5+ Gaya Hidup Konsumtif dan Cara Mengatasinya!
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi membuat banyak orang berperilaku konsumtif, apakah kamu juga? sebenarnya, gaya hidup konsumtif sendiri adalah sifat yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk membeli sesuatu lebih dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
Adanya hal tersebut menyebabkan seseorang memiliki gaya hidup yang konsumtif. Dimana tindakan menggunakan suatu produk secara tidak lengkap. Artinya suatu produk belum habis, seseorang telah menggunakan produk lain dengan fungsi yang sama.
Penelitian sebelumnya dalam jurnal Humanities menyebutkan bahwa seseorang yang memasuki masa remaja dan dewasa awal cenderung memiliki perilaku konsumtif. Hal ini terkait dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosial ekonomi.
Perilaku konsumtif juga berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Perilaku konsumen atau bagaimana seseorang membeli dan menggunakan sesuatu berkaitan dengan aspek psikologis.
Psychology Today juga menyebutkan bahwa pembelian irasional biasanya didorong oleh kebutuhan untuk menampilkan status sosial atau sebagai respons terhadap emosi negatif, seperti kesedihan atau kebosanan. Lantas, bagaimana cara mencegah gaya hidup konsumtif ini? Yuk ketahui selengkapnya berikut ini.
Apa itu gaya hidup konsumtif?
Gaya hidup ini bisa terjadi secara terus menerus dapat membuat seseorang berperilaku konsumtif. Pasalnya, konsumerisme sendiri adalah ideologi dari seseorang yang menjalani gaya ini yang tidak disadari dan berkelanjutan.
Hal ini juga mendukung keberadaan seseorang yang memiliki sifat konsumtif, yaitu kecenderungan untuk membeli dan menggunakan barang dalam jumlah yang tidak terbatas, dan tidak berdasarkan pertimbangan yang rasional. Orang yang konsumtif lebih mementingkan pemenuhan keinginan daripada kebutuhan.
Bisa dikatakan, sifat konsumtif adalah pembelian yang impulsif, irasional, dan boros. Beberapa ciri-ciri perilaku konsumtif antara lain:
- Membeli sesuatu karena penjual menawarkan hadiah
- Membeli sesuatu karena kemasannya yang menarik
- Membeli sesuatu untuk menjaga penampilan, gengsi, dan kepercayaan diri
- Membeli sesuatu karena diskon atau diskon
- Membeli sesuatu karena pengaruh model iklan
- Kamu membeli lebih dari dua barang sama bahkan dengan merek berbeda
Contoh gaya hidup konsumtif
Sebenarnya, ada banyak berbagai contoh perilaku gaya hidup yang konsumtif dalam hidup yang tidak kamu sadari. Berikut beberapa contoh dari gaya hidup yang konsumtif, antara lain:
- Suatu hari, kamu melihat iklan ponsel baru di televisi. Kamu kemudian tertarik dengan ponsel tersebut dan langsung membelinya. Padahal, hp lama kamu masih bagus dengan segala fitur yang up-to-date.
- Kamu berada di sebuah restoran dan memesan banyak makanan. Akibatnya, makanan kamu tidak bisa habis. Terkadang restoran tidak mengizinkan pelanggan membawa sisa makanan, sehingga pada akhirnya sisa makanan akan dibuang.
- Membeli tas, jam tangan, baju serta sepatu yang berlebihan. Padahal, kamu sudah memiliki barang-barang tersebut di rumah. Jadi, baju, tas, jam tangan atau sepatu hanya akan menumpuk dan tidak terpakai sama sekali.
- Kamu melihat seorang teman membeli mobil baru. Karena tidak ingin tersaingi, kamu juga membeli mobil tersebut. Sebenarnya, kamu tidak benar-benar membutuhkan mobil itu sendiri.
- Contoh lain yang paling sering terjadi adalah membeli barang bermerek hanya untuk meningkatkan status sosial.
Mengatasi gaya hidup konsumtif
Sifat konsumtif sendiri sebaiknya harus kamu hindari, hal ini karena bisa membentuk kebiasaan yang berpengaruh pada gaya hidup kamu.
Mengingat salah satu penyebab perilaku konsumtif adalah dorongan emosi negatif, maka cara yang efektif untuk mencegahnya adalah dengan mempelajari keterampilan mengelola emosi.
Selain itu, ada beberapa cara untuk bisa mencegah gaya hidup ini yang bisa kamu coba segera dengan cara:
- Mengenali emosi negatif
- Pelajari cara meredakan emosi negatif, seperti meditasi, latihan pernapasan, atau yoga
- Melatih simpati
- Alihkan emosi negatif dengan aktivitas yang lebih produktif dan menyenangkan
- Membuat hambatan fisik, seperti membekukan atau membatasi limit kartu kredit agar tidak digunakan secara impulsif
- Kenali dan bedakan antara kebutuhan dan keinginan sebelum membeli
- Selalu bersyukur dan ingat bahwa tidak masalah jika kamu tidak membeli apa yang kamu inginkan
- Hindari terlalu sering menggunakan media sosial yang sarat dengan strategi pemasaran yang mendorong kamu untuk berperilaku konsumtif
Perilaku ini bisa berupa kebiasaan yang tidak sehat. Penting bagi kamu untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sebelum membeli sesuatu, dan memahami efek jangka panjangnya. Cobalah untuk menghindari dan menghadapi emosi negatif yang dapat memicu perilaku konsumtif.