Obesitas Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia, survei Studi Status Gizi di Indonesia pada tahun 2021 menunjukkan bahwa masalah stunting dan obesitas pada anak terbilang sangat sering ditemukan.
Memangnya, apa yang dimaksud dengan stunting dan obesitas? Stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak sehingga mengganggu tumbuh kembang sang anak.
Sedangkan obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh anak sehingga berat badannya melebihi batas normal.
Lalu, apakah bahaya obesitas pada anak? Dan apa saja penyebabnya? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini!
Penyebab obesitas pada anak
Pada dasarnya, penyebab obesitas pada anak merupakan kombinasi kompleks dari berbagai faktor mulai dari faktor genetik hingga lingkungan.
Umumnya, anak yang obesitas juga cenderung mengalami obesitas saat dewasa dan berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.
Berikut beberapa faktor yang berperan dalam menyebabkan obesitas pada anak:
1. Kurang berolahraga
Kerap dikenal menjadi penyebab utama, obesitas pada anak sering terjadi jika kurang berolahraga. Hal itu dikarenakan anak yang kurang aktivitas atau berolahraga tidak membakar banyak kalori di tubuhnya.
Apalagi, saat ini banyak sekali anak yang mengisi aktivitas luang dengan menonton televisi atau bermain ponsel daripada menggerakkan tubuhnya.
Dengan begitu, energi yang dikeluarkan tubuh pun menjadi sangat sedikit juga.
2. Faktor genetik
Beberapa penyakit genetik yang langka dapat menyebabkan obesitas berat pada anak-anak. Pada sebagian besar orang, kombinasi dari gen-gen tertentu akan membuat seorang anak rentan mengalami obesitas.
Beberapa kondisi seperti gangguan hormon atau hipotiroidisme (rendahnya kadar hormon tiroid) dapat meningkatkan nafsu makan anak dan pada akhirnya meningkatkan risiko kelebihan berat badan maupun obesitas pada anak.
3. Faktor keluarga
Faktor keluarga juga memegang peranan penting. Pola makan dalam suatu keluarga berperan besar pada penambahan berat badan yang normal pada seorang anak.
Orangtua yang memiliki berat badan berlebih mungkin tidak terlalu memusingkan kelebihan berat badan pada anaknya jika dibandingkan dengan orangtua yang memiliki berat badan ideal.
4. Pola makan
Nah, pola makan juga punya peran penting sebagai penyebab obesitas pada anak, lho. Usahakanlah untuk tidak memberikan terlalu banyak makanan yang mengandung nutrisi tidak sehat seperti lemak jenuh.
Beberapa jenis makanan yang memiliki kandungan tidak sehat adalah makanan cepat saji serta olahan makanan yang dipanggang.
Serta, kurangi mengonsumsi makanan yang manis mulai dari permen, es krim, atau minuman yang mengandung gula manis.
5. Obat-obatan
Penyebab obesitas pada anak juga bisa dikarenakan obat-obatan, lho. Beberapa jenis obat-obatan yang mampu menjadi penyebab adalah obat anti kejang (steroid), lithium, propranolol, hingga prednison.
6. Faktor ekonomi sosial
Tidak hanya gaya hidup saja, penyebab obesitas pada anak kebanyakan karena adanya faktor ekonomi sosial.
Sebab, masih ada kalangan masyarakat yang masih memiliki akses terbatas terhadap kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi serta terjangkau.
Akibatnya, mereka memilih makanan kemasan yang tidak cepat rusak seperti makanan beku, keripik dan kue-kue kering.
Kriteria obesitas pada anak
Istilah obesitas merujuk pada deposit kelebihan lemak dalam tubuh. Berbagai metode untuk mengukur lemak tubuh mulai dari tebal lipatan kulit, hingga hydro densitometry tidak memungkinkan untuk digunakan sehari-hari karena harganya yang relatif mahal.
Cara mudah dan sederhana yang untuk menilai lemak tubuh secara tidak langsung adalah menggunakan indek massa tubuh (IMT). Rumus untuk menghitung IMT adalah:
IMT = Berat badan (dalam kilogram) / tinggi badan kuadrat (dalam meter)
Karena pertumbuhan pada anak yang bervariasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, maka IMT anak-anak pun disesuaikan dengan jenjang tersebut.
Berikut ini merupakan klasifikasi kriteria berat badan berdasarkan IMT pada anak rentang usia 2-20 tahun:
- Berat badan ideal, jika IMT berada antara 5 sampai dengan 85 persentil
- Berat badan berlebih, jika IMT berada antara 85 sampai dengan <95 persentil
- Obesitas derajat 1, jika IMT berada pada >95 persentil
- Obesitas berat (derajat 2), jika IMT berada pada 99 persentil atau ≥ 35 kg/m^2
- Obesitas derajat 3, jika IMT ≥ 40 kg/m^2.
Selain itu, badan kesehatan dunia (WHO) juga merekomendasikan penggunaan IMT Z-score dengan satuan >1, >2, dan >3 masing-masing untuk menggambarkan risiko kelebihan berat badan, sedang mengalami kelebihan berat badan, dan obesitas.
Gejala yang mempengaruhi obesitas pada anak
Ternyata, penyebab obesitas pada anak bisa dibilang cukup beragam, ya. Mulai dari gaya hidup sampai ke perekonomian itu sendiri.
Lalu, apa saja gejala pada anak yang mengalami obesitas? Agar kamu bisa semakin waspada, berikut beberapa gejala yang harus diperhatikan:
- Mudah lelah
- Sesak nafas
- Tubuh terlalu banyak mengeluarkan keringat
- Mendengkur saat tidur
- Nyeri sendi
- Timbulnya iritasi dan ruam pada kulit
- Timbulnya stretch mark di pinggul, perut, hingga punggung
- Kulit yang menggelap di area leher
- Sembelit
- Pubertas dini (perempuan)
- Pubertas yang tertunda (laki-laki)
- Adanya jaringan lemak di area payudara
Tidak hanya mengalami gejala-gejala di atas, obesitas pada anak juga bisa mengarahkan sang anak ke beberapa penyakit lainnya, lho.
Contohnya seperti asma, masalah jantung, kolesterol tinggi, hingga tekanan darah yang ikut meninggi.
Cara mencegah obesitas pada anak
Dengan segala konsekuensi yang akan didapatkan di masa yang akan mendatang, memang lebih baik untuk menghindari atau mencegahnya.
Kira-kira, bagaimana cara mencegah obesitas pada anak? Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:
1. Rutin olahraga
Menjadi salah satu jurus terampuh, rutin olahraga mampu mencegah obesitas pada anak, lho. Usahakan setidaknya sang anak memiliki waktu olahraga selama 150-300 menit setiap minggunya.
Tidak harus berolahraga yang berat, sang anak bisa lebih aktif dalam kesehariannya seperti banyak berjalan, bermain, atau bersepeda.
2. Mengonsumsi makanan yang bernutrisi baik
Selain berolahraga, usahakan juga untuk mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang baik. Utamakan untuk mengonsumsi buah dan sayur-sayuran setiap harinya.
Namun selain itu, kamu juga bisa memberikan biji-bijian atau kacang-kacangan yang tinggi serat untuk dikonsumsi.
3. Batasi konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih
Nah, makanan yang mengandung gula berlebih punya peran penting untuk membuat anak menjadi obesitas, lho. Contohnya yaitu jus buah dengan tambahan gula, es krim, cokelat, hingga permen.
Selain rendah nutrisi, makanan tersebut terbilang tinggi kalorinya. Jadi, lebih baik untuk dihindari, ya.
4. Kualitas tidur yang baik
Cara mengatasi obesitas pada anak juga harus melalui kualitas tidur sang anak yang baik. Kurangnya waktu tidur bisa meningkatkan hormon ghrelin (mampu meningkatkan nafsu makan) sehingga bisa memicu kenaikan berat badan.
Agar waktu dan kualitas tidur yang dimiliki anak menjadi baik, usahakan untuk memberi makanan terakhirnya tepat 2 jam sebelum waktu tidur.
Kemudian, hindari pemberian gadget di malam hari, serta redupkan lampu secara konsisten.
Itu dia beberapa cara mencegah obesitas pada anak yang perlu dilakukan setiap harinya.
Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi, usahakan untuk konsisten mengikuti rekomendasi di atas, ya.