Wanita Juga Bisa Ejakulasi, Yuk, Ketahui Seputar Air Mani Wanita
Saat berhubungan seksual, pria mengeluarkan air mani ketika ejakulasi. Lantas, bagaimana dengan wanita? Ternyata saat wanita mencapai klimaks ketika melakukan hubungan seksual juga akan mengeluarkan air mani wanita.
Tapi, sebenarnya bagaimana sih air mani ini dapat keluar dari wanita? Yuk, ketahui selengkapnya melalui ulasan berikut ini.
Air mani dihasilkan dari mana?
Bukan hanya pada pria, cairan mani juga dapat keluar dari wanita, tapi dari mana air mani itu berasal? Pada pria, cairan mani keluar dari prostat, namun wanita tidak memilikinya tapi wanita memiliki kelenjar yang dalam beberapa penelitian dianggap mirip dengan kelenjar prostat milik pria.
Perlu diketahui, prostat memiliki fungsi untuk memproduksi salah satu komponen air mani yang mengangkut sperma ketika ejakulasi terjadi. Dengan adanya kelenjar mirip prostat pada wanita inilah yang menjadi kunci mengapa ejakulasi juga dapat terjadi wanita.
Air mani pada perempuan
Setelah membahas air mani wanita dihasilkan dari mana, kamu perlu tahu nih sebenarnya air mani yang keluar dari wanita itu apa sih? Ini adalah cairan putih yang memiliki tekstur kental dan keluar dari uretra ketika wanita mengalami orgasme atau gairah seksual.
Air mani ini berbeda dengan cairan serviks yang keluar untuk membantu melumasi vagina ketika melakukan hubungan intim. Menurut sebuah studi tahun 2011, ejakulasi wanita mengandung beberapa komponen yang sama dengan air mani. Ini termasuk prostate-specific antigen (PSA) dan fosfatase asam prostat.
Lantas apakah semua wanita mengalami ejakulasi atau keluar air mani ketika orgasme? Sebuah penelitian dilakukan yang melibatkan 233 wanita, dan itu menunjukkan hanya 14 persen peserta melaporkan bahwa mereka mengalami ejakulasi dengan semua atau sebagian besar orgasme, sementara 54 persen mengatakan bahwa mereka pernah mengalaminya setidaknya sekali.
Ketika para peneliti membandingkan sampel urin sebelum dan sesudah orgasme, mereka menemukan lebih banyak PSA pada yang terakhir. Mereka menyimpulkan bahwa semua wanita menghasilkan ejakulasi tetapi tidak selalu mengeluarkannya. Sebaliknya, ejakulasi terkadang kembali ke kandung kemih, yang kemudian melewatinya saat buang air kecil.
Meskipun tidak semua wanita mengeluarkan air mani ini, tapi ejakulasi pada wanita adalah hal yang normal. Beberapa wanita mengalami keluar air mani, beberapa wanita juga tidak mengalaminya. Namun, ini adalah hal yang normal dan setiap wanita memiliki perjalanan seksualnya masing-masing.
Perbedaan keputihan dan air mani
Meskipun dari pengertian air mani wanita dan keputihan tampak mirip, namun keduanya adalah cairan yang berbeda. Yuk, ketahui sejumlah perbedaan keputihan dan air mani berikut ini.
1. Warna dan aroma
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari warna dan aroma. Air mani memiliki warna yang cenderung putih seperti susu. Bukan hanya itu, cairan yang satu ini juga memiliki bau yang khas yakni seperti bau telur ketika kering dan mayang kurma.
Berbeda dengan keputihan, cairan yang satu ini umumnya memiliki warna putih, bening atau sedikit kuning keruh. Bukan hanya itu, keputihan umumnya juga tidak berbau dan jumlah cairan yang keluar juga tidak terlalu banyak.
2. Waktu pengeluaran
Air mani wanita keluar atau dilepaskan ketika mengalami orgasme. Setelah keluar, wanita merasa lemas. Selain itu, cairan tersebut dapat menyembur bukan merembes.
Lantas, bagaimana dengan keputihan. Keputihan ini terjadi karena adanya perubahan hormon pada tubuh wanita dimana kadar estrogen menjadi lebih tinggi. Hormon inilah yang pada akhirnya memicu serviks untuk menghasilkan lendir atau sekresi. Selain itu, keputihan umumnya juga keluar dalam jumlah yang sedikit.
Apakah ejakulasi pada wanita memiliki manfaat?
Sebenarnya sampai saat ini masih harus dipelajari apakah ejakulasi atau keluarnya air mani wanita bermanfaat bagi kesehatan wanita atau tidak. Namun, penelitian menunjukan bahwa seks memiliki banyak manfaat.
Selama orgasme, tubuh akan melepaskan hormon pereda nyeri yang dapat membantu mengatasi nyeri punggung dan kaki, sakit kepala, hingga kram menstruasi. Segera setelah mencapai klimaks, tubuh melepaskan hormon yang membantu mendorong tidur menjadi lebih nyenyak. Hormon-hormon ini termasuk prolaktin dan oksitosin.
Bukan hanya itu, seks juga membantu menghilangkan stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, hingga melindungi dari penyakit jantung dan menurunkan tekanan darah.
—
Penulis: Intan Dwiyanti