (bisul) Bartholin biasanya terjadi hanya pada satu sisi lubang vagina.

13 Ciri Ciri Penyakit Kista pada Saat Menstruasi, Waspadai Gejalanya!

Bahaya kista bartholin

Jika tidak ditangani dengan baik, kista Bartholin dapat menyebabkan komplikasi seperti:

Abses bartholin

Terkadang, bakteri bisa masuk ke dalam cairan kista dan menyebabkan penumpukan nanah dalam bentuk abses Bartholin. Terbentuknya abses biasanya ditandai dengan gejala demam, bisul yang pecah, nyeri saat melakukan aktivitas seksual dan rasa terbakar di area abses.

Pendarahan karena operasi

Pendarahan yang berlebihan adalah komplikasi yang paling umum setelah operasi.

Cara mengobati kista bartholin

Sebagian besar kasus kista Bartholin tidak memerlukan pengobatan, terutama bila kista tidak menimbulkan tanda atau gejala dan sering tidak diketahui dan hilang dengan sendirinya.

Jika kista menimbulkan gejala, maka pengobatan diperlukan tergantung pada ukuran kista, seberapa parah gejalanya dan ada tidaknya infeksi yang dapat menyebabkan abses. Pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan dokter kamu meliputi:

Mandi air hangat

Maksudnya adalah berendam dalam bak yang berisi air hangat, cara ini dilakukan beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari, kista kecil yang terinfeksi secara bertahap akan matang dan pecah dengan sendirinya sehingga nanah akan keluar dengan sendirinya.

Operasi atau pembedahan

Dalam kasus kista besar, operasi akan diperlukan untuk mengeringkan kista. Operasi kista dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau sedasi umum. Dokter akan membuat sayatan kecil pada kista, sampai memungkinkan untuk mengeluarkan isi kista dan kemudian akan dimasukkan tabung karet kecil dari sayatan.

Kateter dipertahankan hingga enam minggu untuk menjaga sayatan tetap terbuka dan memungkinkan nanah mengalir dari kista sepenuhnya.

Antibiotik

Dokter kamu akan meresepkan antibiotik jika kista terinfeksi atau jika pengujian menunjukkan bahwa kamu memiliki infeksi menular seksual. Tetapi jika cairan abses telah terkuras dengan baik, kamu mungkin tidak memerlukan antibiotik lagi.

Marsupialisasi

Jika kista berulang, prosedur yang disebut marsupialisasi diperlukan. Dokter akan membuat jahitan di setiap sisi sayatan drainase untuk menjaga agar sayatan tetap terbuka secara permanen dengan lebar kurang dari 1/4 inci (sekitar 6 milimeter).

Kemudian kateter dimasukkan untuk memfasilitasi drainase selama beberapa hari setelah prosedur dan membantu mencegah kekambuhan.

Antibiotik untuk kista bartholin

Antibiotik untuk kista

Obat antibiotik ini digunakan untuk mengobati abses bartholin karena sebagian besar infeksi disebabkan oleh patogen. Terapi antibiotik ini untuk penting dilakukan supaya penderita kondisinya tidak lebih parah. Hal ini termasuk terapi Doxycycline, Ceftriaxone, Ciprofloxacin, serta Azitromisin.

Pilihan pengobatan antibiotik ini harus dibatasi pada wanita yang memiliki risiko tinggi terhadap infeksi rumit seperti sering kambuh atau tidak, kehamilan, imunosupresi, selulitis yang menyebar luas dan infeksi gonore.

Bahan alami untuk kista bartholin

Selain antibiotik untuk kista bartholin, kamu juga bisa mencoba berbagai bahan alami untuk mengobati kista bartholin ini. Berikut bahan-bahan alami yang bisa kamu coba, antara lain:

1. Minyak jarak

Minyak jarak dapat membantu kista dengan cara yang sama seperti cuka sari apel atau pohon teh. Penelitian menunjukkan bahwa minyak ini bersifat antimikroba sehingga efektif membunuh bakteri yang hidup di kulit (seperti penyebab kista dan jerawat). Setelah itu, oleskan pada kista dengan menggunakan kapas.

2. Lidah buaya

Lidah buaya memiliki sifat anti-inflamasi dan antimikroba dan keduanya dapat membantu dengan rasa sakit dan iritasi pada kista.

Ini juga dapat membantu mengurangi munculnya atau menyingkirkan kista tertentu yang disebabkan oleh bakteri atau patogen lainnya. Kamu dapat menemukan gel lidah buaya di apotek setempat atau online.

3. Botol air panas

Kamu dapat mencoba membuat kista ‘meletus’ dengan duduk di atas botol air panas, tetapi pastikan itu dibungkus dengan kain kasa atau handuk teh untuk menghindari luka bakar.

Daun sirih untuk kista bartholin

Kamu juga bisa memanfaatkan daun sirih merah. Daun ini dapat membantu mengobati kista bartholin. Hal ini karena sirih merah mengandung antioksidan dan flavonoid yang tinggi.

Oleh sebab itu, dapat mengatasi kista bartholin dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta membuat sel darah putih lebih mudah menghancurkan zat-zat pemicu kista. Caranya bisa dengan membuat air rebusan daun sirih merah setiap hari secara rutin untuk dikonsumsi.

Antibiotik untuk kista bartholin harus sesuai dengan rujukan dokter. Pasalnya, infeksi bakteri E.coli juga penyebab kista Bartholin.

Dalam beberapa kasus bahkan ditemukan bakteri penyebab penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore juga menyebabkan infeksi pada kista bartholin.

Share artikel ini
Reference