Keputihan Cair Seperti Air, Normal atau Berbahaya?
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Hal ini adalah hal yang umum bagi wanita. Keputihan biasanya berwarna putih atau bening. Beberapa wanita mengalaminya setiap hari, namun ada juga yang mengalaminya sesekali.
Keputihan membantu untuk menjaga area vagina tetap bersih dan terhindar dari infeksi. Hal ini merupakan hal yang normal, namun mungkin akan menjadi masalah jika ada perubahan warna, bau, konsistensi, dan jumlahnya. Lantas, apakah keputihan cair seperti air juga normal? Simak jawabannya dalam artikel ini, ya!
Apakah keputihan cair seperti air itu normal?
Keputihan cair seperti air dan memiliki bau yang ringan adalah hal yang normal dan bukanlah tanda terjadinya infeksi. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa vagina dalam kondisi yang sehat.
Vagina biasanya memproduksi cairan untuk membersihkan dirinya sendiri dan kuantitasnya akan lebih banyak saat menjelang ovulasi.
Namun, jika warna atau tingkat kekentalan cairan keputihan berubah atau keputihan disertai gejala lain, seperti rasa gatal dan nyeri, hal ini mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan.
Penyebab keputihan cair seperti air
Ada beberapa penyebab keputihan cair seperti air, antara lain:
1. Ovulasi
Ovulasi biasanya terjadi di tengah siklus haid, sekitar dua minggu sebelum hari pertama siklus berikutnya. Menjelang ovulasi, tubuh akan memproduksi lendir 30 kali lebih banyak daripada setelah ovulasi. Cairan ini akan lebih lancar dibandingkan selama haid.
2. Menopause
Selama menopause, kadar estrogen akan menurun sehingga vagina menghasilkan lebih sedikit cairan dan teksturnya cenderung encer. Kondisi ini disebut atrofi vagina yang menyebabkan dinding vagina menjadi lebih tipis dan kering.
3. Kehamilan
Keputihan yang cair seperti air selama kehamilan merupakan hal yang normal. Sehingga, kamu tidak perlu khawatir. Cairan keputihan ini memainkan peran penting selama kehamilan untuk membuang sel-sel mati dari vagina.
Keluarnya cairan keputihan yang banyak pada trimester ketiga merupakan tanda bahwa tubuh sehat dan sedang mempersiapkan persalinan.
Namun, jika ada perubahan pada konsistensi atau bau dari cairan keputihan, itu menjadi tanda infeksi dan ibu hamil perlu berkonsultasi dengan dokter.
4. Penggunaan pil KB
Ada beberapa efek samping dari pil KB. Salah satunya menyebabkan keputihan. Penggunaan pil KB dapat meningkatkan hormon estrogen yang berguna untuk menjaga kolesterol akan tetap terkendali. Semakin banyak kadar estrogen dalam tubuh, maka semakin banyak cairan keputihan yang diproduksi.
5. Perubahan pola makan
Jika seseorang sering mengonsumsi kedelai, tubuhnya akan lebih cenderung menghasilkan cairan keputihan yang cair. Sebab, kedelai dapat meningkatkan kadar estrogen tubuh.
Cara mengatasi keputihan cair seperti air
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi keputihan cair seperti air.
- Menggunakan panty liner atau pembalut untuk mengendalikan kelembapan yang berlebihan. Ganti secara rutin agar organ reproduksi tetap kering dan nyaman. Hindari produk yang mengandung deodoran, karena dapat menyebabkan iritasi.
- Saat menggunakan toilet, sebaiknya jangan menyeka dari belakang ke depan, tetapi dari depan ke belakang.
- Hindari penggunaan celana yang ketat untuk waktu yang lama
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun di siang hari
- Hindari penggunaan tisu toilet yang beraroma atau berwarna
- Sebaiknya tidak melakukan douching. Sebab, dalam kebanyakan kasus, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan. Douching dapat menyebabkan infeksi pada rahim dan meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Kapan keputihan cair seperti air harus diperiksakan ke dokter?
Keputihan yang bening dan cair sebenarnya jarang menjadi perhatian. Namun, segera hubungi dokter bila kamu mengalami salah satu gejala di bawah ini.
- Rasa sakit atau gatal di area vagina atau vulva
- Cairan keputihan berwarna hijau, abu-abu, atau kuning
- Keputihan menimbulkan bau busuk
- Keputihan disertai dengan bau yang menyengat, amis, atau asam
- Mengalami demam
- Mengalami nyeri di perut atau panggul
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Timbul kemerahan pada organ reproduksi
- Pembengkakan di area genital
- Terjadinya lepuh pada vagina atau vulva
- Luka pada vagina atau vulva
- Cairan keputihan memiliki tekstur yang lebih kental
Keputihan yang cair dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi biasanya tidak berbahaya. Jika kamu merasa khawatir karena masalah keputihan, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter, terutama saat cairan keputihannya berwarna hijau, kuning, atau abu-abu dan memiliki perubahan tekstur atau bau.