pubertas remaja perempuan

Secara umum, pubertas pada remaja perempuan dan aktifnya organ reproduksi wanita ditandai oleh menstruasi.

Menstruasi dipengaruhi dan dipicu oleh faktor nutrisi dan kesehatan melainkan juga banyak hormon seksual.

Hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari akan memicu hormon seks yang mempengaruhi fisik pada anak perempuan.

Oleh karena itu, pada masa pubertas, anak perempuan akan mengalami berbagai perubahan fisik dan biologis.

Lantas, hormon apa yang mempengaruhi pubertas pada perempuan?

Pubertas pada remaja

Pubertas pada remaja adalah rentetan perubahan fisiologi yang terjadi secara berurutan yang memberikan karakteristik dewasa dan kemampuan untuk bereproduksi.

Perubahan tersebut diatur oleh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari yakni luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).

Pada awal pubertas, kadar hormon LH dan FSH meningkat, kemudian menstimulasi produksi hormon seks.

Kadar hormon seks yang meningkat (terutama estrogen) akan memicu pematangan payudara, ovarium, rahim, hingga vagina dan menghasilkan maturitas seksual.

Maturitas seksual

Maturitas seksual atau kematangan seksual dipicu oleh hormon seksual. Namun, kematangan seksual juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti:

  • Nutrisi dan kesehatan umum pada anak perempuan
  • Berat badan anak. Pubertas pada anak perempuan dengan berat badan berlebih cenderung dimulai lebih awal daripada anak perempuan yang kurus.
  • Genetika sang ibu. Pubertas yang terjadi lebih awal pada anak perempuan dipengaruhi oleh genetik ibu yang mengalami kematangan seksual lebih awal.
  • Kelompok etnis. Pada orang kulit hitam dan Hispanik, pubertas cenderung dimulai lebih awal daripada orang Asia dan kulit putih (bukan Hispanik).

Perubahan pertama pada pubertas biasanya dimulai dari berkembangnya payudara yang tidak lama kemudian disusul oleh tumbuhnya rambut pada kemaluan dan ketiak.

Pada tahap ini terjadi percepatan pertumbuhan pada masa pubertas.

Puncak pertumbuhan pada masa pubertas (sebelum menstruasi di mulai) terjadi pada sekitar usia 12 tahun yang kemudian melambat secara signifikan, dan biasanya berhenti pada usia 14 hingga 16 tahun.

Puncak pertumbuhan

Selama pubertas, perkembangan seksual terjadi secara berurutan. Tapi, setiap orang memiliki waktu dan kecepatan maturitas seksual yang berbeda-beda.

Dapat dimulai di usia 8 sampai 10 tahun, pubertas berlangsung sekitar 4 tahun, dan puncak pertumbuhan berkisar usia 12 tahun.

Berikut adalah urutan perkembangan seksual perempuan selama pubertas berdasarkan usia:

1. Payudara membesar

Perkembangan seksual perempuan pertama kali ditandai oleh payudara yang mulai membesar. Peristiwa ini dimulai pada usia 8-13 tahun.

2. Tumbuh rambut di kemaluan

Pada usia 8-14 tahun, mulai tumbuh rambut-rambut di daerah kemaluan anak perempuan yang sedang pubertas.

3. Lonjakan pertumbuhan

Lonjakan pertumbuhan organ reproduksi wanita biasanya terjadi di usia 9-14 tahun.

4. Tumbuh rambut ketiak

Selain rambut di daerah kemaluan, pada usia 10-16 tahun, rambut ketiak anak perempuan akan mulai bertumbuh.

5. Perubahan bentuk tubuh

Memasuki usia 11-15 tahun, selama pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan bentuk tubuh seperti pinggul yang membesar.

6. Payudara berukuran dewasa

Selama mengalami perubahan bentuk tubuh, payudara anak perempuan akan terus bertumbuh. Biasanya pada usia 12-16 tahun payudara berukuran dewasa.

7. Menstruasi pertama

Menarche atau menstruasi pertama adalah peristiwa yang menandakan aktifnya organ reproduksi wanita. Pada anak perempuan yang sedang pubertas, menarche terjadi di usia 10-16 tahun.

Menarche

Menarche atau menstruasi pertama adalah peristiwa luruhnya lapisan rahim yang disertai pendarahan.

Pada anak perempuan yang sedang pubertas, menstruasi pertama adalah peristiwa atau tanda mulai aktifnya organ reproduksi wanita.

Pendarahan menstruasi biasanya berlangsung 3-7 hari, atau rata-rata 5 hari. Tetapi, menstruasi pertama biasanya terjadi secara tidak teratur, dan membutuhkan sekitar 5 tahun untuk menjadi teratur.

Siklus menstruasi terjadi setiap bulan selama masa usia produktif wanita, kecuali saat mengandung. Siklus ini dapat berhenti secara permanen saat wanita memasuki menopause.

Perlu diketahui bahwa hanya 10-15% wanita memiliki siklus yang tepat 28 hari dan setidaknya 20% wanita memiliki siklus yang tidak teratur.

Siklus menstruasi diatur oleh LH dan FSH yang memicu ovulasi dan merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron.

Siklus menstruasi memiliki tiga fase yaitu folikular, ovulasi, dan luteal. Berikut penjelasannya:

1. Fase follicular

Fase folikuler atau tahap sebelum pelepasan telur ditandai oleh keluarnya darah menstruasi (haid).

Ketika fase ini dimulai, kadar estrogen dan progesteron menurun atau rendah sehingga lapisan rahim yang menebal (endometrium) pecah dan luruh dalam bentuk darah menstruasi.

Pada masa ini, kadar hormon FSH meningkat dan merangsang perkembangan beberapa folikel lain di ovarium.

Namun demikian, kadar hormon FSH akan menurun dan hanya satu folikel yang terus berkembang serta menghasilkan estrogen.

2. Ovulasi

Dimulai dengan lonjakan kadar hormon luteinisasi (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH), fase ovulasi atau pelepasan sel telur terjadi selama 16-32 jam setelah lonjakan dimulai.

Selama lonjakan, tingkat hormon estrogen akan menurun, sedangkan tingkat hormon progesteron mulai meningkat.

3. Fase luteal

Selama fase luteal atau setelah pelepasan telur, kadar LH dan FSH menurun. Setelah melepaskan sel telur dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan progesteron, folikel yang tadinya pecah akan menutup.

Pada sebagian besar fase ini, estrogen berada di tingkat yang tinggi. Progesteron dan estrogen menyebabkan lapisan rahim lebih menebal, untuk mempersiapkan kemungkinan pembuahan.

Demikian peristiwa-peristiwa yang menandai proses aktifnya organ reproduksi wanita.

Setelah membaca artikel di atas, semoga kamu jadi lebih paham terkait menstruasi yang terdiri dari tiga fase beserta hormon seksual yang mendorong kerja organ reproduksi wanita.

Bila kamu menyukai artikel ini, kamu dapat membagikannya ke teman-teman dekatmu.


Penulis: Joselyn Gomulya

Share artikel ini
Reference