tes kesehatan sebelum menikah

tes kesehatan sebelum menikah

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan adalah melakukan pemeriksaan kesehatan bagi kedua pihak calon pengantin. Tes kesehatan sebelum menikah dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon pengantin.

Selain itu, tes kesehatan sebelum menikah juga dapat mencegah risiko penyakit tertentu yang dapat diturunkan ke anak.

Nah, lalu apa saja jenis tes kesehatan yang perlu dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan? Simak terus artikel ini sampai selesai, ya.

Mengapa tes kesehatan sebelum menikah itu penting?

Tes kesehatan sebelum menikah merupakan serangkaian tes yang penting dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara-negara lain, jenis tes ini bahkan menjadi syarat wajib bagi pasangan yang ingin melangsungkan pernikahan, sebut saja Taiwan, Turki, Spanyol. dan lainnya.

Tes kesehatan ini menjadi penting untuk mengetahui kondisi riwayat kesehatan kedua calon pengantin. Bisa saja seseorang kemungkinan memiliki sifat pembawa (carrier) suatu penyakit tertentu yang bisa menurun ke anaknya di kemudian hari.

Di samping itu juga, menjalani tes ini membuat kamu dan pasanganmu yang akan menikah dapat saling mengetahui dan mengantisipasi risiko mengenai riwayat kesehatan kedua pihak.

Dengan melakukan tes kesehatan sebelum menikah, langkah pencegahan yang dilakukan pun dapat lebih spesifik untuk menekan risiko penyakit bawaan yang dimiliki. Jadi, hasilnya akan lebih efektif.

Adapun, pemeriksaan yang perlu dilalui meliputi pemeriksaan genetik, penyakit menular, dan infeksi melalui darah. Tes kesehatan ini disarankan dilakukan pada waktu 6 bulan sebelum calon pasangan resmi menikah.

7 Jenis tes kesehatan sebelum menikah yang perlu dilakukan

Rangkaian tes kesehatan sebelum menikah ini memiliki beberapa tahapan yang cukup banyak. Tes kesehatan akan berfokus pada infeksi yang berdampak pada reproduksi. Melalui informasi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan pada laman websitenya, setidaknya 7 jenis tes kesehatan sebelum menikah yang perlu dilakukan, yaitu:

1. Pemeriksaan darah

Tes kesehatan sebelum menikah yang perlu dilakukan oleh kedua calon pasangan pengantin adalah pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini mencakup leukosit, hematokrit, trombosit, Hb atau hemoglobin, eritrosit, hingga laju endap darah.

Untuk perempuan, pemeriksaan tingkat Hb akan membantu mereka mengetahui risiko kemungkinan penyakit Thalasemia. Thalassemia adalah penyakit yang berupa kelainan darah dan disebabkan oleh faktor genetik di mana hemoglobin tidak berfungsi secara normal.

Fungsi hemoglobin dalam sel darah merah cukup penting, yaitu mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

2. Tes golongan darah dan rhesus

Tes golongan darah merupakan pemeriksaan untuk mengenai jenis darah pada kedua calon pasangan. Ada beberapa golongan darah kita kenal pada umumnya, yaitu golongan darah A, B, O, dan AB.

Pemeriksaan golongan darah tak berhenti pada itu saja, tetapi lebih spesifik lagi pada rhesusnya. Adapun rhesus merupakan kadar protein khusus yang berada di permukaan sel darah merah. Rhesus akan digolongkan menjadi dua, yaitu rhesus negatif dan rhesus positif.

Jika setelah menjalani tes rhesus kedua pasangan berbeda, ada kemungkinan rhesus janin yang dikandung akan berbeda dengan sang ibu. Rhesus yang berbeda dari ibu dan janin dapat berakibat fatal pada anak.

Walaupun demikian, risiko dari perbedaan rhesus pasangan masih mungkin untuk diatasi, kok. Untuk itu, pemeriksaan ini sangatlah penting.

3. Tes gula darah

Tes ini dilakukan bukan hanya untuk mengetahui risiko diabetes. Namun, pengecekan juga dilakukan untuk mengantisipasi adanya komplikasi yang muncul akibat dari gula darah tinggi, misalnya stroke hingga gagal ginjal.

Para ibu hamil, diabetes juga cukup berbahaya bagi janin yang dikandung, seperti dapat menyebabkan lahir prematur dan keguguran. Untuk itu, kedua calon pasangan perlu melakukan tes gula darah sebelum menikah.

4. Tes urin lengkap

Tes kesehatan sebelum menikah terakhir yang disarankan bagi calon pasangan adalah mengambil tes urin lengkap. Melalui tes ini, kamu dan pasanganmu dapat mendeteksi adanya gangguan pada ginjal.

Hasil pemeriksaan didasarkan pada karakteristik warna, bau, dan jumlah urin yang dikeluarkan.

5. Deteksi hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh hepatitis B dan menyerang organ hati. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bergantian dan jarum yang tidak steril.

Dengan menjalani pemeriksaan jenis ini, kamu dan pasanganmu akan terhindar dari kemungkinan transmisi hepatitis B melalui hubungan seksual. Hepatitis B termasuk penyakit yang tergolong berbahaya karena akan menyebabkan cacat fisik hingga kematian pada bayi nantinya.

6. Tes penyakit TORCH

TORCH adalah singkatan dari beberapa jenis virus penyakit, yaitu (Toxoplasma, Other including syphilis, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus (HSV). Penularannya sendiri bisa datang dari konsumsi makanan mentah hingga kontak dengan kotoran hewan peliharaan.

Penyakit TORCH ini merupakan penyakit yang erat kaitannya dengan penyakit selama masa kehamilan. Jika ibu hamil terkena penyakit ini, akan ada beberapa risiko yang dapat muncul, seperti kelainan pada janin, kelahiran prematur, bahkan keguguran.

Untuk itu, kamu dan pasanganmu sebaiknya melakukan tes ini untuk menghindari risiko pada bayi yang dikandung nantinya.

7. Pemeriksaan HIV/AIDS

Dalam menjalani tes kesehatan sebelum menikah, kedua calon pasangan juga akan melakukan pemeriksaan penyakit infeksi menular seksual (IMS), termasuk human immunodeficiency viruses (HIV) dan Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).

Jenis pemeriksaan ini bersifat wajib, karena sudah tercantum dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan RI. Pemeriksaan akan dilakukan dengan mengambil sampel darah kamu dan pasanganmu untuk diperiksa.

Itu tadi beberapa tes kesehatan sebelum menikah yang penting dilakukan bagi pasangan calon pengantin. Dengan melakukan tes ini, calon pengantin dapat mengetahui dan mencegah risiko penyakit yang muncul di kemudian hari, baik bagi kedua calon pasangan maupun sang anak kelak.

Share artikel ini
Reference