5 Gejala Penyakit Hernia, Tak Hanya Benjolan Di Perut
Hernia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika bagian dalam tubuh mendorong melalui kelemahan pada otot atau dinding jaringan di sekitarnya. Pada kasus umum, penyakit hernia terjadi akibat keluarnya sebagian usus melalui lubang di daerah perut. Munculnya benjolan bisa terjadi di beberapa lokasi seperti perut, paha, hingga area dekat pubis.
Ada beberapa gejala yang muncul saat penyakit hernia terjadi. Kamu perlu kenali penyebabnya dan pencegahannya segera!
Penyakit hernia adalah
Merupakan benjolan yang ada di tubuh dan terjadi saat bagian dalam tubuh menekan bagian otot di sekitar yang lemah. Hernia, atau biasa dikenal sebagai otot desendens, biasanya muncul di area antara dada dan pinggul.
Mayoritas orang yang terkena hernia, tidak menunjukkan gejala. Sebab, keluhan yang paling umum adalah adanya benjolan di perut atau selangkangan. Benjolan ini bisa ditekan atau hilang saat berbaring. Batuk atau mengejan bisa membuat benjolan ini muncul.
Ada beberapa jenis hernia yang sering terjadi, yaitu:
Hernia inguinalis
Pada hernia inguinalis, usus atau kandung kemih menonjol melalui dinding perut di selangkangan. Lebih dari 90% hernia berasal dari daerah ini. Pria lebih berisiko terkena hernia inguinalis karena ada bagian yang secara alami cenderung lemah.
Hernia femoralis
Terjadi ketika usus memasuki tabung yang dilalui oleh vena paha. Posisinya sedikit lebih rendah dari hernia inguinalis. Benjolan yang terbentuk bahkan lebih kecil dari hernia inguinalis. Jenis hernia ini lebih sering dialami oleh wanita terutama saat hamil dan wanita yang obesitas.
Hernia umbilikalis
Jika sebagian usus menembus dinding otot perut di sekitar pusar, maka itu kondisi hernia umbilikalis. Biasanya, kondisi ini terjadi oleh bayi yang baru saja lahir. Dalam kebanyakan kasus, hernia menghilang sebelum bayi berusia 1 tahun. Pembedahan baru akan dilakukan jika benjolan tetap ada sampai usia 5 tahun atau benjolan sudah sangat besar.
Hernia insisional
Pada hernia insisional, usus menembus dinding otot perut di lokasi operasi sebelumnya. Jenis ini sering terjadi saat luka operasi belum sembuh total, misalnya pernah mengalami infeksi setelah operasi.
Hernia insisional biasanya terjadi dalam waktu 2 tahun setelah operasi dan sering ditemukan pada orang tua atau orang yang kelebihan berat badan.
Hernia epigastrium
Jenis hernia epigastrium terjadi ketika jaringan lemak menonjol melalui dinding perut, yang berada di antara pusar dan bagian bawah tulang dada. Selain itu, jenis ini yang ternyata sering dialami oleh pria.
Hernia hiatus
Hernia hiatus agak berbeda dari jenis hernia lainnya. Pada jenis hernia ini, bagian atas perut menonjol melalui hiatus, sebuah lubang di diafragma.
Gejala penyakit hernia
Kebanyakan hernia membesar dalam jangka waktu yang lama. Namun, hernia umbilikalis memiliki karakteristik tersendiri. Umumnya, terjadinya kasus hernia umbilikalis bisa muncul saat bayi menginjak usia 6 bulan, dan akan hilang perlahan saat bayi berusia 1 tahun.
Selain itu, hernia umbilikalis yang lebih besar juga dapat hilang sebelum usia 3 atau 4 tahun. Gejala penyakit hernia inguinalis, femoralis, umbilikalis, insisional, dan epigastrium hampir sama, yaitu:
- Ada benjolan di bawah kulit perut atau selangkangan yang datang dan pergi. Benjolan akan hilang saat berbaring dan akan muncul saat tekanan perut meningkat karena batuk atau mengejan.
- Mungkin ada rasa sakit saat benjolan ditekan.
- Rasa tidak nyaman pada perut yang terkadang disertai dengan sembelit atau darah pada tinja.
- Ketidaknyamanan di perut atau selangkangan saat mengangkat benda berat, membungkuk, mengejan, atau berdiri dalam waktu lama.
- Gejala hernia hiatus terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar di dada atau mulas.
Pada stadium lanjut dapat terjadi hernia inkarserata, dimana usus yang menonjol ke dalam kantung hernia tidak dapat masuk kembali ke rongga perut.
Jika dibiarkan, usus yang terperangkap bisa mengalami pencekikan, di mana aliran darah ke jaringan usus yang terperangkap terputus. Jaringan usus yang terperangkap akan mati dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Kondisi ini membutuhkan pembedahan segera.
Penyebab hernia
Penyebab penyakit hernia adalah melemahnya dinding otot atau jaringan ikat fasia. Pemicu pelemahan ini belum diketahui. Namun, khusus untuk hernia insisional, penyebab melemahnya dinding perut terjadi karena operasi yang telah dijalani pasien.
Faktor risiko hernia
Para ahli memperkirakan bahwa sejumlah faktor di bawah ini berpotensi meningkatkan risiko hernia:
- Bertambahnya usia
- Jenis kelamin karena hernia lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
- Kelainan kongenital berupa kelemahan pada dinding perut
- Sering mengejan saat buang air besar
- Batuk kronis yang akan meningkatkan tekanan di perut.
- Obesitas
- Kelebihan cairan di rongga perut
- Pembesaran prostat
- Sering mengangkat benda berat
- Malnutrisi
- Merokok
- Melakukan olahraga yang terlalu berat
Pengobatan hernia
Cara mengobati penyakit hernia akan tergantung pada jenis hernia, risiko komplikasi, organ yang mengalami hernia, gejala, dan kondisi kesehatan pasien. Umumnya, dokter akan merekomendasikan operasi untuk mengobati kondisi ini.
Pembedahan dianjurkan jika hernia tumbuh dalam ukuran dan menyebabkan rasa sakit. Jenis operasi hernia dapat meliputi:
- Operasi terbuka pada perut (laparotomi) dilakukan dengan sayatan besar di perut pasien
- Laparoskopi dilakukan dengan sayatan yang lebih kecil di perut pasien.
Prinsip dari kedua jenis operasi hernia ini sama. Dokter akan membuat sayatan di area sekitar hernia, kemudian mendorong bagian yang menonjol kembali ke posisi semula. Setelah itu, dokter akan menjahit otot yang melemah dan memasang jala.
Setelah menjalani operasi vagina, sebagian besar pasien akan diizinkan pulang pada hari yang sama dengan prosedur. Namun, durasi penyembuhan setelah operasi hernia biasanya akan memakan waktu beberapa minggu. Tindakan ini lebih cepat masa pemulihannya, hal ini karena dokter cukup membuat sayatan yang kecil.
Namun, khusus untuk hernia umbilikalis, hernia jenis ini biasanya tidak memerlukan perawatan medis atau pembedahan. Karena hernia umbilikalis bisa hilang dengan sendirinya. Apalagi jika terjadi pada bayi. Begitu juga dengan hernia hiatus. Penderita hernia jenis ini jarang mengalami gejala yang mengganggu.
Jika kamu memiliki gejala, gejala yang akan dialami biasanya mulas. Oleh karena itu, dokter dapat meresepkan obat untuk penderita hernia hiatus. Misalnya, obat penetral asam lambung seperti antasida atau obat yang menghambat produksi asam lambung seperti penghambat reseptor H2.
Pencegahan penyakit hernia
Cara pencegahan penyakit hernia yang bisa kamu lakukan antara lain:
- Menjaga berat badan kamu pada batas ideal
- Jangan mengangkat beban terlalu berat
- Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Langkah ini akan membantu kamu menghindari sembelit.
- Jangan mengejan berlebihan saat buang air besar.
- Berhenti merokok
- Jika kamu mengalami batuk kronis, segera periksakan ke dokter agar bisa diobati.
Mengenali faktor risiko penyakit hernia dan pencegahannya sangat penting untuk menghindari hernia. Makanan, olahraga, dan gaya hidup teratur membantu meningkatkan kekuatan dan kesehatan tubuh sehingga angka kejadian hernia dapat dikurangi.