Acetylcysteine Obat untuk Apa? Ini Aturan Minum dan Efeknya bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan mukus karena penyakit atau masalah pada paru-paru. Saat obat ini telah bekerja, penderita dapat bernapas dengan lebih mudah. Lalu, acetylcysteine obat untuk apa, bagaimana aturan minum acetylcysteine, dan apakah acetylcysteine untuk ibu menyusui aman? Yuk, cek!
Apa itu acetylcysteine?
Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk membantu mengencerkan mukus atau lendir di saluran udara karena penyakit paru-paru. Dikenal sebagai N-acetylcysteine, acetylcysteine dapat membersihkan lendir dari paru-paru.
Masuk ke dalam kategori obat mukolitik, acetylcysteine bekerja dengan cara menurunkan kekentalan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan saat seseorang mengalami batuk. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mencegah kerusakan hati akibat overdosis atau keracunan acetaminofen.
Acetylcysteine obat untuk apa?
Tidak hanya masalah atau penyakit paru-paru seperti emfisema, bronkitis, cystic fibrosis, pneumonia, dan tuberkulosis, acetylcysteine juga diindikasikan kepada seseorang yang mengalami keracunan akibat overdosis obat acetaminofen atau paracetamol.
Jika digunakan untuk mengobati keracunan acetaminofen atau paracetamol, acetylcysteine bekerja dengan cara meningkatkan kadar glutathione yang diproduksi oleh hati dan sel-sel saraf di otak. Glutathione merupakan antioksidan alami yang dapat menetralkan senyawa beracun dari acetaminofen.
Meskipun obat ini mampu mengatasi batuk, perlu diperhatikan bahwa obat ini tidak dapat digunakan pada penderita yang mengalami batuk kering dan hanya ditujukan pada penderita batuk berdahak.
Dosis atau aturan minum acetylcysteine
Setelah mengetahui acetylcysteine obat untuk apa, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana aturan minum acetylcysteine? Sebagai golongan obat resep, acetylcysteine biasanya dikonsumsi sesuai petunjuk dokter.
Dokter akan mengukur dosis dan memberikan aturan minum acetylcysteine berdasarkan usia, kondisi medis, jenis penyakit yang dialami, serta jenis obat yang sedang kamu konsumsi. Berikut dosis atau aturan minum acetylcysteine:
1. Dosis untuk keracunan paracetamol
Dosis untuk dewasa dan anak: Diberikan dalam bentuk tablet effervescent atau tablet berbuih dengan dosis awal 140 mg/kgBB diikuti dosis pemeliharaan 70 mg/kgBB setiap 4 jam.
2. Mukolitik
Dosis untuk dewasa dan anak: Dalam larutan 10% sebanyak 6-10 mL diberikan 3-4 kali sehari, dapat dinaikkan hingga 2-20 mL setiap 2-6 jam sesuai anjuran. Dalam larutan 20% sebanyak 3-5 mL diberikan 3-4 kali sehari, dapat dinaikkan hingga 1-10 mL setiap 2-6 jam sesuai anjuran.
Jika hendak diberikan pada anak-anak, sebaiknya kamu melakukan konsultasi terlebih dahulu. Sediaan bubuk untuk larutan oral dan tablet effervescent dikontraindikasikan untuk anak dibawah 2 tahun.
Sebagai obat keras, pastikan kamu tidak menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi. Beri tahu dokter jika kondisi tidak membaik atau justru memburuk.
Apa saja efek samping acetylcysteine?
Acetylcysteine sebagai obat untuk mengatasi batuk berdahak umumnya tidak memberikan efek samping yang serius. Namun, tak menutup kemungkinan munculnya efek samping setelah mengonsumsi acetylcysteine.
Beberapa efek samping acetylcysteine yang mungkin kamu rasakan, seperti:
- Mual
- Sariawan
- Pilek
- Demam
- Kantuk
Perlu diingat bahwa obat ini telah diresepkan oleh dokter karena dinilai memberikan manfaat yang lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul. Banyak orang yang telah mengonsumsi acetylcysteine tidak mengalami efek samping yang serius.
Jika kamu mengalami efek samping berikut sebaiknya segera kunjungi dokter:
- Pusing
- Sakit perut yang parah
- Kotoran berwarna hitam
- Muntah seperti bubuk atau ampas kopi
- Nyeri pada dada atau sesak napas
- Ruam dan gatal pada kulit
- Edema atau pembengkakan pada wajah
Efek samping di atas tidak selalu terjadi pada setiap penderita yang menggunakan acetylcysteine. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika kamu mengalami muntah dalam waktu 1 jam setelah minum obat, atau kondisi tidak membaik bahkan memburuk.
Peringatan dan bahaya overdosis acetylcysteine
Berikut adalah hal-hal yang harus kamu perhatikan sebelum mengonsumsi acetylcysteine:
- Sebelum menggunakan acetylcysteine dalam bentuk tablet, kapsul, sirop, cairan yang disuntik, ataupun larutan inhalasi, sebaiknya beri tahu dokter terkait alergi yang kamu miliki dan riwayat kesehatan seperti asma, tukak lambung, maag, masalah ginjal, hipertensi, gagal jantung, hingga diet rendah garam.
- Jika kamu menggunakan acetylcysteine dalam bentuk larutan inhalasi maka, pastikan kamu tidak mencampur dengan obat inhalasi lainnya tanpa arahan atau persetujuan dari dokter.
Acetylcysteine dapat menjadi racun jika dikonsumsi secara berlebihan. Bila kamu secara tidak sengaja mengonsumsi dalam jumlah lebih dan mengalami beberapa reaksi alergi ataupun reaksi lainnya seperti sesak napas atau gatal pada kulit, segera hubungi dokter.
Selain itu, pastikan dokter mengetahui jika kamu sedang mengonsumsi obat lain termasuk suplemen dan produk herbal tertentu ya, Yoonies!
Acetylcysteine untuk ibu menyusui dan hamil
Acetylcysteine yang tergolong sebagai obat keras dapat menurunkan tingkat kesuburan jika dikonsumsi di atas dosis maksimum. Menurut Food and Drug Administration, acetylcysteine yang digunakan selama kehamilan masuk ke dalam obat kategori B. Artinya, penelitian yang dilakukan pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko efek samping pada janin.
Sementara itu, bagi ibu yang sedang menyusui, obat acetylcysteine masih tidak diketahui penyerapannya ke dalam air susu ibu (ASI). Karena keterbatasan data, acetylcysteine secara umum tidak dianjurkan selama kehamilan maupun saat menyusui.
Oleh karena itu, ibu hamil atau Moms yang sedang menyusui diharapkan untuk bertindak bijak dan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika hendak menggunakan acetylcysteine.