Kenali Gejala Psikosomatik sebelum Terlambat
Sering kali stres membuat kita sulit menerima keadaan bahkan sampai membuat tubuh tidak tahan dan akhirnya mendatangi berbagai macam penyakit. Kondisi ini dinamakan dengan psikosomatik.
Secara ringkas, psikosomatik adalah kondisi yang menunjukkan adanya tekanan psikologis yang berdampak pada fungsi fisiologis. Kondisi ini tentunya sangat tidak baik bagi tubuh, terutama bagi kamu yang memiliki tubuh yang sudah lemah sebelum stres melanda.
Jadi, apa saja gejala dari psikosomatik dan bagaimana pengobatannya? Temukan jawabannya di bawah ini.
Apa itu psikosomatik?
Psikosomatis adalah sebuah kondisi saat tekanan psikologis berdampak buruk pada fungsi fisiologis (somatik) sampai pada titik tertekan.
Ini adalah kondisi disfungsi atau kerusakan struktural pada organ tubuh, melalui aktivasi yang tidak tepat dari sistem saraf tak sadar dan kelenjar sekresi internal. Dengan demikian, gejala psikosomatis muncul sebagai penyerta fisiologis dari keadaan emosional.
Dalam keadaan marah, misalnya, tekanan darah orang yang marah cenderung meningkat dan denyut nadi serta laju pernapasannya meningkat. Saat kemarahan berlalu, proses fisiologis yang meningkat biasanya mereda.
Namun, jika orang tersebut memiliki agresi yang terhambat (kemarahan kronis), yang tidak dapat dia ungkapkan secara terbuka, keadaan emosi tetap tidak berubah, meskipun tidak terekspresikan dalam perilaku terbuka, dan gejala fisiologis yang terkait dengan keadaan marah tetap ada.
Seiring waktu, orang seperti itu menjadi sadar akan disfungsi fisiologisnya. Sangat sering dia mengembangkan kekhawatiran atas tanda dan gejala fisik yang dihasilkan, tetapi dia menyangkal atau tidak menyadari emosi yang menimbulkan gejala tersebut.
Istilah “gangguan psikosomatis” digunakan untuk mengartikan “penyakit fisik yang diduga disebabkan, atau diperparah, oleh faktor mental.” Istilah ini juga digunakan ketika faktor mental menyebabkan gejala fisik tetapi tidak ada penyakit fisik. Misalnya, nyeri dada mungkin disebabkan oleh stres dan tidak ditemukan penyakit fisik.
Beberapa penyakit fisik dianggap rentan diperparah oleh faktor mental seperti stres dan kecemasan. Pada waktu tertentu, kondisi mental seseorang dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit fisik.
Gejala fisik yang disebabkan oleh faktor mental disebut juga gangguan somatisasi atau somatoform. Gejala tersebut disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh.
Sejumlah faktor mungkin berperan dalam gangguan psikosomatis, seperti sifat kepribadian; pengaruh genetik atau lingkungan keluarga; faktor biologis; perilaku yang dipelajari dan banyak lagi.
Berbagai macam penyakit dan kondisi fisik mungkin sangat rentan diperparah oleh faktor mental. Ini termasuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis; tekanan darah tinggi; masalah jantung dan lainnya. Gangguan psikosomatis sering mempengaruhi sistem pernapasan dan pencernaan serta sistem kardiovaskular.
Gangguan psikosomatis dapat memiliki efek ringan hingga berat pada kualitas hidup seseorang, mulai dari mengganggu kemampuan normal untuk berfungsi hingga menyebabkan cacat fisik atau mental.
Gejala psikosomatik
Gejala gangguan psikosomatis yang paling umum di antaranya ialah:
- sakit kepala,
- pusing,
- hilang ingatan,
- sakit perut,
- kejang, dll.
Gejala-gejala tersebut didiagnosa pada tanda-tanda yang tidak cocok dengan penyakit tetapi cocok dengan kondisi psikosomatis.
Misalnya, jika kamu meminta pasien psikosomatis yang tangan kirinya gemetar untuk mengetuk meja dengan tangan kanannya, kedua tangan akan cenderung bergetar dengan irama yang sama. Hal itu tidak akan terjadi pada pasien yang mengalami tremor di satu tangan akibat Parkinson karena penyakit tersebut melibatkan kerusakan dan kematian sel saraf di otak.
Gejala tersebut dan gejala lainnya yang muncul dapat dipicu oleh banyak faktor, seperti melepaskan diri dari trauma masa kecil, atau bisa juga terkait dengan stres seperti kehilangan pekerjaan.
Pengobatan
Terapi Perilaku Kognitif (CBT) sering kali merupakan pengobatan pilihan untuk gangguan psikosomatis. Terapi ini membantu pasien mempelajari cara baru untuk mengatasi dan memecahkan masalah mereka saat mereka mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kondisi atau keadaan mereka.
Pasien juga akan belajar menetapkan tujuan hidup yang realistis dan mengidentifikasi serta mengubah perilaku atau pemikiran yang berdampak negatif pada kehidupan mereka.
Nah, jika kamu mengetahui orang di sekitarmu memiliki gangguan psikosomatis, angan buru-buru membawa mereka ke psikolog. Sangat tidak disarankan untuk menyarankan kepada orang yang tersebut bahwa menurutmu masalahnya bersifat psikologis sampai dia sendiri siap untuk menerimanya.
Doronglah orang tersebut untuk menemui dokter yang berspesialisasi dalam gejala fisik apa pun, seperti ahli jantung untuk palpitasi jantung atau ahli saraf untuk mati rasa atau tremor, tetapi juga terbuka untuk mengobati gangguan psikosomatis.
—-
Penulis: Rahmadina Firdaus