OCD Adalah Penyakit Mental yang Bisa Siapa Saja Derita, Waspada Gejalanya!
Kamu mungkin sudah tak asing lagi dengan istilah OCD, bukan? OCD adalah istilah yang sering dan banyak orang sebut melalui unggahan media sosial (medsos). Namun, sebenarnya apa OCD itu?
Sekarang ini semakin banyak orang-orang, termasuk anak muda yang peduli terhadap kesehatan mental. Nah, bagi kamu yang concern dengan kesehatan mental, pasti sudah tak asing dengan OCD, apalagi istilah ini juga sering disebut di media sosial.
Obsessive compulsive disorder atau OCD adalah penyakit mental yang menyebabkan pikiran atau sensasi berulang yang tidak diinginkan (obsesi) atau dorongan untuk melakukan sesuatu berulang kali (kompulsi). Nah, beberapa orang dapat memiliki obsesi dan kompulsi.
Tentunya obsesi dan kompulsi ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penderitaan yang signifikan. Awalnya, kamu mungkin akan mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesi. Namun, hal itu justru hanya akan menambah kesusahan dan kecemasan kamu.
Pada akhirnya, kamu pun merasa terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif untuk mencoba meredakan stres. Terlepas dari upaya untuk mengabaikan atau menyingkirkan pikiran yang mengganggu, mereka justru akan datang kembali bahkan lebih parah lagi.
Apa itu OCD?
OCD adalah gabungan pikiran obsesi dan perilaku kompulsi. Obsesi adalah pikiran, bayangan, atau impuls yang terjadi berulang-ulang dan terasa di luar kendali seseorang. Dalam kebanyakan kasus, penderita OCD menyadari bahwa pemikiran ini tidak logis.
Obsesi biasanya disertai dengan perasaan yang intens dan tidak nyaman, seperti ketakutan, jijik, ketidakpastian dan keraguan, atau perasaan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan cara yang “tepat”.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang memang memiliki pikiran mengganggu yang tidak diinginkan. Namun, dalam konteks OCD, pikiran mengganggu ini sering muncul dan memicu kecemasan ekstrem hingga mengganggu aktivitas harian penderitanya.
Sementara itu, kompulsi adalah perilaku atau pemikiran berulang yang seseorang gunakan untuk menetralkan, menangkal, atau menghilangkan obsesinya. Salah satu kebiasaan kompulsif misalnya mencuci tangan tujuh kali setelah menyentuh sesuatu yang mungkin kotor.
Apa saja gejala OCD?
OCD biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi dapat dimulai pada masa kanak-kanak. Gejala biasanya mulai secara bertahap dan faktanya jenis obsesi dan kompulsi yang kamu alami juga dapat berubah seiring waktu. Selain itu, gejala umumnya memburuk saat kamu sedang stres berat.
OCD dapat memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda, tetapi biasanya menyebabkan pola pikiran dan perilaku tertentu yang didasarkan:
- Obsesi: Pikiran yang tidak diinginkan mengganggu dan terus menghantuimu.
- Emosi: Obsesi menyebabkan perasaan cemas atau tertekan yang intens.
- Kompulsi: Perilaku berulang atau tindakan mental yang dirasakan oleh penderita OCD sebagai akibat dari kecemasan dan tekanan yang disebabkan oleh obsesi.
Beberapa obsesi umum yang memengaruhi penderita OCD meliputi:
- Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain dengan sengaja maupun tidak sengaja.
- Takut terkontaminasi oleh penyakit, infeksi, atau zat berbahaya.
- Menginginkan segalanya simetri atau teratur. Misalnya, kamu mungkin merasa perlu untuk memastikan semua label pada kaleng di lemari menghadap ke arah yang sama.
Jenis perilaku kompulsif yang umum pada pengidap OCD meliputi:
- Mengulangi kata-kata yang ada di kepala.
- Membersihkan tangan berlebihan secara berulang.
- Menghindari tempat dan situasi yang dapat memicu pikiran obsesif.
- Menginginkan segalanya teratur.
- Berulang kali memeriksa kunci, sakelar, peralatan, pintu, dan lain-lain.
Apa penyebabnya?
OCD adalah gangguan kesehatan mental yang dapat menyerang siapa saja dari segala usia lho, Yoonies. Daripada pria, wanita lebih rentang mengalaminya.
Sampai saat ini, para ahli terus mencari tahu penyebab pasti OCD. Namun, berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko terhadap gangguan mental ini:
- Genetika atau riwayat keluarga yang sebelumnya juga mengalami OCD.
- Perbedaan fisik pada bagian tertentu dari otak atau kelainan otak.
- Akibat dari gejala depresi dan kecemasan.
- Mengalami hal buruk hingga menyebabkan trauma.
- Akibat infeksi streptokokus.
Pengobatan untuk OCD
Sampai saat ini, OCD adalah salah satu gangguan mental yang tidak memiliki pengobatan khusus untuk menghilangkannya hingga tuntas. Namun, kamu bisa melakukan berbagai perawatan untuk mengurangi gejala. Beberapa perawatan pilihan untuk OCD meliputi:
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah pola pikir kamu. Dengan psikoterapi, kamu akan belajar untuk mengurangi dan kemudian menghentikan pikiran hingga tindakan OCD.
2. Lakukan relaksasi
Hal-hal sederhana seperti meditasi, yoga, dan pijat dapat membantu mengatasi gejala OCD yang membuat stres.
3. Konsumsi obat-obatan yang direkomendasikan
Obat dari psikiater biasanya dapat membantu seseorang mengendalikan obsesi dan kompulsi. Umumnya, obat ini membutuhkan dua sampai empat bulan untuk mulai bekerja.
Beberapa obat umum yang digunakan, seperti Citalopram (Celexa), Clomipramine (Anafranil), Escitalopram (Lexapro), Fluoxetine (Prozac), Fluvoxamine, Paroxetine (Paxil), dan Sertraline (Zoloft). Jika masih ada gejala, psikiater mungkin akan memberikan obat antipsikotik, seperti Aripiprazole (Abilify) atau Risperidone (Risperdal).
Jadi, bisa dibilang, OCD adalah gangguan mental yang bisa siapa saja alami, apalagi memiliki faktor risiko tertentu. Apabila kamu atau orang di sekitarmu merasa ada sesuatu yang aneh dan berhubungan dengan OCD, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater, ya!
Penulis: Silvia Wardatul