Penyebab dan Gangguan Haid yang Paling Umum Terjadi
Gangguan haid adalah gejala fisik dan atau emosional yang mengganggu baik sebelum maupun selama menstruasi. Gangguan ini termasuk menstruasi yang terlambat, pendarahan hebat dan perubahan suasana hati.
Beberapa wanita mungkin mengalami berbagai gangguan menstruasi yang menyebabkan ketidaknyamanan. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai gangguan menstruasi yang satu ini.
Apa penyebab gangguan haid
Ada banyak faktor yang menyebabkan gangguan haid, dari mulai psikis (stres), kehamilan, gangguan hormon, berat badan yang naik atau turun drastis, penyakit yang menyertai seperti polycystic ovary syndrome (PCOS).
Faktor hormonal juga dapat berpengaruh pada siklus haid, sehingga menstruasi menjadi tidak teratur. Bila hormon estrogen dan progesteron berlebih, wanita umumnya akan mengalami haid yang lebih cepat dari pada yang seharusnya.
Selain itu, gangguan menstruasi juga dapat terjadi karena kondisi tertentu, seperti koagulopati. Ini adalah gangguan fungsi pembekuan darah, alhasil darah menjadi sulit membeku. Penyakit yang sering mengalami kondisi ini adalah penyakit Von Willebrand.
Selain itu, disfungsi ovulasi juga dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Disfungsi ovulasi sendiri merupakan gangguan kesuburan yang menyebabkan hormon terganggu. Gangguan hormon tersebut dapat menyebabkan pendarahan yang kerap terjadi, baik pendarahan ringan berupa flek maupun pendarahan banyak bahkan dapat menyebabkan haid menjadi jarang terjadi.
Gangguan haid yang paling umum
Ada banyak sekali jenis gangguan haid, berikut beberapa yang paling umum dialami oleh wanita:
1. Perdarahan menstruasi berat
Pendarahan dikatakan berat jika sampai mengganggu aktivitas normal. Hampir seperlima wanita mengalami pendarahan yang banyak selama masa haid hingga tidak mengganggu aktivitas karena aliran darah yang deras sehingga cukup mengganggu.
Perdarahan menstruasi berat dapat disebabkan oleh kondisi medis seperti masalah tiroid, penyakit ginjal atau hati, gangguan pembekuan darah, leukemia, keguguran, komplikasi IUD, dan infeksi. Selain itu, pendarahan menstruasi berat juga dapat disebabkan karena ketidaksembangan hormon dan kelainan struktur rahim seperti fibroid.
2. Amenore
Ketika wanita tidak mengalami menstruasi sama sekali, kondisi yang satu ini disebut dengan amenore. Kondisi ini dapat dialami oleh wanita yang telah berusia 16 tahun namun belum mulai haid. Hal ini mungkin terkait dengan masalah pada sistem endokrin yang berguna untuk mengatur hormon.
Kondisi ini juga dapat disebabkan berat badan yang terlalu rendah sehingga menyebabkan keterlambatan kelenjar pituitari. Ketika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi secara teratur namun tiba-tiba menstruasi berhenti selama 3 bulan atau lebih, umumnya kondisi ini disebabkan karena adanya masalah dengan kadar estrogen.
3. Nyeri haid (dismenore)
Gangguan haid yang satu ini menjadi salah satu yang paling umum dialami oleh wanita. Namun, dismenore bukanlah kram menstruasi biasa melainkan sangat menyakitkan dan berlangsung cukup lama. Nyeri ini disebabkan karena kontraksi rahim pada saat menstruasi.
4. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
PMS mencakup berbagai macam gejala fisik serta psikologis yang terkait dengan siklus haid. Sekitar 40% wanita mengalami gejala PMS yang cukup parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa gejala PMS yang umum terjadi adalah perubahan suasana hati, kelelahan, sakit kepala, kembung, depresi hingga nyeri payudara. Gejala ini umumnya mulai terjadi sekitar seminggu sebelum haid.
5. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah PMS ekstrim yang kehidupan secara signifikan. Gejala PMDD yang paling umum adalah kecemasan, peningkatan iritabilitas, dan perubahan suasana hati ekstrem bahkan dapat mengganggu hubungan.
Gejala PMDD sendiri dapat muncul 1-2 minggu sebelum hari pertama haid. Umumnya, berbagai gejala yang timbul akan hilang setelah 2-3 hari menstruasi terjadi.
Bentuk gangguan haid
Jika mengalami sejumlah gejala menstruasi yang mengganggu, kamu mungkin mengalami gangguan haid. Ada beberapa bentuk gangguan menstruasi, diantaranya:
- Menorrhagia. kondisi dimana pendarahan menstruasi sangat banyak dan berlangsung lebih dari tujuh hari. Kondisi ini juga dapat menyebabkan anemia.
- Amenorrhea, kondisi dimana menstruasi berhenti setidaknya 90 hari padahal usia masih produktif. Beberapa penyebab amenorrhea adalah kelainan proses ovulasi, obesitas, gangguan makan, olahraga berlebih dan gangguan tiroid.
- Dysmenorrhea adalah kram menstruasi yang nyeri. Kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala mual muntah, letih, diare, badan lemas, sakit kepala hingga pingsan.
- Oligomenorrhea adalah haid yang tidak teratur atau tidak sesuai dengan siklus menstruasi normal. Menstruasi yang normal terjadi setiap 21-35 hari sekali. Namun, wanita dengan oligomenorrhea mengalami haid melewati rentang tersebut. Beberapa penyebab terjadinya oligomenorea adalah olahraga berat, efek kontrasepsi hormonal, dan ketidak seimbangan hormon.
- Metrorrhagia ditandai dengan keluarnya darah di luar siklus haid. Penyebabnya adalah stres, ketidakseimbangan hormon, penggunaan obat-obatan tertentu, penggunaan kontrasepsi, malnutrisi, fibroid rahim, endometriosis dan kanker rahim.