dermatitis atopik adalah

Kondisi dermatitis atopik umum terjadi pada anak-anak, tetapi juga dapat menyerang orang dewasa. Menyebabkan kulit menjadi gatal, merah, kering dan pecah-pecah. Ini adalah penyakit jangka panjang (kronis) dan biasanya hilang, meskipun bisa memburuk seiring waktu, terutama pada anak-anak.

Dermatitis atopik adalah bentuk eksim yang paling umum. Tidak hanya di Indonesia, di Amerika lebih dari 31 juta orang menderita dermatitis atopik atau eksim. Krim dapat membantu meredakan gatal, dan steroid mengurangi peradangan. Namun, para ahli masih belum tahu cara menghilangkan eksim untuk selamanya.

Sedangkan di Indonesia sendiri, dermatitis atopik menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit kulit pada anak. Karena jumlah penderitanya yang cukup tinggi di Indonesia, eksim atopik juga tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Mulai dari kualitas hidup, penampilan, hingga kenyamanan.

Riwayat keluarga asma, eksim atau rinitis sangat berguna dalam mendiagnosis dermatitis atopik pada bayi. Jadi, apa saja pengobatan untuk dermatitis atopik? Yuk cari tahu selengkapnya di bawah ini!

Dermatitis atopik adalah

Eksim atopik atau dermatitis atopik adalah peradangan kulit jangka panjang, yang berwarna merah, bersisik, kering dan gatal. Terkadang, bisa juga ditemukan lepuh kecil berisi cairan bening. Kondisi ini umumnya ditemukan pada anak-anak.

Namun, eksim atopik dapat terjadi pada semua usia dan dapat disertai dengan asma atau rinitis alergi. Sampai saat ini, belum ada yang benar-benar menyembuhkan eksim atopik. Namun, perawatan diri dapat mengurangi rasa gatal dan mencegahnya bertambah parah.

Beberapa langkah perawatan ini termasuk menghindari sabun yang keras, melembabkan kulit secara teratur, atau menggunakan obat-obatan tertentu. Ada beberapa hal yang bisa memicu gejala eksim, dan setiap orang berbeda-beda. Sebagian besar, pemicunya adalah:

  1. Barang-barang yang dapat mengiritasi, seperti sabun, deterjen, dan sampo
  2. Faktor lingkungan atau alergi lingkungan. Misalnya, cuaca dingin dan kering, kelembaban, dan hal-hal tertentu seperti tungau, debu rumah, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan jamur.
  3. Alergi makanan, misalnya susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai atau gandum
  4. Bahan pakaian seperti wol dan jenis kain sintetis
  5. Perubahan hormonal. Wanita mungkin menemukan gejalanya lebih buruk pada periode sebelum menstruasi atau selama kehamilan
  6. Infeksi kulit

Apakah dermatitis atopik berbahaya?

Tanpa pengobatan yang tepat, dermatitis dapat menyebabkan komplikasi kesehatan di luar gejala yang umumnya muncul pada kulit. Infeksi kulit akibat garukan terus-menerus adalah salah satu komplikasi yang paling umum.

Ternyata, tidak hanya berdampak pada komplikasi dari segi medisnya, eksim juga bisa berdampak pada kondisi psikologis seseorang lho. Komplikasi medis dermatitis umumnya terjadi di area kulit yang bermasalah.

Kondisi ini dapat terjadi selama gejala kambuh atau bahkan berbulan-bulan setelah kulit mulai tampak sembuh. Ada dampak jangka panjang yang perlu kamu waspadai, antara lain:

1. Terjadinya infeksi

Kulit penderita dermatitis bisa rusak karena terlalu sering kering atau digaruk. Seiring waktu, lapisan pelindung kulit terkikis sehingga kulit menjadi kering, pecah-pecah, dan rentan terhadap virus atau bakteri.

Banyak orang dengan dermatitis atopik juga dilarang menerima vaksin cacar. Pasalnya, mereka berisiko terkena eksim vaccinatum. Adanya infeksi ini karena virus vaccinia pada vaksin cacar, dimana tidak berbahaya secara umum sebenarnya.

2. Neurodermatitis

Bisa dimulai dari munculnya bercak-bercak gatal di kulit. Bercak ini berangsur-angsur terasa lebih gatal karena kulit terlalu sering digaruk. Kulit juga tampak menebal, memerah, dan lebih gelap dari yang seharusnya.

Meskipun tidak berbahaya, neurodermatitis dapat menyebabkan perubahan warna permanen dan penebalan kulit bahkan setelah eksim tidak aktif. Kondisi ini seringkali harus diobati dengan kombinasi obat-obatan dan terapi psikologis.

Gejala dermatitis atopik

Dermatitis atopik yang terjadi pada masa bayi, biasanya hilang dengan sendirinya di masa dewasa, tetapi juga dapat bertahan hingga dewasa. Ada periode ketika gejala membaik, tetapi kadang-kadang memburuk (flare-up). Flare-up atau kekambuhan dapat terjadi sesering dua atau tiga kali sebulan.

Dermatitis atopik adalah dapat menimbulkan gejala berupa kulit menjadi gatal, kering, pecah-pecah, perih dan merah. Penyakit ini dapat menyerang bagian tubuh mana pun, yang paling sering terkena adalah lutut, siku, lengan, sekitar leher, tangan, dan pipi.

Berikut ini adalah gejala dermatitis atopik, antara lain:

  • Kulit kering
  • Sensasi gatal dan nyeri, terutama pada malam hari
  • Bercak merah hingga abu-abu-coklat, terutama di tangan, kaki, pergelangan kaki, pergelangan tangan, leher, dada bagian atas, kelopak mata, lipatan siku, dan di belakang lutut
  • Benjolan kecil yang bisa mengeluarkan cairan dan kerak saat digaruk
  • Kulit menebal, pecah-pecah, bersisik
  • Kulit sensitif dan bengkak setelah digaruk

Eksim atopik paling sering terjadi sebelum usia 5 tahun dan dapat bertahan hingga remaja atau dewasa. Pada beberapa orang, gejala muncul secara berkala dan kemudian menghilang untuk sementara, bahkan selama beberapa tahun.

Pengobatan dermatitis atopik

Saat ini tidak ada obat untuk dermatitis atopik, terapi obat-obatan dapat membantu meringankan gejala dan membuat kondisi menjadi lebih baik. Berikut ini adalah perawatan untuk meredakan gejala, antara lain:

1. Perawatan diri

Mulai dari menggaruk bagian kulit, supaya mengurangi goresan, dan menghindari pemicu.

2. Emolien (perawatan pelembap)

Pelembap ini harus digunakan setiap hari untuk kulit kering. ​​Menurut sebuah studi tahun 2017, penggunaan pelembab seluruh tubuh setiap hari seperti petroleum jelly dapat membantu mencegah dermatitis atopik berulang.

Dalam penelitian tersebut, petroleum jelly dioleskan ke bayi baru lahir setiap hari selama 6 bulan. Ini terbukti menjadi pelembab yang paling hemat biaya dari tujuh produk yang diteliti

3. Kortikosteroid topikal

Salep digunakan untuk mengurangi gejala lokal dermatitis atopik berupa pembengkakan, kemerahan dan gatal-gatal pada kulit saat kambuh.

4. Antihistamin

Obat ini memblokir efek zat dalam darah yang disebut histamin. Histamin adalah zat yang dilepaskan ketika reaksi alergi terjadi. Zat inilah yang menyebabkan rasa gatal. Penggunaan antihistamin dapat meredakan gatal akibat eksim atopik.

5. Antibiotik

Kamu dapat menggunakan obat ini jika telah terjadi infeksi. Dapat diberikan secara topikal atau oral, sesuai dengan tingkat infeksi.

6. Pengobatan alternatif

Beberapa terapi alternatif telah menunjukkan efek positif yang bisa digunakan untuk pengobatan adalah:

  • Menggunakan evening primrose oil
  • Madu Manuka
  • Vitamin B12, D dan E

Sebenarnya, dermatitis atopik adalah tidak menimbulkan bahaya besar bagi kesehatan. Namun, dermatitis dapat menyebabkan sejumlah efek jangka panjang jika tidak segera diobati. Pastikan untuk pergi ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Share artikel ini
Reference