Sederet Kontroversi Dokumenter Korea In the Name of God: A Holy Betrayal
Industri hiburan Korea Selatan tidak habis-habisnya menarik perhatian publik. Belum lama ini, salah satu series dokumenter Korea ramai dibicarakan, yaitu “In the Name of God: A Holy Betrayal”.
Sebuah dokumenter yang memperlihatkan sisi gelap Korea mengenai kultus dan kejahatan terselubung, hal ini membuat publik khawatir sekaligus marah.
Rekomendasi dokumenter korea
Berikut adalah beberapa rekomendasi dokumenter Korea tentang seperti apa tradisi di Korea, dan berbagai permasalahan internal yang mungkin tidak kita duga.
Mrs. B., a North Korean Woman (2017)
Film dokumenter ini bercerita tentang Nyonya B, seorang wanita Korea Utara yang dijual untuk dinikahkan di Tiongkok. Mrs. B kemudian terlibat dalam perdagangan perempuan Korea Utara kepada pria Tiongkok untuk mendapatkan penghasilan dan membantu keluarga yang ditinggalkannya.
Akhirnya, dia mengikuti keluarga dan anak-anaknya yang telah melarikan diri ke Korea Selatan, tetapi ditahan oleh dinas intelijen setibanya di perbatasan. Film dokumenter ini membuka sisi lain dari perdagangan manusia dan sekilas tentang kehidupan orang-orang di Korea Utara.
Our School (2007)
Our School berkisah tentang kehidupan para siswa dan guru asli Korea yang belajar dan bekerja di sekolah Korea di Hokkaido, Jepang. Film dokumenter ini menunjukkan perbedaan budaya dan bagaimana penduduk asli Korea menghormati budaya Korea mereka sendiri sambil menghormati budaya Jepang, dan bagaimana generasi ini bergerak maju dari rasa sakit akibat perang.
In the Name of God: A Holy Betrayal (2023)
Netflix dan lembaga penyiaran publik Korea, MBC, pada hari Kamis mengalahkan permohonan pengadilan untuk menghentikan penayangan film dokumenter mereka, ” In the Name of God: A Holy Betrayal”. Sejak awal tayang, dokumenter ini sudah memicu banyak kontroversi pihak terkait.
Acara ini membahas kisah nyata yang mengerikan dari empat pemimpin Korea yang mengaku sebagai nabi, juga mengungkap sisi gelap dari kepercayaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
Sinopsis dokumenter In the Name of God
Serial yang terdiri dari 8 episode ini mulai ditayangkan pada hari Jumat, 3 Maret 2023. Diproduksi oleh Netflix Original, yang berarti bahwa layanan streaming tersebut memiliki hak global, termasuk di Korea.
Tayangan ini diadaptasi dari kisah empat sekte sesat yang menyebabkan kehebohan di Korea Selatan. Keempat sekte tersebut bernama Providence (Misi Injil Kristen), Five Oceans (Odaeyang), Baby Garden, dan Manmin Central Church. Berbagai informan yang pernah bergabung dengan sekte sesat tersebut diwawancarai untuk membuat serial dokumenter ini.
Tiga episode pertama, khususnya, mengejutkan pemirsa dengan dramatisasi mengerikan dari peristiwa nyata yang menunjukkan bagaimana Misi Injil Kristen (juga dikenal sebagai JMS), sebuah gerakan keagamaan yang didirikan pada tahun 1980, menjadi alat kekerasan yang digunakan oleh pendirinya, Jeong Myeong Seok.
Fakta dokumenter korea In the Name of God
Mengingat dokumenter ini sangat ramai dibicarakan karena berbagai pernyataan dan bukti yang mengejutkan publik, tidak heran jika berbagai fakta baru bermunculan. Berikut adalah beberapa fakta yang harus kamu ketahui:
Ancaman produser
Sebelumnya dilaporkan bahwa Cho Sung Hyun, sutradara series In The Name of God: A Holy Betrayal, menghadapi ancaman dari para pengikut sekte-sekte yang ditampilkan dalam film dokumenter tersebut. Kini pihak Netflix meningkatkan upayanya untuk melindungi Cho Sung Hyun dari berbagai ancaman.
Studio Synnara diboikot
Serial ini mendokumentasikan kisah empat pemimpin, termasuk pemimpin kultus gereja Aga Dongsan, Kim Ki Soon. Diketahui bahwa Synnara Record dimiliki dan dioperasikan oleh sekte tersebut.
Synnara Record merupakan distributor album terbesar di Korea pada saat itu, sebagian karena harganya yang murah, yang menurut banyak sumber berita disebabkan oleh para anggota sekte yang bekerja secara gratis.
Idol Korea yang diduga pengikut JMS
Industri K-Pop ikut terkejut ketika anggota DKZ, Kyoungyoon, dan keluarganya diduga telah menjadi anggota sekte JMS. Sejak saat itu terungkap bahwa kafe yang dioperasikan oleh keluarga anggota idol Kpop tersebut terkait dengan gereja lokal bernama Youngduk Ju Mideum (Youngduk Trust In God), salah satu gereja yang terdaftar sebagai bagian dari sekte JMS.
Para pelaku masih hidup dan aktif sampai sekarang
Meskipun latar kejadian serial dokumenter “In The Name Of God” terjadi sekitar tahun 1980-an, bukan berarti semuanya telah usai. Diketahui empat dari tiga pelaku pemimpin kultus tersebut masih hidup dan aktif hingga sekarang. Tidak heran jika produser serial ini mendapat berbagai ancaman dari para pengikut aktifnya.
_______
Penulis: Afifa