Penyebab Janin Tidak Berkembang dan Cara Deteksinya
Bagi ibu hamil, keadaan janin yang tidak sehat, terutama janin tidak berkembang adalah hal yang menakutkan. Penyebab janin tidak berkembang bisa saja Intrauterine Growth Restriction atau (IUGR) atau disebut juga sebagai pembatasan pertumbuhan janin (Fetal Growth Restriction atau FGR) yang terjadi ketika janin lebih kecil dari yang seharusnya untuk usia kehamilan tertentu.
Namun, ukuran janin yang kecil tidak selalu berarti janin tersebut mengalami IUGR. Pada banyak kasus, janin yang berukuran kecil tetap bisa lahir dengan sehat. Ini mirip dengan orang dewasa yang lebih pendek dari yang lain, bukan berarti tidak lebih sehat daripada orang dewasa yang bertubuh tinggi.
Nah, agar Moms lebih paham tentang penyebab janin tidak berkembang, yuk simak di artikel berikut!
Janin tidak berkembang bisa dideteksi?
Kasus janin tidak berkembang umumnya terdeteksi setelah kehamilan mencapai usia 20 minggu, yaitu ketika dokter mulai mengukur tinggi fundus (jarak antara tulang kemaluan dan rahim) saat Moms konsultasi kesehatan.
Jika hasil pengukuran ini lebih pendek dari seharusnya, dokter mungkin akan mencurigai adanya kasus janin tidak berkembang. Namun, untuk mendapat kepastiannya, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Penyebab janin tidak berkembang
Ada beberapa penyebab janin tidak berkembang berdasarkan penelitian. Pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi karena ada masalah dengan plasenta atau tali pusar. Organ-organ ini bertanggung jawab untuk membawa nutrisi, oksigen, dan darah ke janin. Tanpa jumlah nutrisi yang memadai, janin dapat memiliki ukuran yang lebih kecil untuk usianya.
Secara umum, beberapa penyebab janin tidak berkembang adalah karena sang ibu:
- Sedang mengandung anak kembar
- Pernah memiliki janin dengan kondisi tidak berkembang di kehamilan sebelumnya
- Memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau darah rendah
- Merokok, mengkonsumsi alkohol, atau menggunakan obat-obatan tertentu
- Menderita autoimun
- Memiliki penyakit ginjal
- Menderita diabetes
- Terinfeksi oleh penyakit, seperti sifilis, citomegalovirus (CMV), rubella atau toxoplasmosis
Selain beberapa penyebab janin tidak berkembang di atas, janin bisa berhenti berkembang jika janin memiliki gangguan bawaan atau genetik, seperti down syndrome.
Tanda-tanda kehamilan sehat
Setiap ibu hamil harus mengetahui tanda-tanda kehamilan yang sehat agar bisa merasa lebih tenang selama masa kehamilan. Hal ini juga terkait dengan penanganan janin tidak berkembang. Berikut tanda-tanda kehamilan sehat yang harus Moms ketahui:
1. Mual dan muntah
Trimester pertama kehamilan biasanya disertai dengan mual dan muntah atau dikenal juga morning sickness. Saat memasuki trimester kedua, mual dan muntah akan hilang. Ini tidak hanya terjadi pada pagi hari tetapi juga pada siang atau malam hari.
Di awal kehamilan, perubahan hormon dapat menyebabkan mual dan muntah. Namun, ibu hamil tidak perlu khawatir jika tidak muntah atau mual. Hal ini karena banyak juga ibu hamil tidak mengalami gejala ini.
2. Lebih sensitif terhadap makanan dan bau
Selama masa awal kehamilan, banyak ibu hamil yang mengalami peningkatan sensitivitas indra penciuman. Sensitivitas terhadap bau ini dapat menyebabkan mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.
Jika Moms sebagai ibu hamil mengalami kondisi yang satu ini, cobalah hindari bau atau aroma yang terlalu kuat dan menyengat untuk mengurangi mual dan muntah saat hamil.
3. Mudah lelah
Rasa kantuk dan lelah pada ibu hamil memang kerap terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh peningkatan hormon progesteron di awal kehamilan. Dengan tidur dan istirahat yang cukup, kondisi ini dapat diatasi.
Namun, jika kelelahan disertai dengan gejala lain, seperti pucat, nyeri dada, jantung berdebar, sering sakit kepala, dan dingin di kaki tangan, bisa jadi ini merupakan gejala anemia pada ibu hamil. Konsultasikan segera dengan dokter ya, Moms!
3. Nyeri pada payudara
Sejak trimester pertama kehamilan, perubahan payudara juga dapat menjadi tanda kehamilan sehat. Biasanya, perubahan ini dimulai dengan payudara yang terasa membesar, sedikit nyeri, dan lebih sensitif. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Saat tubuh sudah beradaptasi dengan hormon kehamilan, kondisi ini biasanya akan hilang.
Selain itu, lonjakan hormon juga menyebabkan kelenjar susu tumbuh lebih besar dan aliran darah di area tersebut meningkat. Tujuan perubahan ini adalah agar payudara punya tempat untuk ASI selama masa menyusui.
4. Lebih sering buang air kecil
Moms akan lebih sering buang air kecil saat hamil. Kondisi ini disebabkan karena volume darah yang meningkat selama kehamilan yang menuntut ginjal menghasilkan lebih banyak urine. Selain itu, tekanan pada kandung kemih meningkat seiring ukuran janin yang membesar menyebabkan ibu hamil sering buang air kecil.
5. Kontraksi perut
Tanda janin tumbuh dan berkembang dengan sehat adalah ketika ibu hamil bisa merasakan tendangan janin. Sebenarnya, sejak awal kehamilan, ibu hamil sudah bisa merasakan pergerakan janin. Pergerakan ini menjadi lebih kuat dan sering saat trimester kedua kehamilan hampir berakhir.
Janin biasanya bergerak paling banyak dari pukul 9 malam hingga pukul 1 pagi. Janin juga akan bergerak untuk menanggapi sentuhan dan suara. Dengan USG kehamilan, Moms dapat melihat pergerakan janin.
6. Perubahan emosi
Berbagai faktor, seperti perubahan hormon, kelelahan, dan stres, dapat memengaruhi zat kimia di otak. Hal ini menyebabkan ibu hamil biasanya mengalami perubahan emosi, seperti senang, gugup, atau bahkan depresi.
Konsultasikan ke dokter atau psikolog jika kondisi mood swing mengganggu aktivitas sehari-harimu atau bertahan lebih dari 2 minggu. Hal ini karena emosi Moms dapat memengaruhi kesehatan janin.
Nah, sekarang Moms sudah tahu beberapa penyebab janin tidak berkembang. Jika Moms sedang hamil, periksakan kondisi kandungan secara teratur ke dokter untuk mengetahui apakah kehamilan sehat atau butuh perlakuan khusus selama kehamilan.
Penulis: Hutri Cika Agustina Berutu