Wajib Tahu Apa Itu Vaginismus Yang Termasuk Disfungsi Seksual
Mungkin terdengar asing, tapi wanita dewasa perlu mengetahui apa itu vaginismus. Ini adalah disfungsi seksual yang terjadi di vagina, dan bisa menjadi masalah psikologis bagi kamu dan pasangan jika dibiarkan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa memengaruhi keharmonisan hubungan dengan pasangan. Yuk kenali penyebabnya, dan cara mengatasinya!
Vaginismus adalah
Vaginismus adalah gangguan saat otot-otot di sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat melakukan penetrasi seksual. Kondisi medis ini ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina secara tidak sengaja, ketika ada upaya luar untuk menembus atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina.
Ini adalah reaksi otomatis tubuh terhadap rasa takut terhadap beberapa atau semua jenis penetrasi vagina yang mungkin terjadi setiap kali terjadi.
Gangguan ini dapat menyebabkan kejang otot, nyeri, dan penghentian pernapasan sementara. Kelompok otot yang paling rentan terhadap gangguan ini adalah kelompok otot pubococcygeus.
Otot-otot ini berguna untuk buang air kecil, berhubungan intim, orgasme, buang air besar, hingga melahirkan.
Ciri-ciri vaginismus
Vaginismus bisa menyebabkan rasa sakit, kesulitan, dan ketidakpuasan terhadap aktivitas seksual. Kondisi ini dapat bervariasi dari ketidaknyamanan ringan, hingga menyengat dan nyeri.
Berdasarkan latar belakang penderitanya, vaginismus dibagi menjadi dua jenis, yaitu vaginismus primer dan sekunder.
Wanita yang mengalami vaginismus primer selalu merasakan nyeri ketika akan ada sesuatu yang masuk ke dalam vagina, baik itu alat vagina seperti tampon atau saat pertama kali berhubungan seks yang melibatkan penetrasi penis.
Sementara itu, kondisi vaginismus sekunder terjadi pada wanita yang pernah mengalami penetrasi dan baik-baik saja, tapi tiba-tiba merasakan rasa sakit pada kejadian berikutnya.
Berikut ini adalah gejala umum vaginismus:
- Biasanya tidak ada yang bisa masuk ke dalam vagina, bahkan satu jari pun karena otot-otot vagina menutup sepenuhnya.
- Nyeri di vagina saat mencoba memasukkan benda ke dalamnya
- Tidak dapat melakukan hubungan seks, tetapi masih dapat memasukkan tampon atau alat pemeriksaan ginekologi ke dalam vagina.
- Mampu berhubungan seks, tetapi kesakitan, dan tidak dapat mencapai titik orgasme.
- Nyeri saat berhubungan seksual terkadang dirasakan.
Penyebab vaginismus
Pada dasarnya, vaginismus bisa disebabkan karena stres fisik, stres emosional, atau bahkan keduanya. Beberapa pemicu emosional untuk vaginismus meliputi:
- Perasaan takut, biasanya karena rasa sakit.
- Perasaan cemas yang bisa disebabkan oleh rasa bersalah dan biasanya karena masalah hubungan.
- Mengalami peristiwa traumatis, termasuk pemerkosaan atau riwayat pelecehan.
- Pengalaman buruk di masa kecil.
Kemudian, pemicu yang disebabkan oleh faktor fisik adalah:
- Infeksi, seperti infeksi saluran kemih.
- Kondisi kesehatan, seperti kanker
- Tenaga kerja.
- Mati haid.
- Menjalani operasi panggul.
- Kurangnya foreplay sebelum berhubungan seksual.
- Pelumasan vagina yang tidak mencukupi.
- Efek samping pengobatan tertentu.
Bahaya dari penyakit vaginismus
Vaginismus tidak memengaruhi gairah seksual wanita tetapi dapat menyebabkan dispareunia, yaitu nyeri saat berhubungan. Rasa sakit yang ditimbulkan bisa ringan hingga berat. Akibatnya, tidak jarang penderita vaginismus enggan berhubungan seks dengan pasangannya.
Nyatanya, mereka sebenarnya tidak bisa. Pengidap vaginismus mungkin masih menyukai aktivitas seksual lain di luar penetrasi, seperti foreplay dan oral seks. Namun kehidupan seksual penderitanya terganggu.
Kondisi ini juga bisa memengaruhi keharmonisan hubungan dengan pasangan, hingga sulitnya hamil. Jika dibiarkan, tentu ini akan berbahaya karena mengganggu keharmonisan kamu dan pasangan.
Apakah vaginismus bisa disembuhkan?
Sebenarnya tidak ada alasan khusus untuk terjadinya vaginismus. Namun, beberapa kondisi dapat memengaruhi psikologi wanita dan trauma yang tertanam dalam dirinya, sehingga memicu terjadinya vaginismus.
Wanita yang mengalami vaginismus merasa tidak nyaman saat berhubungan intim. Namun, ada cara tertentu untuk menyembuhkan vaginismus, sehingga kamu bisa berhubungan seks dengan nyaman. Berikut cara mengobati vaginismus yang bisa langsung kamu coba.
Cara mengobati vaginismus
Ada beberapa pilihan pengobatan, seperti:
1. Konseling dan terapi
Tak jarang, penyakit ini disebabkan oleh masalah psikologis. Konseling dengan psikiater, terapis, atau spesialis psikiatri dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah psikologis pasien terkait vaginismus.
Berkonsultasi dengan terapis atau dokter yang memiliki lisensi mengenai masalah kesehatan seksual juga dapat membantu mengatasi kondisi ini.
2. Latihan dasar panggul
Dalam latihan ini, kamu akan diajarkan cara mengontrol otot-otot vagina saat otot-otot dasar panggul tegang.
3. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi dapat dilakukan melalui latihan pernapasan atau sentuhan lembut.
4. Desensitisasi progresif
Desensitisasi progresif adalah latihan yang diberikan agar pasien dapat mengontrol dan mengendurkan otot-otot vagina.
Selain itu, latihan ini juga bisa menghilangkan rasa takut saat memasukkan benda ke dalam vagina. Teknik ini diawali dengan senam kegel yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Kencangkan otot-otot vagina. Kamu dapat melakukannya dengan mencoba menghalangi aliran urine saat buang air kecil.
- Kemudian tahan selama 2 hingga 10 detik
- Lakukan senam kegel minimal 20 kali sehari.
Setelah rutin melakukannya selama beberapa hari, cobalah memasukkan satu jari ke dalam vagina, kira-kira sedalam bagian atas jari, sedikit di bawah kuku. Masukkan jari kamu sambil mengencangkan dan mengendurkan otot-otot vagina.
Jangan lupa untuk memotong kuku, jangan terlalu panjang, menggunakan pelumas untuk mengurangi rasa sakit. Jika kamu terbiasa dengan satu jari, masukkan dua, dan selanjutnya.
Lakukan latihan ini secara rutin hingga kamu bisa memasukkan tiga jari. Jika kamu terbiasa berlatih dengan tiga jari, kamu bisa menggunakan dilator vagina selama 10 hingga 15 menit untuk membantu meregangkan otot-otot vagina.