Cara Keluar dari Toxic Relationship Agar Hidupmu Lebih Bahagia
Pernahkah kamu atau seseorang yang kamu kenal terus menerus dihina, dianiya, dan menjadi sasaran kemarahan, hingga berujung kekerasan fisik dari pasangan? Jika iya, kamu atau orang yang kamu kenal tersebut mungkin berada dalam lingkup toxic relationship. Situasi tersebut tentu dapat mengganggu kondisi mental dan fisik, sehingga kamu perlu keluar dari situasi tersebut.
Namun, bagaimana cara supaya bisa keluar dari kondisi tersebut? Tenang, di artikel ini kami akan membahas bagaimana cara keluar dari toxic relationship supaya kamu dapat menjalani hidup dengan lebih sehat dan bahagia.
Apa itu toxic relationship
Toxic relationship adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk pada kondisi fisik dan mental seseorang.
Hubungan ini bisa terjadi tidak hanya dengan kekasih, tetapi juga dengan lingkaran pertemanan, zona teman, dan bahkan anggota keluarga.
Dalam sebuah hubungan, setiap individu idealnya saling mencintai, menyayangi dan merasa tenang. Namun, dalam toxic relationship, satu pihak biasanya mencoba mengendalikan atau memanipulasi pihak lainnya dengan alasan tertentu.
Beberapa hubungan tak sehat ini bahkan terjadi atas nama cinta. Sehingga, hal yang tidak baik tersebut seolah merupakan hal yang wajar.
Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka berada dalam toxic relationship. Padahal, hubungan tersebut seringkali membuat salah satu pihak merasa tertekan.
Karena itu, siapa pun yang menjalani hubungan yang tidak sehat ini, ia harus mencari cara keluar dari toxic relationship jika tak ingin terus terjebak dalam kondisi ini.
Baca juga: Kenali Tanda Pasangan Ringan Tangan, Agar Tidak Terjebak dalam Hubungan Tak Sehat!
Ciri-ciri toxic relationship
Nah, setelah mengetahui apa itu toxic relationship, kamu juga perlu mengetahui bagaimana ciri-cirinya. Hal itu supaya kamu dapat mengidentifikasi apakah kamu berada dalam lingkungan tersebut atau tidak.
Ada beberapa ciri-ciri toxic relationship yang perlu kamu ketahui, yaitu:
- Selalu dikontrol oleh pasangan, baik itu cara berpakaian, bersikap, dan sebagainya yang menjadi hak pribadi.
- Sulit untuk menjadi diri sendiri karena merasa harus memenuhi tuntutan yang membuatmu harus menjadi pribadi yang lain.
- Tidak mendapat dukungan yang positif
- Selalu dicurigai dan dikekang
- Pasangan tidak jujur
- Sering menerima kekerasan fisik atau verbal
Jika kamu atau orang yang kamu kenal sering mengalami beberapa poin di atas, ada baiknya kamu segera mengatasi kondisi tersebut.
Kamu perlu mencari cara keluar dari toxic relationship tersebut. Sebab, hubungan seperti ini bukan hanya berbahaya bagi kesehatan mental, tetapi juga dapat mengancam kesehatan fisik.
Baca juga: Punya Pacar Posesif? Ini 6 Cara Menghadapinya!
Penyebab sulit keluar dari toxic relationship
Sebelum mengetahui cara keluar dari toxic relationship, sebaiknya kamu memahami penyebab toxic relationship terlebih dahulu.
Sebuah penelitian yang dilansir di Brightside mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengapa seseorang sulit untuk keluar dari toxic relationship, yakni:
1. Takut kesepian
Menurut sebuah penelitian, rasa takut kesepian atau merasa sendiri dapat membuat orang tetap bertahan dalam toxic relationship. Orang-orang dalam hubungan ini berpikir memiliki pasangan yang tidak sempurna lebih baik daripada merasakan kesepian.
Ada kemungkinan rasa kesepian ini datang dari trauma masa lalu orang tersebut. Seperti, pernah ditinggalkan, sehingga tidak ingin mengalami hal tersebut lagi. Padahal, berada di lingkungan yang tidak sehat ini tentu lebih tidak baik.
Baca juga: Kamu Mengalami Quarter Life Crisis? Segera Atasi dengan Cara Berikut!
2. Merasa bertanggung jawab terhadap perasaan pasangan
Setelah situasi dan konflik yang tidak menyenangkan, seseorang yang toxic terkadang berusaha membalikkan keadaan, membuat pasangannya merasa bersalah atau berpura-pura bersalah. Ini umumnya dikenal sebagai gaslighting.
Perasaan bersalah yang dirasakan oleh korban ini membuat mereka perlu bertanggung jawab dan tidak berani keluar dari hubungan toxic.
3. Meyakini keadaan dapat membaik
Banyak orang yang hidup dalam hubungan yang tidak sehat terkadang bertahan karena mereka mencintai pasangannya dan percaya bahwa semua akan segera membaik.
Sekalipun pasangannya melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang, ia tetap berusaha optimis bahwa pasangannya bisa berubah.
4. Takut terhadap penolakan
Mereka yang bertahan dalam hubungan tidak sehat biasanya disebabkan karena mereka takut ditolak oleh orang lain di kemudian hari. Oleh karena itu, mereka memilih terikat dengan pasangan yang ada saat ini.
Cara mengakhiri toxic relationship
Kamu tentu harus segera mencari cara supaya bisa keluar dari toxic relationship. Sebab, hal tersebut dapat berdampak buruk pada kondisi mental dan fisikmu. Cobalah beberapa cara berikut untuk mengakhiri toxic relationship:
1. Mencari Bantuan
Orang-orang dalam toxic relationship membutuhkan bantuan teman, keluarga, bahkan profesional untuk membangun komitmen berubah.
Perubahan pun tentunya membutuhkan proses. Bantuan dari orang yang tepat, juga bisa meyakinkan kamu jika kamu merasa tidak berani untuk keluar dari hubungan tidak sehat ini.
Jika sudah lama terjebak dalam toxic relationship, kamu mungkin juga akan membutuhkan bantuan profesional di mana kamu bisa menjalani terapi untuk penyembuhan. Proses ini tentu memakan waktu yang cukup lama. Namun demi kesembuhan psikismu, kenapa tidak?
2. Mengungkapkan perasaan pada pasangan
Kamu perlu mengungkapkan perasaan kepada orang yang memiliki toxic relationship dengan kamu, entah itu teman, rekan kerja, anggota keluarga, atau siapa pun.
Kamu bisa coba menyatakan perasaan tanpa harus menuduhnya atau membuatnya terlihat sangat bersalah.
Ingatlah bahwa kamu tidak dapat mengontrol bagaimana orang lain merespons, tetapi kamu dapat mengontrol bagaimana mengekspresikan perasaanmu.
Mungkin pasanganmu atau orang yang memiliki toxic relationship denganmu akan menjadi defensif. Tapi bisa jadi ia justru menyadarinya. Dari respons inilah kamu bisa memutuskan untuk memperbaiki hubungan atau keluar dari hubungan itu.
3. Buat keputusan yang tegas
Setelah mengungkapkan perasaanmu, putuskan apakah hubungan itu layak untuk diperjuangkan atau tidak. Perhatikan bagaimana orang itu bereaksi ketika kamu mengungkapkan perasaan.
Jika orang tersebut menerima kata-katamu, meminta maaf, dan menyadari bahwa ada masalah dalam hubungan kalian, hubungan itu mungkin layak diperjuangkan.
Namun sebaliknya, jika ia justru semakin marah dan mengancam untuk meninggalkan atau melakukan kekerasan fisik padamu, sudah saatnya kamu memutuskan untuk keluar. Sebab, tidak ada yang bisa dipertahankan dari hubungan demikian.
4. Mencari lingkungan positif
Setelah memutuskan apakah akan meninggalkan atau memperbaiki suatu hubungan, penting untuk bersikap positif dan mempraktikkan self love.
Habiskan waktu bersama orang-orang yang membuatmu merasa tenang dan nyaman. Meskipun masa-masa sulit dalam suatu hubungan dapat menyebabkan stres yang luar biasa, yakinkan dirimu bahwa kamu bisa melewatinya.