Bahaya Haid Di Usia 10 Tahun? Ini Penjelasannya
Memiliki haid di usia yang dini sebenarnya bukan hal yang aneh di zaman ini. Perkembangan gaya hidup dan nutrisi membuat haid lebih sering dialami di usia dini. Namun, ada beberapa pertanyaan tentang sedini apa usia mengalami siklus haid. Apakah bahaya haid di usia 10 tahun?
Faktor-faktor seperti riwayat keluarga, ras, pola makan, lingkungan, dan berat badan semuanya dapat menentukan waktu terjadinya menstruasi pertama. Anak-anak yang mengikuti kegiatan atletik yang intens atau kekurangan berat badan mungkin mendapatkan haid lebih lambat.
Sebuah fakta menarik mengenai berat badan anak. Anak-anak sekarang lebih tinggi daripada 80 tahun yang lalu. Perubahan terbaru dalam 30 tahun terakhir bukanlah anak-anak yang lebih tinggi, tetapi anak-anak yang lebih gemuk. Kemungkinan tersebut terkait dengan adipositas pra-pubertas, atau kegemukan.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa minuman manis dalam kaleng membuat pubertas lebih awal. Karenanya sangat mungkin seorang anak mendapatkan haid pertama mereka pada usia 8 tahun atau bahkan 16 tahun.
Apa tanda haid pertama pada anak?
Rata-rata anak perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia sekitar 12 tahun, tetapi itu bervariasi dari orang ke orang. Pertanda baik anak semakin dekat dengan waktu haid pertamanya adalah adalah jika keluarnya cairan dari vaginanya. Mungkin tipis dan sedikit lengket atau kental, dan bisa berwarna bening hingga putih atau putih pudar. Biasanya, ini terjadi sekitar 6 bulan sebelum ia haid pertama.
Jika anak merasa sudah dekat dengan periode pertamanya, itu mungkin membuatnya lebih nyaman untuk bersiap-siap. Letakkan pembalut dan pakaian dalam di ransel atau tas untuk berjaga-jaga jika haidnya tiba saat ia tidak di rumah.
Period Talk: Kata pakar tentang haid pertama
Menurut dr. Wisniaty Condro, biasanya anak perempuan mengalami haid pertama atau menarche pada rentang usia 11-15 tahun.
“Tapi, menarche ini dapat terjadi lebih cepat atau lebih lambat dari rentang usia tersebut,” jelasnya.
Nah, saat akan mengalami haid, anak perempuan biasanya akan mengalami keluarnya cairan kental dari vagina yang berwarna bening, putih, ataupun kekuningan. Hal ini normal, tetapi perlu diingat bahwa cairan vagina ini tidak beraroma tajam ya.
Lalu apakah haid pertama di usia yang terlalu dini berbahaya?
Dr. Wisniaty menjawab bahwa hingga saat ini, berbagai penelitian belum dapat membuktikan adanya bahaya pada haid yang terjadi lebih dini. Namun pada beberapa penelitian, anak yang mengalami haid yang lebih dini lebih berisiko mengalami menopause dini (usia 40-44 tahun).
“Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah hal itu berupa menjaga pola makan sehat, membatasi asupan makanan olahan yang tinggi gula serta berolahraga secara rutin,” ujar dr. Wisni.
Bahaya haid di usia 10 tahun ke bawah
Meski terbilang normal untuk beberapa anak, kamu patut waspada bila haidnya mungkin disertai rasa teramat sakit atau bahkan pingsan. Bisa jadi itu pertanda penyakit. Beberapa anak juga kemungkinan merasakan sakit pada batas normal atau bahkan tanpa rasa sakit sama sekali.
Bahaya haid di usia 10 tahun sebelumnya belum begitu jelas hingga saat ini. Namun, beberapa penelitian menunjukan bahwa haid yang dating lebih awal berkaitan dengan usia menopause dan infertilitas.
Menopause dini
Ada kemungkinan bahwa wanita lebih mengalami menopause dini jika mereka mulai menstruasi sebelum ulang tahun ke-12. Ini adalah kesimpulan dari studi yang melibatkan 50.000 wanita pascamenopause di Inggris, Australia, Jepang dan Skandinavia.
Rata-rata, menstruasi pertama tiba sekitar usia 13 tahun dan yang terakhir ketika wanita berusia 50 tahun. Tetapi 14 persen mengalami menstruasi pertama sebelum mereka berusia 12 tahun, dan 10 persen mengalami menstruasi terakhir sebelum mereka berusia 45 tahun.
Untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara menstruasi dini dan menopause dini, Gita Mishra di University of Queensland, Australia, dan rekan-rekannya melakukan analisis statistik, menyesuaikan kemungkinan variabel pengganggu seperti berat badan dan merokok. Mereka menemukan bahwa wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun, 31 persen lebih mungkin mengalami menopause dini, antara usia 40 dan 44 tahun.
Di antara wanita yang mengalami menstruasi pertama saat berusia 13 tahun, hanya 1,8 persen yang mengalami menopause dini (sebelum usia 40 tahun), dan 7,2 persen mencapai menopause dini. Tetapi pada wanita yang mengalami menstruasi pertama ketika mereka berusia 11 tahun atau lebih muda, 3,1 persen mengalami menopause dini, dan 8,8 persen mengalaminya lebih awal.
Adanya kemungkinan infertilitas
Faktor-faktor di awal kehidupan anak dapat berimplikasi pada kesuburannya. Seperti yang diketahui, stres selama masa kanak-kanak cenderung mendorong haid lebih awal, bahan juga dapat mempengaruhi usia menopause.
Tidak memiliki anak juga berhubungan dengan usia menopause lebih dini. Wanita tanpa anak yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun lima kali lebih mungkin untuk mencapai menopause dini dibandingkan wanita dengan dua atau lebih anak, yang mulai menstruasi pada usia 12 tahun atau lebih.
Seringkali, para wanita ini mengalami kesulitan untuk hamil. Hal ini menunjukkan ada hubungan antara menstruasi dini, infertilitas dan menopause dini. Jika seorang wanita mengalami menopause di usia 30-an, kesuburannya bisa mulai menurun di usia 20-an.
Meski demikian, penting untuk tidak khawatir. Penelitian ini menemukan risiko yang lebih tinggi, tetapi ukuran efeknya kecil. Setidaknya dengan mengetahui hal ini, anak akan dapat memikirkan masa depannya dengan lebih bijak saat mereka sudah dewasa.