Mengenal Alat Kontrasepsi Wanita dan Pria
World Contraception Day atau Hari Kontrasepsi Sedunia pertama kali diperingati pada 26 September 2007. Sejak saat itu, setiap tahunnya, masyarakat di berbagai dunia turut merayakan Hari Kontrasepsi. Untuk ikut merayakan hari penting tersebut, yuk mengenal manfaat dan risiko alat kontrasepsi wanita dan pria!
Yup, alat kontrasepsi tidak hanya diperuntukkan bagi wanita, tetapi juga dirancang untuk pria. Lantas, apa saja alat kontrasepsi wanita dan pria? Yuk, ketahui jenis dan manfaatnya di artikel ini Yoonies!
Apa itu kontrasepsi?
Kontrasepsi adalah metode atau teknik yang digunakan untuk mencegah kehamilan atau penyebaran penyakit menular seksual (PMS) selama berhubungan seksual. Tujuan utama dari kontrasepsi adalah memberikan kontrol atas reproduksi dan melindungi kesehatan seksual.
Berbagai jenis alat kontrasepsi wanita
Ada berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia dan pilihannya tergantung pada kebutuhan. Sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi, kamu perlu mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi wanita berikut ini:
1. IUD (Intra-Uterine Device) hormonal/KB spiral
IUD hormonal atau KB spiral adalah alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam rahim oleh dokter. Perangkat kecil berbentuk T ini dapat terbuat dari plastik atau tembaga yang di dalamnya mengandung hormon progesteron.
Alat ini efektif dalam mencegah kehamilan dengan melepaskan hormon progesteron secara terus menerus. IUD hormonal dapat bekerja selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya.
Keuntungan utama dari IUD hormonal adalah efektivitas yang tinggi dan kemampuan untuk mengendalikan menstruasi, membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan wanita yang ingin menghindari kehamilan jangka panjang.
Meski bisa bertahan lama di rahim, namun pada beberapa kasus posisi IUD dapat bergeser sehingga bisa membuat kamu merasa tak nyaman saat berhubungan intim.
2. KB suntik
KB suntik adalah metode kontrasepsi yang melibatkan penyuntikan hormon ke dalam tubuh. Biasanya, suntikan diberikan setiap 1 hingga 3 bulan, tergantung pada jenisnya. Hormon dalam suntikan mencegah ovulasi dan mengubah lendir serviks sehingga sulit bagi sperma untuk mencapai sel telur.
Kontrasepsi seperti suntik KB sangat efektif jika digunakan dengan tepat, tetapi harus berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk memperbarui suntikan. Meski begitu, alat kontrasepsi wanita ini dapat menyebabkan gangguan menstruasi atau pendarahan tidak teratur.
3. Pil KB progestin
Pil KB progestin adalah pil kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron. Namun, kamu harus minum pil ini setiap hari pada waktu yang sama. Pil ini bekerja dengan mengubah lendir serviks dan menghambat pelepasan sel telur.
Hormon dalam pil ini juga menipiskan lapisan rahim, sehingga perdarahan menstruasi lebih ringan. Agar penggunaan pil KB progestin dapat efektif, sangat penting bagi kamu untuk meminum pil ini pada waktu yang sama setiap hari.
4. Pil KB kombinasi
Sesuai dengan namanya, pil KB kombinasi terdiri atas campuran hormon progestin dan estrogen.Supaya kerjanya optimal, pil KB ini harus dikonsumsi setiap hari. Hormon yang ada di dalamnya lantas akan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium (indung telur).
Selain itu, pil ini juga bekerja dengan mengubah lendir pada serviks (leher rahim) serta endometrium (dinding rahim) supaya sperma tidak bisa bertemu sel telur.
Di samping mencegah kehamilan, pil KB kombinasi juga bisa mengurangi risiko kanker ovarium, perdarahan menstruasi, gejala PMS, serta sindrom ovarium polikistik (PCOS).
5. Pil kontrasepsi darurat
Pil kontrasepsi darurat, juga dikenal sebagai “morning-after pill” atau “Plan B,” digunakan setelah hubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan metode kontrasepsi lainnya.
Jenis alat kontrasepsi wanita ini mengandung hormon yang dapat mencegah kehamilan jika dikonsumsi dalam waktu 72 jam setelah hubungan seksual. Semakin cepat tindakan ini dilakukan, semakin efektif; bila diminum dalam tiga hari pertama setelah berhubungan seks.
Penting untuk diingat bahwa pil kontrasepsi darurat tidak boleh dijadikan metode kontrasepsi reguler, tetapi hanya digunakan dalam situasi darurat.
6. Diafragma
Diafragma adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari lateks dan biasa ditempatkan di dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Diafragma bekerja untuk menghalangi sperma memasuki rahim dan bertemu dengan sel telur.
Diafragma harus tetap berada di dalam vagina selama 6 hingga 8 jam sebelum dapat dilepas. Kamu harus menggunakannya dengan benar dan akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan spermisida untuk tingkat perlindungan yang lebih tinggi..
7. Kondom wanita
Mirip dengan kondom pria, kondom wanita juga dibuang setelah sekali pakai. Terbuat dari plastik dan berbentuk seperti kantong. Kondom tipis dan fleksibel dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom bekerja untuk menghalangi sperma memasuki rahim. Saat menggunakan kondom, pastikan kamu segera melepasnya setelah berhubungan seksual.
8. Spermisida
Alat kontrasepsi wanita selanjutnya, yaitu spermisida. Spermisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Spermisida tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk gel, krim, busa, dan supositoria.
Spermisida dapat digunakan sendiri atau bersama dengan alat kontrasepsi barrier seperti diafragma atau kondom. Namun, mereka tidak begitu efektif jika digunakan sendiri dan sebaiknya digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Apa saja alat kontrasepsi pria?
Tak hanya wanita, pria juga dapat menggunakan alat kontrasepsi yang memang dirancang khusus untuk pria. Namun, sayangnya, sampai saat ini, angka partisipasi serta variasi alat kontrasepsi wanita lebih banyak bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi pria. Berikut berbagai pilihan alat kontrasepsi pria:
1. Kondom pria
Kontrasepsi yang satu ini termasuk salah satu metode kontrasepsi pria yang paling umum dan mudah digunakan. Kondom adalah pelindung tipis yang dikenakan pada penis selama hubungan seksual untuk mencegah sperma mencapai rahim.
Alat kontrasepsi ini tidak hanya efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS), seperti HIV, sifilis, dan gonore. Kondom tersedia dalam berbagai jenis, termasuk yang terbuat dari lateks, poliuretan, atau polietilena.
Kontrasepsi ini dapat menjadi pilihan yang baik untuk kamu yang hanya ingin menggunakan kontrasepsi sesekali karena kondom dapat dibeli tanpa resep dan dapat dengan mudah ditemukan di berbagai minimarket maupun supermarket.
2. Pil KB pria
Baru-baru ini, beberapa pil kontrasepsi oral untuk pria telah melalui uji coba awal sukses di Amerika Serikat Ada beberapa jenis pil pria yang hanya mengandung progesteron sintetis
Satu pil disebut 11-beta-MNDTC dan bekerja dengan cara yang mirip dengan gel NES/T, yaitu dengan memblokir produksi sperma. Dalam percobaan kecil, hal ini menyebabkan hormon yang dibutuhkan untuk produksi sperma menurun, dan beberapa pria mengalami efek samping seperti jerawat, kelelahan, dan sakit kepala. Beberapa pria melaporkan rendahnya gairah seks dan kesulitan ereksi.
Namun, perlu diingat bahwa pil KB pria masih dalam uji klinis dan belum tersedia secara luas di pasaran. Masih perlu waktu untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang efektivitas dan efek sampingnya.
3. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur bedah yang mengikat atau memotong saluran sperma yang membawa sperma dari testis ke uretra. Ini adalah metode kontrasepsi permanen yang cocok untuk pria yang sudah yakin tidak ingin memiliki anak lagi. Kontrasepsi ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dan hanya memerlukan sekali prosedur.
4. Suntikan kontrasepsi pria
Suntikan kontrasepsi pria adalah metode kontrasepsi yang masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Suntikannya bekerja dengan cara yang sangat mirip, menggunakan progesteron sintetik untuk menghentikan produksi sperma, dan testosteron sintetik untuk melawan efek yang tidak diinginkan.
Sayangnya, uji coba tersebut dihentikan lebih awal karena dirasa efek samping hormonal tidak dapat diterima oleh pria. Efek sampingnya termasuk jerawat, sakit kepala, kelelahan dan perubahan gairah seks.
5. Gel kontrasepsi
Pada tahun 2019, sebuah penelitian internasional diluncurkan di beberapa negara di Eropa, Amerika Selatan, Afrika, dan Amerika Serikat untuk mempelajari efek gel kontrasepsi baru yang ditujukan untuk pria.
Gel ini dirancang untuk dioleskan ke bahu dan dada setiap hari, dan menyerap dengan cepat ke dalam aliran darah melalui kulit. Namun, seperti halnya pil KB pria dan suntikan kontrasepsi pria, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi efektivitas dan keamanannya.
Itulah beberapa jenis alat kontrasepsi wanita dan pria. Sebelum memutuskan untuk menggunakan jenis alat kontrasepsi apa pun, pastikan kamu telah melakukan konsultasi dengan dokter terkait.
Penulis: Silvia Wardatul