10 Penyebab Bintik Merah Pada Kulit Bayi, Bisa Jadi Ruam Popok, Lho!
Bayi mengalami bintik merah di kulitnya adalah hal yang biasa. Umumnya kondisi ini tidak berbahaya dan dapat sembuh tanpa pengobatan dokter. Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan bintik merah pada kulit bayi
Kulit bayi kerap mengalami bintik merah atau ruam disebabkan kulitnya yang masih rentan sehingga mudah mengalami masalah kulit dan iritasi. Sebab bintik merah juga beragam mulai dari suhu panas, paparan bahan kimia, infeksi virus dan bakteri, hingga reaksi alergi. Ketahui penyebab umum bintik merah pada kulit bayi melalui ulasan ini, yuk!
Kenali bintik merah pada kulit bayi
Bintik merah pada kulit bayi adalah kondisi umum saat bayi mengalami iritasi kulit akibat paparan benda asing yang menyentuh kulitnya, cara mengatasi bintik merah juga harus diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi sebabnya sehingga penanganan akan lebih tepat untuk dilakukan.
Bintik merah pada bayi, terutama orang tua yang baru mempunyai bayi harus dikenali betul agar penyembuhan juga menjadi optimal dan bayi terbebas dari keluhan ini.
Bayi yang mengalami bintik merah terkadang membuat bayi tidak nyaman jika tidak ditangani dengan tepat. Bayi menjadi mudah rewel dan menangis.
Penanganan dokter juga mungkin dibutuhkan jika gejala pada bintik merah di kulit menunjukkan tanda yang semakin parah yang mengindikasikan kondisi yang lebih serius. Sebaiknya segera temui dokter jika bayi mengalami gejala:
- Demam
- Lepuhan kulit berisi cairan
- Hilang nafsu makan
- Muncul garis merah memanjang dari bintik
- Bintik tidak memudar saat ditekan
- Batuk
- Lesu
Pada kondisi ini, sebaiknya bayi segera dibawa ke dokter untuk dilakukan penanganan lebih lanjut sehingga dapat diketahui penyebab bintik merah pada kulit bayi.
Pada umumnya terdapat beberapa penyebab bintik merah yang dapat kamu ketahui di bawah ini.
Penyebab bintik merah pada kulit bayi
Penyebab bintik merah pada kulit bayi antara lain:
1. Ruam popok
Ruam popok banyak dialami oleh bayi yang menyebabkan bayi mengalami bintik merah pada kulit. Kondisi ini disebabkan jamur candida dan biasanya terjadi jika kulit bayi lembab akibat feses atau urin dalam popok.
Pada kondisi yang parah, ruam dapat membuat bayi semakin tak nyaman karena bisa terjadi lecet pada kulit lipatan area selangkangan.
Ruam dapat diatasi dengan penggunaan salep atau krim khusus sebelum pemakaian popok. Popok juga harus diganti secara rutin dan tidak membiarkan kulit bayi lembab karena feses atau urin.
2. Eksim
Eksim pada bayi dapat menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, merah dan kering. Bayi dapat mengalami ini jika kondisi kulitnya alergi atau sensitif.
Area tubuh bayi yang kerap mengalami eksim yaitu daerah lipatan seperti lipatan siku, leher, lutut, sekitar telinga dan mata. Eksim dapat dihindari dengan menjauhkan bayi dari suhu ekstrem dan penyebab eksim lainnya.
Bayi dapat dimandikan rutin 2-3 kali dan mengeringkan kulitnya dengan xara ditepuk lembut, penggunaan salep atau krim resep dokter dapat dilakukan, hindari bahan kimia untuk mencuci perlengkapan bayi dan jika eksim tak membaik, segera hubungi dokter.
Baca juga: Tips Memilih Popok Bayi Baru Lahir, Ini 5 Hal Pentingnya!
3. Biduran
Reaksi kulit terhadap makanan, sengatan serangga, suhu ekstrem dan obat dapat memicu ruam gatal yang disebut dengan biduran.
Bintik merah ini tidak menular dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Biduran yang disertai dengan wajah bengkak dan sesak napas bisa segera diperiksakan ke dokter untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
4. Penyakit kaki, tangan dan mulut
Penyakit ini sering disebut sengan coxsackie dan menyebabkan bintik merah pada kulit bayi. Infeksi ini dapat menular melalui bersin, batuk atau pokok bekas. Tanda penyakit tangan, kaki dan mulut antara lain:
- Nafsu makan hilang
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Sariawan
- Ruam kulit
- Ruam pada kaki, tangan, bokong dan tungkai
Penyakit ini dapat sembuh dalam kurun waktu seminggu dan sebaiknya ajari si kecil untuk selalu mencuci tangan setelah memegang benda kotor dan pastikan semua perlengkapan bayi bersih dan higienis untuk menghindari penyebab penularan.
5. Milia
Milia tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun bayi juga dapat mengalaminya. Bintik atau benjolan pada kelopak mata, hidung, dagu dan pipi yang disebabkan pori kulit tersumbat keratin atau protein yang diproduksi kulit.
Milia dapat hilang dalam beberapa minggu. Cara mengatasinya cukup mudah dengan membasuh wajah bayi dengan air dan sabun khusus bayi.
Jika kondisi tidak membaik dalam beberapa minggu, temui dokter agar dapat diberikan pengobatan milia yang tepat untuk kulit bayi.
6. Impetigo
Infeksi kulit akibat bakteri ini ditandai dengan benjolan yang dapat pecah, luka dan meninggalkan kerak tebal dengan warna kuning kecoklatan. Luka dapat menyebar dan menimbulkan rasa gatal pada kulit.
Impetigo pada anak dapat muncul di berbagai area, khususnya mulut dan hidung, dan berbagai area wajah atau tubuh bayi lainnya. Kontak langsung atau perantara bisa menjadi sebab bayi mengalami impetigo. Kondisi ini dapat diredakan dengan salep, krim atau antibiotic.
7. Biang keringat
Biang keringat pada anak muncul pada cuaca lembab dan panas. Biang keringat akan tampak seperti jerawat kecil merah yang muncul di area tubuh si kecil.
Jerawat ini terasa gatal dan berwarna merah. Biang keringat dapat diatasi dengan membuat ruangan lebih sejuk dan mandikan bayi dengan air dingin. Hindari bayi yang tebal dan berlapis saat suhu panas.
8. Kurap
Infeksi jamur dapat menyebabkan kurap pada kulit bayi yang mengakibatkan kulit meradang, gatal, merah dan membentuk cincin.
Kurap umumnya muncul pada area paha, kaki dan kepala. Kurap ditularkan langsung melalui kontak kulit atau benda yang dipakai pasien kurap. Krim antijamur dapat menjadi obat yang meredakan kondisi ini.
9. Slapped cheek syndrome
Infeksi virus ini menyebabkan demam, ruam merah pada pipi yang menyerupai tamparan. Kondisi ini juga menyebabkan rasa gatal yang dapat menyebar saat kondisi imun si kecil menurun. Slapped cheek syndrome dapat mereda dalam waktu seminggu.
10. Meningitis
Kondisi meningitis merupakan penyakit bintik merah di kulit bayi yang harus diwaspadai. Meningitis merupakan peradangan pada selaput obat dan sumsum tulang belakang yang disebabkan infeksi virus, bakteri dan jamur.
Gejala khusus meningitis yaitu demam, tidak mau menyusu atau makan, lesu, muntat, bengkak di ubun-ubun dan rewel.
Cara mengatasi bintik merah pada kulit bayi
Perawatan bintik merah pada kulit bayi dapat dilakukan dengan sederhana di rumah. Pencegahan ini dapat dilakukan agar bintik merah tidak lagi muncul dan membuat bayi tidak nyaman. Tips mengatasi bintik merah pada bayi antara lain:
- Menjaga kebersihan kulit bayi. Kulit bayi yang sensitif perlu dijaga lebih ketat dengan cara menjaga kebersihkan kulit dan segala perlengkapan bayi, mandikan dan keringka dengan benar. Ganti pokok bayi jika sudah basah, bersihkan tubu bayi dengan sabun bebas alkohol dna pewangi kimia..
- Hindari pakaian ketat dan panas. Pakaian yang panas dan ketat dapat menyebabkan tekanan dan gesekan berlebih. Sesuaikan pakaian dengan suhu dan jangan membuat bayi berkeringat saat udara panas. Buatlah ruangan bayi yang sejuk agar dia nyaman.
- Hindari produk yang membuat iritasi kulit. Hindari produk yang dapat mengiritasi pada saat kulit bermasalah seperti pemberian bedak atau minyak telon. Kulit akan terasa lebih perih dan dapat menyumbat pori-pori sehingga perawatan mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
- Jauhkan bayi dari orang sakit. Jauhkan bayi dari orang sakit karena sistem imunnya yang masih lemah. Jadwalkan imunisasi dan jauhkan bayi dari paparan benda asing yang dapat menyebabkan kulitnya mudah iritasi.
- Minta bantuan dokter. Jika ruam atau bintik merah tak kunjung mereda, segera bawa si kecil ke dokter untuk diberikan penanganan dan obat yang tepat seperti krim, salep, antibiotic atau antijamur.
Meskipun bukan kondisi yang berbahaya bintik merah pada kulit bayi bisa membuat bayi tidak nyaman sehingga perlu segera diatasi. Lakukan penanganan yang tepat agar bintik merah segera hilang dan membuat bayi kembali nyaman.