dampak childfree

Sejak Gita Savitri, seorang influencer di media sosial, menyatakan bahwa ia dan suaminya memutuskan untuk childfree, fenomena ini kini menjadi pembicaraan hangat. Pasalnya, istilah ini terkadang belum dipahami banyak orang, tetapi sudah cukup sering terdengar. 

Maka dari itu, penting untuk mengetahui apa itu childfree dan bagaimana keputusan untuk tidak menjadi memiliki anak berpengaruh terhadap kesehatan. Simak informasi lengkapnya di sini!

Apa itu childfree?

Childfree adalah istilah yang menggambarkan pilihan seseorang untuk tidak memiliki anak. Istilah ini awalnya digunakan pada 1972 untuk orangtua yang memutuskan tidak memiliki anak meskipun berkecukupan secara ekonomi dan kesehatan biologis. 

Artinya, individu maupun pasangan memilih untuk tidak punya anak, baik secara biologis, adopsi, atau cara lainnya.  

Penyebab fenomena childfree

childfree

Fenomena childfree sebenarnya sudah ada sejak akhir abad ke-20. Namun, istilah ini baru kembali terdengar lagi di Indonesia dan marak diperbincangkan setelah seorang influencer mengatakan keputusannya di publik. 

Keputusan ini tentu tidak dibuat tanpa ada penyebab. Ada beragam kondisi yang melatarbelakangi seseorang tidak ingin memiliki anak. Berikut deretan penyebabnya. 

1. Trauma masa kanak-kanak

Salah satu alasan mengapa seseorang memilih tidak memiliki anak adalah mempunyai masa lalu atau trauma ketika ia masih kanak-kanak. Banyak orang yang tumbuh dan melihat apa yang terjadi pada keluarga mereka. 

Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka ketika dewasa, termasuk ingin memiliki anak atau tidak. Bila memiliki trauma atau perasaan kecewa yang sangat dalam, ini bisa menjadi penyebab terbesar mengapa seseorang memutuskan untuk childfree. 

2. Isu lingkungan

Tidak hanya trauma ketika masa kecil, isu lingkungan bisa jadi penyebab mengapa seseorang tidak ingin punya anak. Begini, jumlah populasi manusia di dunia, termasuk di Indonesia, semakin banyak. 

Sementara itu, kerusakan lingkungan semakin parah dan ketersediaan pangan makin menipis untuk menyuplai kebutuhan manusia yang ada. Pemikiran tersebut membuat mereka merasa cemas kehadiran seorang anak bisa menambah populasi yang sudah membludak. 

3. Masalah finansial 

Keputusan tidak memiliki anak ternyata juga dipengaruhi oleh kondisi finansial seseorang. Pasalnya, membesarkan dan merawat anak memang bukan perkara yang mudah karena memerlukan persiapan mental dan finansial yang matang. 

Jika memutuskan untuk tidak punya anak, ada kemungkinan pasangan tersebut sudah melihat bagaimana kondisi finansial mereka. Bahkan, perhitungan tersebut mungkin sudah membahas biaya tumbuh kembang anak hingga dewasa. 

Bila dalam perhitungan tersebut mereka merasa tidak mampu, individu atau pasangan suami istri mungkin memilih untuk childfree. Alhasil, mereka akan mengeluarkan opsi tersebut dan lebih berfokus dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan pribadi. 

4. Kekhawatiran membesarkan anak dengan buruk

Selain kondisi finansial yang kurang baik, rasa khawatir membesarkan anak dengan tidak baik selalu menghantui banyak orang. Hal ini juga bisa menjadi penyebab seseorang memilih untuk tidak punya anak. 

Beberapa pasangan juga mungkin tidak ingin memiliki anak karena merasa belum matang atau belum siap secara mental. Rasa cemas ini terutama berlaku pada mereka yang punya masalah mental dan takut anak mereka tidak akan bahagia atau kebutuhannya tidak tercukupi. 

10 Dampak Pola Asuh Permisif untuk Anak yang Perlu Orang Tua Ketahui!

Pengaruh childfree terhadap kesehatan

cara mencari topik pembicaraan

Keputusan untuk tidak memiliki anak memang memengaruhi banyak hal, mulai dari kondisi finansia hingga kesehatan. Begini dampak kesehatan yang didapat ketika seseorang memutuskan untuk childfree. 

Memiliki waktu untuk mengurus diri sendiri

Salah satu hal positif yang bisa didapat ketika memutuskan tidak punya anak adalah memiliki waktu lebih luang untuk mengurus diri sendiri. Pasutri dengan pilihan tidak akan sibuk mengurus anak, mulai dari kecil hingga dewasa. 

Terlebih lagi, mereka bisa menikmati dan memenuhi kebutuhan pribadi dengan baik. Pasalnya, uang yang seharusnya digunakan untuk membiayai anak bisa dialihkan ke perawatan pribadi. 

Hal ini juga berlaku ketika mereka ingin menikmati hasil kerja keras selama ini dengan merawat diri, baik itu dari segi kecantikan maupun lainnya. Alhasil, banyak orang yang merasa bahwa keputusan tidak punya anak cenderung membuat mereka terlihat awet muda.

Meningkatkan risiko kematian dini

Walau terlihat tidak merepotkan, keputusan childfree ternyata bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Salah satu yang paling terlihat adlaah meningikatkan risiko kematian dini akibat sejumlah penyakit, misalnya masalah jantung dan mental.  

Menurut penelitian dari Stanford University School of Medicine, pria yang tidak pernah punya anak berisiko lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Para pria tersebut dibandingkan dengan pria yang punya anak. 

Selain itu, studi terpisah di Denmark melaporkan bahwa wanita dengan masalah kesuburan yang tetap tidak punya anak lebih mungkin memiliki masalah kejiwaan. Studi ini membandingkan para wanita tersebut dengan rekan mereka yang setidaknya mengadopsi satu anak. 

Bahkan, keputusan untuk tidak punya anak berpengaruh terhadap risiko kanker rahim. Hal ini disampaikan oleh dr. Alexander Brunett, kepala Divisi Onkologi Ginekologi UAMS. 

Begini, hubungan antara kanker rahim dan kehamilan terlihat dari paparan estrogen yang berkepanjanga. Kondisi tersebut bisa terjadi karena kelebihan lemak tubuh, mengonsumsi obat estrogen tanpa progesteron, atau rahim terus menerus terpapar estrogen wanita itu sendiri. 

Kanker Ovarium: Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Tips Pencegahan

Tidak hanya itu, ia mengungkapkan bahwa wanita yang memiliki anak berisiko lebih rendah secara statistik dibandingkan mereka yang tidak pernah melahirkan. Hal tersebut dikarenakan kehamilan memiliki masa ‘istirahat’ endometrium. 

Memutuskan untuk childfree memang tidak sembarangan. Ada banyak hal yang mendasari keputusan tersebut. Belum lagi pengaruh dari pilihan ini terhadap kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Jadi, pastikan kamu mempertimbangkan pilihan matang-matang, ya. 

Penulis: Nabila Azmi

Share artikel ini
Reference