obat nyeri otot yang aman untuk ibu hamil

obat nyeri otot yang aman untuk ibu hamil

Obat nyeri otot umumnya dijual secara bebas dan dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Bagi orang dewasa, mengonsumsi obat nyeri otot secara berlebihan dapat memicu ketergantungan, di mana tubuh beradaptasi dengan obat sehingga dalam beberapa kasus diperlukan dosis yang lebih tinggi yang memicu komplikasi.

Sementara, bagi ibu hamil, beberapa obat nyeri otot dapat berdampak pada pendarahan. Lantas, obat nyeri otot seperti apa yang aman untuk digunakan dan dikonsumsi? Simak penjelasan di bawah ini.

Apa itu obat nyeri otot?

Obat nyeri otot adalah obat yang digunakan untuk meredakan atau menghilangkan berbagai rasa nyeri pada otot yang disebabkan oleh banyak hal termasuk otot yang tegang hingga kanker.

Istilah yang digunakan untuk mewakili obat nyeri adalah analgesik di mana obat ini bisa meredakan berbagai jenis rasa sakit mulai dari sakit kepala, cedera, hingga radang sendi. Berbeda dengan anestesi operasi, analgesik tidak mematikan saraf dan bekerja dengan cara mengubah cara otak merasakan rasa sakit.

Fungsi obat nyeri otot

Berfungsi sebagai penghilang rasa sakit, obat nyeri otot yang meredakan rasa nyeri dan pembengkakan akibat peradangan dapat digunakan setelah menjalankan operasi akibat cedera seperti patah tulang.

Disamping itu, rasa nyeri pergelangan kaki akibat terkilir, nyeri akibat menstruasi, serta nyeri akibat radang sendi seperti sakit punggung dapat diredakan oleh obat nyeri atau analgesik.

Macam-macam obat nyeri otot

Mampu mengurangi peradangan akibat pembengkakan di daerah yang terasa sakit maupun mengubah persepsi rasa sakit di otak. Obat pereda nyeri dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:

1. Analgesik anti-inflamasi

Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi peradangan (pembengkakan) pada lokasi nyeri. Contoh obat ini berupa acetaminophen, aspirin, cyclooxygenase inhibitors (COX inhibitors), dan obat anti inflamasi non-steroid atau Non Steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti ibuprofen dan naproxen.

2. Opioid

Obat golongan opioid (juga disebut narkotika) bekerja dengan mengubah persepsi nyeri pada otak. Contoh obat ini berupa codein, fentanyl, hydrocodone, dll.

Berdasarkan bentuk sediaannya, obat nyeri otot dibagi menjadi dua yakni obat nyeri otot topikal, dan obat nyeri otot oral. Berikut penjelasannya:

1. Obat nyeri otot topikal

Digunakan dengan cara digosok, dioles, hingga disemprot pada kulit daerah otot atau sendi yang terasa sakit, obat nyeri otot topikal dapat berbentuk krim, gel, salep, hingga patch yang melekat pada kulit. Obat nyeri topikal adalah obat yang pemakaiannya dilakukan di luar, dan tidak dikonsumsi.

2. Obat nyeri otot oral

Berbeda dengan obat nyeri otot topikal yang bekerja dengan cara meredakan rasa nyeri dari luar tubuh, obat nyeri otot oral bekerja dari dalam tubuh. Dapat berupa tablet, pil, kapsul, ataupun kaplet (kapsul tablet).

Obat nyeri otot yang aman untuk ibu hamil

Banyak dari kita yang lebih menyukai obat nyeri otot berjenis topikal karena sensasi hangat atau panas pada kulit yang terasa merilekskan dan meringankan rasa sakit pada otot.

Namun, apabila kamu mengalami nyeri sendi saat kehamilan, kamu harus menghindari obat pereda nyeri berjenis topikal. Mengapa demikian?

Dalam obat nyeri otot topikal seperti krim, terdapat metil salisilat yang merupakan obat antiinflamasi nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drug.

Ketika dioleskan pada kulit, obat nyeri otot topikal yang mengandung metil salisilat diserap ke dalam tubuh. Zat ini dapat membahayakan bayi dan menyebabkan pendarahan sebelum atau saat melahirkan.

Oleh karena itu, obat nyeri otot terbaik yang aman untuk ibu hamil adalah obat yang dianjurkan oleh dokter.

Saran penggunaan obat nyeri otot pada ibu hamil

Ibu hamil yang ingin menggunakan obat nyeri otot disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter akan memberikan jenis obat pereda nyeri otot terbaik dengan dosis yang tepat. Ketika ibu hamil hendak mengonsumsi obat yang disarankan dokter, ibu hamil diharapkan dengan cermat untuk:

  • Memastikan dokter mengetahui keadaan ibu hamil terutama yang memiliki alergi pada zat-zat tertentu
  • Memastikan apakah obat harus dikonsumsi sampai habis atau harus berhenti ketika nyeri membaik
  • Mengikuti petunjuk penggunaan sesuai saran dokter
  • Memastikan tangan dalam keadaan bersih setiap kali hendak mengonsumsi obat
  • Menghindari menyentuh mata setelah menyentuh obat
  • Menyimpan obat dengan baik dan benar

Disamping itu, ada beberapa langkah terbaik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk meringankan rasa nyeri pada otot yakni:

  • Melakukan peregangan, seperti dengan melakukan senam hamil yang dapat membantu meringankan nyeri hingga kram saat hamil
  • Memijat daerah yang nyeri, dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meredakan kram
  • Menggunakan bantal pemanas, botol, atau kompres handuk hangat untuk merilekskan otot-otot yang terasa nyeri
  • Kompres dengan air es, dapat membantu menghilangkan rasa sakit terkait nyeri otot akibat kram

Ibu hamil dapat melakukan seluruh rangkaian pengobatan alternatif di atas mulai dari melakukan peregangan, memijat otot dengan kompres hangat atau kompres es untuk menghentikan kram dan mengurangi rasa sakit.

Efek samping obat nyeri otot

Meskipun umumnya obat pereda nyeri otot aman untuk digunakan, jika terlalu sering atau terlalu lama digunakan dan dikonsumsi, dapat menyebabkan efek samping dan komplikasi. Dalam dosis besar, obat nyeri otot dapat berdampak seperti:

  • Mengalami kerusakan pada organ dalam seperti kerusakan hati atau ginjal
  • Mengalami diare atau sembelit sebagai reaksi dari gangguan pencernaan
  • Mengalami masalah jantung
  • Munculnya reaksi alergi atau hipersensitivitas
  • Mengalami mual, sakit perut, dan mulas
  • Munculnya masalah pada lambung seperti maag
  • Telinga berdenging hingga tuli
  • Mengalami ketergantungan obat

Selain beberapa dampak di atas, obat nyeri otot yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengganggu proses pembekuan darah. Oleh karena itu, konsumsi obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter, dan segera cari pertolongan medis jika mengalami beberapa hal berikut ini:

  • Muncul ruam atau pembengkakan sebagai reaksi alergi dari tubuh
  • Terjadinya perubahan warna kehitaman pada kotoran saat buang air besar
  • Mengalami muntah yang disertai dengan darah dan terlihat seperti bubuk kopi
  • Muntah darah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Mengalami masalah atau perubahan indra penglihatan atau pendengaran
  • Mengalami sakit perut atau kepala yang parah
  • Sulit buang air kecil atau urin berubah warna (keruh)
  • Kulit atau mata berwarna kekuningan
  • Mengalami kenaikan berat badan secara tiba-tiba
Share artikel ini
Reference