5+ Fungsi Nukleus, Bagian, dan Gangguan pada Nukleus
Tubuh manusia memiliki serangkaian organ tubuh yang masing-masing disusun oleh unsur-unsur kecil yang disebut dengan sel. Sel-sel ini mengandung beberapa struktur kecil yang disebut sebagai organel, seperti nukleus, mitokondria, dan retikulum endoplasma.
Nukleus (nukleus pleura) inilah yang memiliki peran penting pada sistem genetika manusia. Namun tahukah kamu fungsi nukleus dan bagian-bagian pada nukleus itu sendiri? Di sisi lain, nukleus juga bisa mengalami gangguan, lho. Simak informasi selengkapnya dalam artikel ini!
Apa itu nukleus?
Nukleus adalah adalah organel yang paling menonjol dan terbesar di dalam sel. Dalam biologi, istilah nukleus biasanya mengacu pada inti sel, yang didefinisikan sebagai organel di dalam sel yang mengandung kromosom. Nukleus dipisahkan dari bagian sel lainnya oleh lapisan ganda yang disebut membran nukleus.
Nukleus mengontrol dan mengatur aktivitas sel misalnya, pertumbuhan dan metabolisme. Nukleus juga membawa gen yakni struktur yang berisi informasi genetik yang akan diwariskan pada keturunan. Karena nukleus menampung kode genetik organisme, fungsi utama nukleus adalah sebagai pusat informasi sel.
Secara anatomis, nukleus terdiri dari beberapa bagian seperti lapisan luar yang disebut amplop nuklir, lamina nuklir, nukleolus, kromosom, nukleoplasma, dan bagian-bagian lainnya.
Fungsi nukleus
Nukleus memiliki beberapa fungsi penting dalam sel. Beberapa fungsi utama nukleus meliputi:
- Sebagai informasi genetik.
- Mengatur metabolisme sel dengan mensintesis berbagai enzim
- Mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel
- Sebagai tempat menyimpan DNA, RNA, dan ribosom
- Mengatur proses transkripsi mRNA menjadi protein
- Memproduksi ribosom atau bisa disebut juga pabrik protein
Bagian-bagian nukleus
Nukleus adalah organel terbesar dalam tubuh manusia yang menempati sekitar 25 persen dari volume sel. Struktur nukleus dapat dibagi menjadi empat bagian utama, yakni:
Selubung nukleus
Nukleus diikat oleh lapisan membran ganda yang membentuk kapsid atau selubung. Kedua lapisan selubung ini tetap terpisah satu sama lain oleh ruang yang dikenal sebagai ruang perinuklear.
Selubung nukleus memisahkan isi bagian dalam nukleus dari bagian sel lainnya. Lapisan luar selubung nukleus kasar karena adanya ribosom pada permukaannya. Membran luar dapat bersambungan dengan organel lain, seperti aparatus Golgi dan retikulum endoplasma.
Membran inti memiliki celah kecil yang disebut pori-pori. Pori-pori ini memungkinkan lewatnya zat secara selektif antara nukleus dan sitoplasma (matriks yang mengandung berbagai organel di dalam sel).
Baca juga: Fungsi Bronkiolus dalam Tubuh
Kromatin
Nah, dalam bagian ini DNA diatur untuk membentuk kromatin. Kromatin juga mengandung protein, protein utama adalah histon. Kromatin selanjutnya memadat untuk membentuk kromosom. Yang perlu kamu tahu, sel manusia memiliki 23 pasang kromosom.
Nukleoplasma
Nukleoplasma juga disebut karioplasma atau getah nukleus. Bagian ini adalah zat granular semi-padat yang mengandung banyak protein. Serat protein membentuk matriks silang di dalam nukleus. Ini membantu mempertahankan bentuk dan struktur nukleus.
Nukleoplasma merupakan tempat utama aktivitas enzim di dalam nukleus. Penampilan nukleoplasma dapat bervariasi selama fase yang berbeda dari siklus sel. Selain protein, nukleoplasma juga mengandung zat lain, seperti DNA, RNA dan mineral.
Nukleolus
Nukleolus adalah struktur berbentuk bola yang berada di dalam nukleus.Bagian ini adalah tempat untuk sintesis dan perakitan ribosom. Ribosom bertindak sebagai tempat sintesis protein di dalam sel.
Gangguan pada nukleus
Para ilmuwan dari Singapura dan Jerman telah mengidentifikasi heterokromatin penting untuk terus berada pada posisi yang benar di tepi nukleus. Penyimpangan dari posisi normalnya akan menyebabkan gen tidak berfungsi, menyebabkan gagal jantung, penyakit pembuluh darah, dan pengecilan otot.
Di samping itu, nukleus terintegrasi erat ke dalam struktur sel yang ada di sekitarnya. Akibatnya, jika terjadi gangguan fungsi nukleus atau perubahan struktur dan komposisi inti, akan sangat berpengaruh pada perkembangan normal dan fisiologi. Hal itu tentu dapat berkontribusi pada banyak penyakit seperti distrofi otot, kardiomiopati dilatasi, penuaan dini, dan kanker.
Di sisi lain, ada sebuah studi yang mengatakan bahwa ada keterkaitan antara komponen membran inti yang tidak berfungsi dengan beberapa penyakit kronis seperti leukemia, penyakit jantung, dan gangguan penuaan.