Masih jarang terdengar, nyatanya toxic shock syndrome termasuk masalah kesehatan yang bisa mengancam nyawa kamu, lho.

Untuk itu, penting buat kamu untuk selalu sadar dan awas diri tentang masalah kesehatan yang bisa mengancam keselamatan nyawa.

Yuk, cari tahu tentang toxic shock syndrome dan seberapa berbahayanya untuk kita!

Apa itu toxic shock syndrome?

Nah, jadi, toxic Shock Syndrome atau TSS adalah kondisi menyebarnya infeksi bakteri Staphylococcus aureus (Staphylococcus) atau Streptococcus pyogenes (Streptococcus) yang mengancam nyawa. Munculnya bakteri TSS disebabkan oleh produksi dan penyerapan racun tertentu ke dalam aliran darah. 

TSS sendiri bisa terjadi kepada siapa saja, tetapi sering kali terkait dengan penggunaan tampon dalam periode menstruasi pada wanita.

Soalnya, penggunaan tampon dalam jangka waktu lama dan tidak tepat memungkinkan pertumbuhan bakteri dan menghasilkan racun. 

Selain itu, TSS juga dapat terjadi karena adanya luka operasi, sayatan bedah, luka bakar parah, dan infeksi kulit. 

Penyebab toxic shock syndrome

Untuk penyebabnya sendiri, sebagian besar kasus toxic shock syndrome dikarenakan racun yang diproduksi oleh Staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes.

Dalam keadaan normal, bakteri ini hidup di kulit atau selaput lendir (seperti tenggorokan atau mulut) tanpa menimbulkan efek buruk. Namun, dalam kondisi tertentu, beberapa jenis bakteri dapat mulai tumbuh dengan cepat dan menghasilkan racun.

Misalnya saja, saat kamu menggunakan tampon ketika menstruasi, bakteri Staphylococcus aureus dapat terperangkap di vagina dan masuk ke rahim melalui leher rahim. Bakteri tersebut dapat tumbuh di tampon, apalagi jika kamu tidak sering menggantinya. 

Perlu kamu ketahui, jenis bakteri satu ini juga bisa tumbuh meski aliran menstruasinya ringan dan kamu memakai tampon yang bisa menyerap banyak darah. Belum lagi, tampon dapat menyebabkan luka kecil di vagina dan menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah juga.

Nah, beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan kamu terkena toxic shock syndrome adalah sebagai berikut:

  1. Staphylococcus aureus (S. aureus atau staph): Bakteri ini hidup di tubuh dan bisa masuk ke aliran darah melalui luka kulit dan robekan kecil di vagina saat menggunakan tampon.
  2. Streptococcus pyogenes (S. pyogenes atau strep grup A): Jenis bakteri ini menyebabkan TSS pada orang yang baru saja mengalami radang tenggorokan, demam berdarah, impetigo, atau infeksi lain.
  3. Clostridium sordellii (C. sordellii): Bakteri yang biasanya ditemukan di vagina memasuki rahim selama menstruasi, melahirkan, atau prosedur ginekologi lainnya. Selain itu, penggunaan obat intravena juga dapat menyebabkan infeksi virus C. sordellii.
gejala toxic shock syndrome
gejala toxic shock syndrome

Gejala toxic shock syndrome

Untuk gejala toxic shock syndrome sebenarnya cukup beragam tergantung pada jenis bakteri penghasil racun, seperti penjelasan di bawah ini.

  • Tiba-tiba demam tinggi, menggigil, nyeri tubuh, dan gejala menyerupai flu.
  • Mual atau muntah.
  • Diare. 
  • Ruam yang menyerupai sengatan matahari parah atau bintik-bintik merah pada kulit.
  • Pusing atau pingsan.
  • Tekanan darah rendah atau hipotensi.
  • Kemerahan di mata atau konjungtivitis.
  • Kulit yang mengelupas di telapak kaki atau telapak tangan.
  • Masalah pernapasan.
  • Penurunan kesadaran.

Kasus toxic shock syndrome tampon

Kasus toxic shock syndrome terjadi setidaknya pada 1 dari 100.000 orang. Hingga tahun 1990-an, masalah kesehatan ini paling sering dikaitkan dengan seseorang yang menggunakan tampon penyerap lebih selama menstruasi.

Namun, kondisi satu ini masih bisa diobati dengan cara rawat inap, mengonsumsi antibiotik, antibodi yang diambil dari darah, serta obat-obatan tertentu. 

Jadi, bila kamu merasakan gejala TSS di atas, ada baiknya langsung berkonsultasi dengan dokter untuk segera mendapatkan penanganan terbaik, ya.


Penulis: Nabila Ramadhani

Share artikel ini
Reference