ciri ciri rahim sehat

Sebagai organ vital dalam tubuh wanita, rahim bisa dibilang salah satu pusat reproduksi kamu. Rahim memainkan peran penting dalam kesuburan sehingga sangat penting untuk tahu apa saja ciri ciri rahim sehat, saat kamu mulai mencoba untuk hamil. Yuk, simak tips Yoona untuk memperkuat dan mempromosikan rahim yang sehat.

Apa itu rahim yang sehat?

Rahim yang sehat bisa kamu lihat dari pergerakan siklus menstruasi. Salah satunya ialah tidak adanya haid yang menyakitkan, perdarahan menstruasi yang berat dan tidak teratur, serta nyeri panggul yang parah tanpa mencari bantuan. Masalah-masalah ini bisa menjadi sangat buruk sehingga mengganggu hidupmu.

Sering kali, wanita diam-diam mengalami gejala saat haid yang parah tanpa mencari bantuan. Padahal, tes diagnostik seperti pemindaian ultrasound, pap smear, dan tes darah tertentu dapat membantu menentukan penyebab masalahnya.

Ciri ciri rahim sehat

Beberapa gejala atau ciri ciri rahim yang sehat, yaitu:

  1. Bergairah saat melakukan hubungan seksual
  2. Vagina tidak kering
  3. Cairan vagina atau keputihan berwarna normal
  4. Tidak ada masalah tulang dan sendi
  5. Kamu tidak mengalami pendarahan atau pun nyeri sebelum/sesudah berhubungan seksual
  6. Perubahan suasana hati yang wajar selama PMS
  7. Tidak mengalami perdarahan pasca menopause
  8. Kamu tidak mengalami sakit perut yang parah, nyeri, dan perasaan berat di daerah panggul
  9. Hilangnya sensasi terbakar di vagina
  10. Frekuensi buang air kecil yang normal

Apa saja yang memengaruhi kesehatan rahim?

Di usia anak perempuan kecil sampai masa pubertas, rahim tumbuh dengan cepat ke ukuran dan bentuk milik perempuan dewasa. Setelah menopause, rahim menjadi lebih kecil, lebih berserat, dan lebih pucat.

Sebelum gejala menopause tersebut, beberapa penyakit dapat memengaruhi kesehatan rahim, seperti infeksi, tumor, malformasi rahim dan prolaps, yaitu kondisi bagian rahim menjadi tergeser dan menonjol dari lubang vagina.

Cara menjaga kesehatan rahim

Kabar baiknya, ada beberapa cara untuk membantu menjaga rahim dalam kondisi prima.

1. Konsumsi cukup vitamin

Wanita dengan kadar vitamin D yang sehat 32 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan fibroid daripada mereka yang kekurangan, sebuah studi tahun 2013 dari National Institutes of Health menemukan vitamin D dapat mencegah sel fibroid berkembang dan tumbuh lebih besar.

Kamu dapat meningkatkan kadar vitamin D dengan makan lebih banyak produk susu seperti yogurt dan sereal, serta ikan berminyak (salmon, tuna). Juga tanyakan kepada dokter apakah harus mempertimbangkan suplemen untuk memastikan kamu mendapatkan jumlah vitamin yang cukup. Untuk wanita dewasa yang sehat, dibutuhkan 600 IU sehari.

2. Lakukan diet yang tepat

Penelitian yang mengamati pola makan lebih dari 2.000 wanita menemukan bahwa, mereka yang mengonsumsi paling banyak daging merah memiliki risiko 70 persen lebih besar untuk mengembangkan fibroid. Sementara mereka yang makan paling banyak sayuran hijau memiliki risiko 50 persen lebih rendah.

Kurangi daging merah dan prioritaskan sayuran. Pastikan kamu mendapatkan banyak sumber nutrisi berdaun seperti kangkung, lobak Swiss, dan bayam.

3. Pakai kontrasepsi

Pengendalian kelahiran dapat melakukan lebih dari sekedar mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Analisis dari 18 penelitian menemukan, rata-rata wanita yang menggunakan IUD memiliki risiko 19 persen lebih rendah terkena kanker endometrium daripada mereka yang tidak.

Bicaralah dengan doktermu tentang kontrasepsi mana yang tepat untukmu atau pasangan.

4. Menjaga berat badan

Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas dua sampai empat kali lebih mungkin untuk mengembangkan kanker rahim dan sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan fibroid. Jaringan lemak berlebih menyebabkan kadar estrogen yang tinggi, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fibroid dan tumor kanker, serta insulin, yang juga terkait dengan kanker.

Pantau ukuran porsi dan tetap aktif bergerak. Satu studi menemukan, wanita yang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga kuat selama setidaknya dua setengah jam per minggu, memiliki 34 persen penurunan risiko kanker rahim dibandingkan dengan rekan-rekan yang tidak banyak bergerak. Mereka yang memiliki BMI lebih rendah dari 25 memiliki pengurangan risiko hampir 75 persen. Dengan berolahraga, maka kamu tak hanya menjaga berat badan ideal tetapi juga menjaga kesehatan rahim.

Share artikel ini
Reference