Apa yang Dimaksud dengan Gender, Kesetaraan dan Ketidakadilan Gender?
Masih banyak salah membedakan antara gender dan jenis kelamin, yang akhirnya berbuntut pada perlakuan yang tidak setara atau ketidakadilan gender. Dari segi sosial budaya dan biologi, keduanya memiliki arti yang berbeda.
Untuk mengetahui apa itu kesetaraan dan ketidakadilan gender, kamu terlebih dulu harus mengerti pengertiannya. Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!
Apa itu gender?
Menurut American Psychological Association (APA, 2012), jenis kelamin berakar pada biologi. Jenis kelamin seseorang tergantung pada kriteria biologis yang dapat diamati seperti kromosom seks, gonad, organ reproduksi internal, dan genitalia eksternal.
Gender terkait dengan seks, tetapi jelas berbeda dari konsep seks. Pengertian gender berakar pada budaya, bukan biologi, dan artinya “sikap, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan budaya tertentu dengan jenis kelamin biologis seseorang”.
Kesesuaian gender terjadi ketika orang mematuhi peran gender sesuai budaya. Menolak peran gender membuat seseorang atau sekelompok orang mendapat konsekuensi sosial yang signifikan, yang bisa berujung pada pengucilan dan ketidakadilan.
Apa bedanya dengan identitas gender?
Identitas gender mengacu pada bagaimana seseorang memahami dan menggunakan gendernya sendiri. Hal ini melibatkan perasaan psikologis seseorang sebagai laki-laki, perempuan, atau tidak keduanya.
Mereka yang mengidentifikasi diri sebagai transgender merasa bahwa identitas mereka tidak sesuai dengan jenis kelamin biologis saat mereka lahir. Namun, dalam beberapa kasus mereka merasa tidak cocok dengan kategori pria atau wanita.
Bagaimana orang menjalani identitas mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hal bagaimana mereka berpakaian, berperilaku, dan mengekspresikan diri merupakan ekspresi gender mereka. Jadi, jika gender berkaitan dengan perilaku, maka identitas gender berkaitan dengan cara mereka berperilaku.
Apa yang dimaksud dengan kesetaraan dan ketidakadilan gender?
Kesetaraan gender adalah ketika orang-orang dari semua jenis kelamin memiliki hak, tanggung jawab, dan kesempatan yang sama. Dalam praktiknya, setiap orang dipengaruhi oleh ketidaksetaraan gender – perempuan, laki-laki, transgender dan orang-orang yang memiliki gender di luar konvensional. Ketidaksetaraan ini mempengaruhi orang-orang dari segala usia dan latar belakang.
Di sisi lain, kesetaraan gender mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Ini penting untuk kemakmuran ekonomi. Masyarakat yang menghargai kesetaraan perempuan dan laki-laki, lebih aman dan lebih sehat.
Kesetaraan gender adalah hak asasi manusia. Semua orang mendapat manfaat dari kesetaraan gender.
Manfaat kesetaraan gender
Semua orang mendapat manfaat dari kesetaraan gender. Ini membantu mencegah kekerasan terhadap perempuan, baik untuk ekonomi, dan membuat komunitas kita lebih aman dan lebih sehat. Ini beberapa manfaatnya:
1. Memicu pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan pekerjaan perempuan agar setara dengan tingkat pekerjaan laki-laki dapat meningkatkan PDB sebesar 34 persen di Mesir, 12 persen di Uni Emirat Arab, 10 persen di Afrika Selatan dan sembilan persen di Jepang. Memberdayakan perempuan untuk menjadi aktif dalam ekonomi mereka meningkatkan produktivitas, manfaat yang dapat membantu negara-negara termiskin keluar dari kemiskinan.
2. Meningkatkan kualitas hidup
Ketika perempuan diberdayakan untuk membuat keputusan tentang kapan harus memiliki anak, kualitas hidup anak-anak mereka meningkat. Anak-anak yang lahir dengan jarak kurang dari dua tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk meninggal pada tahun pertama kehidupan dibandingkan dengan anak-anak yang lahir lebih jauh, terutama di negara miskin dan berkembang.
Cara menyikapi ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender
Satu dan inti dari cara tersebut adalah dengan menyetarakan gender. Tentu usaha untuk mewujudkan hal tersebut bukanlah hal yang mudah, tapi bukan tidak mungkin. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berpesan untuk menanamkan kesetaraan sejak dini dengan bersikap gender neutral, yakni dengan memberikan mereka kesempatan yang sama.
Pada sisi organisasi, kebijakan dan undang-undang dengan memperhatikan kesetaraan dapat memberikan kontribusi dan perspektif yang menyeluruh terhadap sebuah masalah. Menkeu menyebut, ketidakadaan gender dalam suatu organisasi justru akan menyebabkan hilangnya pandangan dan kontribusi yang berakibat pada pembentukan aturan yang tidak menyeluruh.
“Kalau lebih diversify maka perspektifnya akan lebih menyeluruh. Oleh karena itu, public policy harus selalu responsif. Laki perempuan seperti sepatu. Kalau haknya tidak sama tinggi, jalannya tidak enak,” ucapnya.
Dari hari ke hari, di negara-negara yang lebih progresif, perempuan memiliki kebebasan berbicara, dapat turun ke jalan melakukan protes dan dapat menantang pemerintah. Di negara maju, banyak wanita yang cukup beruntung memiliki pendidikan, kepercayaan diri, dan dukungan dari pria dalam hidup mereka untuk menghadapi masalah ketidaksetaraan yang ada di masyarakat.
10 Tips mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender
Melalui norma-norma budaya dan sosial yang menantang, kita bisa lebih dekat untuk memberantas ketidaksetaraan gender. Berikut adalah 10 cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kesenjangan saat menjalani kehidupan sehari-hari.
1. Bagikan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak secara setara
Pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak harus dibagi rata antara laki-laki dan perempuan. PBB melaporkan bahwa sebagian besar tanggung jawab ini masih dilakukan oleh perempuan. Wanita di negara berkembang melakukan rata-rata 2 jam setiap hari pekerjaan ekstra yang tidak dibayar (mengasuh anak dan tugas rumah tangga) dibandingkan pria.
2. Bicaralah menentang perilaku dan komentar yang mengandung misogini
Jangan berdiam diri saat melihat atau mendengar komentar misogini (kebencian terhadap wanita). Jangan biarkan kata-kata cemoohan seksis, mengadopsi sikap toleransi nol terhadap perilaku meremehkan terhadap perempuan adalah kuncinya. Membiarkan tindakan misogini dan perbuatan mencela ini hanya melanggengkan “norma” masyarakat yang coba kita hancurkan.
3. Cari tanda-tanda kekerasan gender
Sayangnya, kekerasan gender terjadi di sekitar kita. Contoh kekerasan berbasis gender adalah pernikahan anak, mutilasi alat kelamin perempuan, perdagangan untuk seks atau perbudakan, kekerasan pasangan intim, hukuman fisik dan kekerasan seksual, emosional atau psikologis. Ini bisa menjadi subjek yang sangat sulit dan berpotensi berbahaya untuk didekati.
Jika kamu mencurigai seseorang mungkin mengalami kekerasan, tawarkan dukungan dan dorong mereka untuk melaporkannya. PBB melaporkan bahwa secara global, 137 wanita meninggal karena pembunuhan oleh anggota keluarganya setiap hari. Kita memiliki kewajiban untuk melindungi dan berbicara bagi mereka yang tidak bisa.
4. Dengarkan suara wanita
Apa pengalaman mereka? Apa yang telah mereka jalani? Di mana ketidaksetaraan muncul dalam kehidupan mereka? Melalui mendengarkan dan refleksi, dengan cara itu kita dapat belajar bagaimana melangkah maju dalam memperjuangkan kesetaraan.
Dengan memberikan dukungan dan menciptakan ruang yang aman bagi perempuan dan anak perempuan untuk berbicara, kita membuka percakapan lebih luas dan dapat membantunya lebih jauh.
5. Menjadi relawan
Kamu dapat mendukung organisasi yang memperjuangkan kesetaraan gender. LSM mengandalkan donasi dan sukarelawan untuk menjalankan misi mereka. Banyak yang berjuang di seluruh dunia untuk membantu perempuan dan gadis muda melawan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender, yang mengelilingi mereka.
6. Wanita mendukung wanita lain
Yup, ini adalah dukungan yang sudah semestinya kita lakukan. Ketika wanita mendukung wanita lain, hal-hal besar bisa terjadi. Kita harus saling mendukung dan tidak pernah saling menjatuhkan. Rayakan kesuksesan wanita di sekitar kamu, bersikap baik dan penuh kasih.
Jangan pernah membandingkan diri kamu dengan wanita lain, kita semua berbeda namun bersama-sama. Kita tidak bisa melawan ketidaksetaraan gender jika kita berjuang di antara kita sendiri.
7. Dukung hak atas pendidikan anak perempuan
Tanpa pendidikan yang layak, perempuan dan anak perempuan akan sulit melepaskan diri dari ketidakseimbangan gender yang ada di masyarakat mereka. Hal ini terutama berlaku untuk anak perempuan di negara berkembang.
Di banyak negara di dunia, tidak terlalu penting memberikan pendidikan untuk anak perempuan. Oleh karena itu mereka tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mendapatkan kebebasan finansial dan melarikan diri dari keadaan berbahaya seperti eksploitasi seksual, perdagangan manusia, dan pernikahan anak.
8. Dukung pemimpin wanita
Salah satu cara untuk mengatasi hambatan sistemik terhadap perempuan dan keberhasilan mereka adalah dengan meningkatkan partisipasi perempuan dalam legislasi lokal, regional dan nasional serta perempuan dalam bisnis. Kita juga dapat mendukung wanita yang ingin bekerja di bidang “non-tradisional” seperti politik, sains, dan olahraga. Ini membantu mendobrak pandangan tabu masyarakat dan sangat penting untuk perubahan yang langgeng.
9. Menuntut upah yang sama untuk pekerjaan yang sama
Dukung inisiatif yang menuntut upah setara bagi perempuan. Lihatlah sekeliling tempat kerja kamu, jangan takut untuk menantang dan mengajukan pertanyaan. Apakah kamu memiliki gaji sama dengan rekan laki-lakimu? Sebagai rekan kerja laki-laki, apakah kamu memiliki gaji lebih dari rekan kerja wanita?
Bila ada, buat orang-orang di tempat kerjamu menyadari bahwa ada kesenjangan upah gender. Pria dan wanita dapat berkumpul untuk menuntut upah dan perlakukan yang lebih baik dan lebih dari mereka pemberi pekerjaan.
10. Tidak menoleransi pelecehan seksual
Tidak seorang pun boleh menjadi sasaran pelecehan seksual. Namun dalam masa hidup mereka, 81% wanita akan mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual, sementara pria sekitar 43%.
Jika kamu melihat atau mendengar kasus pelecehan seksual, itu bukanlah sesuatu yang harus kita terima atau toleransi. Mayoritas kasus pelecehan seksual tidak dilaporkan, laki-laki atau perempuan, tapi kita harus angkat bicara dan laporkan.
Untuk mendapatkan kesetaraan gender masih ada pertarungan yang panjang dan melelahkan. Jalan kita masih panjang. Namun dengan lebih banyak perempuan yang menyuarakan hak mereka, lebih banyak perempuan di posisi yang kuat dan bantuan dari badan amal dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), maka masa depan yang lebih cerah akan ada untuk kesetaraan gender.