Penyebab Intoleransi Makanan dan Cara Mengatasainya
Intoleransi makanan mempengaruhi sistem pencernaan. Orang yang menderita intoleransi, atau kepekaan, tidak dapat mencerna makanan tertentu. Mereka mengalami gas, diare, dan masalah lainnya.
Intoleransi atau sensitivitas makanan tidak nyaman tetapi tidak mengancam jiwa. Yuk kita bahas lebih lanjut mengenai intoleransi makanan dan cara mengatasinya!
Penyebab intoleransi makanan
Ketika kamu memiliki kondisi ini, itu berarti sistem pencernaanmu mengalami kesulitan mencerna (memecah) makanan. Ada beberapa faktor yang bisa memicu. Faktor-faktor ini umumnya terjadi karena adanya suatu zat yang ada dalam makanan atau kondisi medis tertentu.
Orang dengan kondisi ini biasanya kekurangan zat enzim tertentu yang dibutuhkan sistem pencernaan untuk mencerna makanan atau bahan tertentu.
Kondisi pencernaan tertentu dapat membuat Anda lebih rentan terhadap sensitivitas makanan. Kondisi-kondisi ini meliputi penyakit celiac, penyakit radang usus (IBD), termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Jika memang kamu memiliki intoleransi makan, kamu harus memenuhi vitamin dalam tubuh dengan cara konsumsi suplemen pengganti. Seseorang yang tidak toleran terhadap laktosa mungkin tak akan mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D karena mereka benar-benar tidak bisa mengonsumsi produk turunan susu.
Kamu dapat mengonsumsi suplemen atau menggunakan enzim laktase yang dijual bebas untuk mengonsumsi produk susu tanpa sakit perut.
Tak hanya itu, seseorang yang mengurangi produk dengan gluten mungkin perlu makan lebih banyak sayuran segar, buah, dan biji-bijian utuh bebas gluten untuk memastikan mereka mendapatkan cukup serat dan nutrisi lainnya seperti vitamin B dalam diet mereka, yang penting untuk kesehatan.
Bagaimana cara mengatasinya?
Salah satu cara untuk mengatasi intoleransi makanan kambuh adalah dengan membaca label makanan yang akan kamu konsumsi.
Ketika kamu mengidap kondisi ini, dokter mungkin akan memberitahu beberapa kandungan makanan yang tidak bisa kamu konsumsi terlalu banyak.
Kamu tentunya dapat melihat kandungan dari makanan tersebut di balik dari kotaknya atau dalam komposisinya.
Perbedaan intoleransi makanan dengan alergi
Intoleransi makanan, atau sensitivitas makanan, tidak sama dengan memiliki alergi.
Intoleransi makanan:
- Mempengaruhi sistem pencernaan.
- Terjadi ketika sistem pencernaan tidak dapat memecah makanan tertentu.
- Menyebabkan gejala seperti sakit perut yang tidak mengancam jiwa.
- Membawa gejala dalam beberapa jam setelah makan saat makanan melewati saluran pencernaan.
- Mungkin tidak menyebabkan gejala jika kamu hanya makan sedikit makanan.
Alergi makanan:
- Mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
- Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira protein atau bahan lain dalam makanan sebagai ancaman. Sistem kekebalan tubuhmu melepaskan antibodi (protein) yang disebut imunoglobulin E (IgE) untuk melawan ancaman.
- Menyebabkan reaksi alergi, seperti gatal-gatal dan bengkak, sesak napas atau mengi.
- Membawa gejala dalam beberapa menit setelah mengonsumsi bahkan sejumlah kecil makanan penyebab alergi.
- Dapat menyebabkan reaksi parah yang mengancam jiwa yang disebut anafilaksis. Tanpa pengobatan epinefrin, reaksi ini bisa berakibat fatal.
Penulis: Anggraini Nurul