Salah Satu Ciri Philophobia Adalah Selalu Ingin Putus, Yuk Kenali Penyebabnya!
Cinta merupakan hal yang indah bagi banyak orang, tetapi tidak bagi orang-orang tertentu, terutama bagi mereka yang takut untuk jatuh cinta atau disebut juga philophobia. Tahukah kamu kalau salah satu cirinya adalah selalu ingin putus atau mengakhiri hubungan?
Nah, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki philophobia. Kamu bisa mengetahui penyebabnya, gejala atau ciri-ciri, serta cara mengatasinya dengan membaca artikel di bawah ini. Yuk, simak!
Apa itu philophobia?
“Philos” artinya mencintai atau dicintai, sedangkan “Phobos” (fobia) artinya ketakutan dalam bahasa Yunani. Oleh karena itu, arti philophobia adalah ketakutan akan cinta yang membuat penderitanya tak nyaman untuk terhubung secara emosional dengan orang lain.
Fobia yang satu ini memiliki banyak sifat yang sama dengan fobia lainnya, terutama yang bersifat sosial. Jika tidak ditangani dengan baik, maka philophobia akan berdampak buruk pada kehidupan sehari-hari.
Lalu, siapa yang paling berisiko terkena philophobia? Ternyata wanita lebih berisiko terhadap philophobia daripada pria. Faktor-faktor yang memengaruhnya mulai dari riwayat keluarga, genetika, hingga jika sebelumnya pernah terdiagnosis memiliki gamofobia atau ketakutan untuk berkomitmen.
Ciri-ciri philophobia
Philophobia adalah ketakutan akan jatuh cinta yang luar biasa dan tidak masuk akal. Ciri-ciri atau gejalanya dapat bervariasi pada setiap orang. Adapun gejala atau ciri-ciri philophobia antara lain:
- Tidak dapat melakukan hubungan intim
- Merasa sangat cemas saat menjalin hubungan
- Terus-menerus merasa khawatir kalau hubungan yang kamu jalani bersama pasangan pasti akan berakhir, entah putus atau bercerai
- Merasa takut pada pasangan
- Mendorong orang menjauh, menghakhiri hubungan (putus/cerai) secara tiba-tiba
- Menghindari pernikahan dan momen penting pernikahan lainnya
- Menghindari kontak dengan keluarga, rekan kerja, tetangga, dan teman (dalam kasus yang parah)
- Menghindari tempat yang banyak dikunjungi oleh pasangan, seperti taman dan bioskop
- Punya keinginan kuat untuk meninggalkan situasi ketika terlibat dengan lawan jenis
Selain itu, seseorang yang mengalami ciri-ciri philophobia di atas, mungkin dapat mengalami gejala fisik, seperti:
- Pusing
- Mulut kering
- Perasaan takut yang berlebihan
- Mual, muntah, atau diare
- Berkeringat banyak
- Sesak napas
- Detak jantung tidak teratur
- Gemetar
- Panic attack
Philophobia memiliki beberapa kesamaan dengan disinhibited social engagement disorder (DSED), yaitu gangguan keterikatan pada anak di bawah 18 tahun. DSED mempersulit penderitanya untuk membentuk hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang lain.
Apa saja penyebab philophobia?
Penyebab fobia yang satu ini bisa dipicu oleh beberapa faktor. Berikut beberapa faktor penyebab philophobia yang perlu kamu ketahui:
1. Pengalaman traumatis sebelumnya
- Pengalaman buruk atau trauma masa lalu membuat penderita philophobia menghindari segala jenis komitmen untuk menghindari disakiti lagi
- Ketakutannya jika rasa sakit di masa lalu akan terulang kembali
- Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh masalah di mana pelecehan fisik dan perselingkuhan dianggap biasa terjadi akan tumbuh dengan rasa takut untuk memulai hubungan
- Diabaikan oleh orang tua
2. Takut ditolak, putus, atau bercerai
- Ketakutan akan penolakan dalam hubungan
- Ancaman perceraian atau berakhirnya hubungan dirasa lebih menakutkan daripada menikah atau menjalin hubungan
3. Norma budaya
- Seseorang yang dipaksa menikah dan menghabiskan hidupnya dengan seseorang yang tidak dikenal karena adat atau budaya tertentu
4. Penyebab lainnya
- Pernah kehilangan orang yang dicintai
- Adanya pikiran negatif yang terus-menerus
Cara mengatasi philophobia
Efek dari philophobia pada kehidupan penderitanya sangatlah serius. Ketika takut jatuh cinta, seseorang dengan fobia ini berisiko tinggi tidak menikah dan tidak memiliki keluarga.
Ketakutan akan lawan jenis juga akan menyulitkannya untuk berinteraksi dengan orang lain dalam pendidikan maupun pekerjaan.
Cara mengatasi philophobia bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, beberapa cara mengatasi fobia, yaitu menjalani terapi, pengobatan, perubahan gaya hidup, atau kombinasi dari semuanya.
Khusus mengatasi philophobia, terapi yang disarankan meliputi terapi desensitisasi sistematis, terapi perilaku kognitif, dan dengan mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan psikiater.
1. Terapi desensitisasi sistematis bersama psikiater
Terapi ini membuat penderita fobia berhadapan pada objek atau situasi yang mereka takuti. Dalam kasus philophobia, terapi ini akan melatih keterampilan dalam hubungan.
2. Terapi perilaku kognitif
Psikoterapi yang satu ini akan membantu penderitanya untuk mengubah pola pikir dan perilaku tertentu. Terapi perilaku kognitif juga umum dilakukan untuk mengatasi masalah mental, seperti gangguan kecemasan maupun depresi.
3. Obat-obatan
Psikiater biasanya akan meresepkan jenis obat-obatan tertentu sebagai bagian dari terapi untuk mengatasi philophobia, seperti obat inhibitor reuptake serotonin selektif atau beta-blocker.
Itulah penjelasan lengkap tentang apa itu philophobia, ciri-ciri atau gejalanya, penyebabnya, hingga cara mengatasinya. Jika kamu merasa orang terdekat memiliki gejala atau ciri-ciri philophobia, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi dengan psikiater.
Penulis: Tara Anugerah