Ada Gumpalan Darah Saat Haid, Normalkah?
Gumpalan darah adalah bagian dari proses pembekuan darah. Nah, gumpalan darah dapat terbentuk di mana saja di tubuh, bahkan saat haid. Yang jadi pertanyaan, apakah itu normal terjadi?
Terkadang, perempuan suka panik saat menemukan darah haid menggumpal di dalam pembalut mereka ketika menstruasi. Yuk, kita cari tahu apakah kondisi tersebut berbahaya atau tidak.
Darah menggumpal saat haid apakah normal?
Keluarnya gumpalan darah saat haid bisa jadi merupakan hal yang normal. Jumlah, panjang, dan frekuensi perdarahan haid bervariasi dari bulan ke bulan dan dari wanita ke wanita.
Tubuh biasanya memproduksi antikoagulan, atau zat pengencer darah, yang membantu fragmen endometrium dan darah dengan bebas bergerak ke serviks dan kemudian keluar dari tubuh.
Gumpalan juga terjadi ketika lapisan rahim menumpahkan jumlah darah yang meningkat. Saat darah menggenang di rahim atau vagina, darah mulai menggumpal, seperti pada luka kulit yang terbuka.
Kamu mungkin bingung, karena kondisi ini bisa berganti-ganti setiap bulannya. Konsistensi darah menstruasi bervariasi baik sepanjang periode maupun dari satu periode ke periode lainnya.
Orang mungkin mengalami aliran deras yang mengandung gumpalan menstruasi satu bulan, dan aliran yang lebih ringan tanpa gumpalan pada bulan berikutnya.
Namun, tenang saja. Kondisi ini benar-benar normal, dan kamu dapat mengaitkan perubahan ini dengan faktor gaya hidup dan diet. Faktor stres dan gaya hidup seperti memulai atau menghentikan rutinitas olahraga dapat memengaruhi proses ini.
Namun, ketika pembekuan darah terjadi secara teratur (bukan hanya sekali atau dua kali) setiap haid, penyebab yang lebih umum adalah fibroid. Jika haidmu tampak lebih berat dari biasanya tanyakan kepada dokter. Dokter dapat menentukan apakah ada masalah mendasar yang menyebabkan haid berat.
Ciri-ciri gumpalan darah saat haid
Haid yang normal berbentuk cair dan sedikit encer. Beberapa juga bisa terbentuk karena antikoagulan tidak bisa menyeimbangi jumlah darah yang ada di dinding rahim. Hal ini pulalah yang menyebabkan darah menggumpal.
Secara kasat mata, ciri-ciri gumpalan darah saat haid ditandai oleh jumlahnya yang besar dan terjadi lebih dari satu kali periode haid. Darah haid lebih banyak dari biasanya, dan ada kemungkinan nampak terang atau segar.
Jika kamu menemui hal-hal tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain fibroid, bisa jadi penyebabnya adalah luka biasa atau kelebihan darah putih. Jika masih tidak yakin, kamu bisa menanyakan untuk pemeriksaan panggul secara medis.
Penyebab gumpalan darah haid
Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang melapisi rahim terkelupas dan meninggalkan tubuh.
Ketika ini terjadi, tubuh melepaskan protein yang menyebabkan darah di dalam rahim menggumpal. Koagulasi ini mencegah pembuluh darah di lapisan rahim terus berdarah.
Darah yang telah ditumpahkan oleh tubuh juga mengandung protein koagulasi ini. Nah, ketika alirannya paling besar, protein koagulasi dalam darah mungkin mulai menggumpal, menghasilkan gumpalan menstruasi.
Kondisi ini umumnya terjadi ketika darah menstruasi menggenang di rahim atau vagina sebelum meninggalkan tubuh.
Fibroid Rahim
Sebelum kita menjelaskannya, mari kita bicara tentang prevalensi fibroid. Sekitar satu dari tiga wanita mengembangkan pertumbuhan ini sebelum usia 50 tahun. Faktor genetik sangat berpengaruh. Jika anggota keluarga umumnya memiliki fibroid, ada kemungkinan kamu juga dapat mengembangkannya.
Jadi, fibroid bukanlah penyakit. Ia adalah tumor non-kanker yang terdiri dari otot polos dan jaringan fibrosa ikat, dan tidak berbahaya. Namun itu bukan berarti kamu harus mengabaikannya.
Komplikasi yang ditimbulkan seperti pembekuan dan pendarahan yang berlebihan, dapat menyebabkan masalah sekunder seperti kelemahan otot dan kelelahan. Fibroid juga bisa menjadi tidak nyaman, seperti ketika menyebabkan rasa sakit dan kram, bahkan mengganggu kesuburan.
Bagian yang sulit adalah bahwa di lain waktu, fibroid tidak menyebabkan gejala apapun. Kamu mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa kamu memilikinya, sampai seorang ginekolog menemukannya selama pemeriksaan panggul.