Cara Menghilangkan Milia dengan Aman

Apakah kamu pernah mendengar istilah tentang milia? Milia bisa terjadi pada semua orang. Beberapa kasus juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Penyakit ini memang tidak memiliki efek samping, namun bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Meskipun tidak berbahaya, orang yang terkena milia tentu ingin menghilangkannya. Lalu, bagaimana cara menghilangkan milia?

Ada cara yang aman jika kamu ingin menghilangkan milia. Bisa dengan cara sendiri di rumah atau melalui cara medis. Yuk cari tahu lebih lanjut di bawah ini.

Apa itu milia

Milia adalah benjolan putih berukuran kecil yang muncul secara berkelompok di kulit. Biasanya, milia muncul di hidung, dagu, dan pipi. Tetapi, ada juga kemungkinan untuk muncul di tempat yang lain.

Menurut Mayo Clinic, milia bisa muncul karena serpihan kulit terperangkap di bawah permukaan kulit. Milia sering muncul pada bayi yang baru lahir. Faktanya, selama satu bulan setelah lahir, 40 sampai 50 persen bayi yang baru lahir memiliki milia. Namun, selain terjadi pada bayi, milia juga bisa terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Penyebab milia

Nah, setelah mengetahui apa itu milia, kamu mungkin penasaran apa penyebab terjadinya milia. Secara medis, ada bermacam-macam penyebab milia. Penyebab munculnya milia bisa disebabkan karena:

  • Hormon. Hal ini biasanya terjadi pada bayi. Milia yang terjadi pada bayi bisa diakibatkan karena hormon yang dipicu selama masa kehamilan.
  • Penumpukan sel kulit mati di pori-pori. Hal ini biasanya menjadi penyebab timbulnya milia pada orang dewasa.
  • Saluran keringat tersumbat. Hal ini dapat terjadi karena kurang istirahat, kebiasaan merokok, kurang menjaga kebersihan, atau pemakaian steroid dalam jangka waktu yang lama.

Perbedaan milia dan bruntusan

Meskipun milia dan bruntusan tampak seperti dua masalah kulit yang sama, namun sejatinya mereka berbeda. Perbedaan milia dan bruntusan adalah:

  • Bruntusan biasanya muncul dengan warna kemerahan atau pink dan ada titik putih di atasnya. Sedangkan, milia biasanya berwarna putih atau kuning.
  • Milia biasanya terjadi karena penumpukan sel kulit mati dan penyumbatan saluran keringat. Sedangkan, bruntusan disebabkan karena stres, keringat, dan faktor hormonal.

Gejala milia

Berikut ini adalah beberapa gejala milia, yaitu:

  • Munculnya benjolan berwarna kuning atau putih di kulit kepala, dahi, pipi, dada, dan bagian tubuh lainnya.
  • Kulit mengalami kemerahan.
  • Kulit yang terkena milia akan mengalami iritasi jika bergesekan dengan kain yang kasar.

Apakah milia berbahaya

Kamu mungkin bertanya-tanya, apakah milia berbahaya? Jawabannya, milia tidaklah berbahaya. Bahkan, milia tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Sebagian besar kasus dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa minggu tanpa adanya pengobatan. Milia lebih cepat hilang pada bayi yang baru lahir daripada pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Tetapi, jika milia tidak kunjung sembuh dan menimbulkan ketidaknyamanan, kamu mungkin perlu melakukan beberapa cara menghilangkan milia atau segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis.

Cara menghilangkan milia yang bisa kamu lakukan sendiri

Jika kamu ingin menghilangkan milia, kamu bisa melakukan beberapa cara yang aman. berikut ini adalah beberapa cara menghilangkan milia:

1. Jangan menyentuh milia

Mencoba menghilangkan milia dengan menyentuhnya dapat menyebabkan munculnya benjolan dan bekas luka. Menggaruk kulit yang terkena milia juga bisa membawa kuman ke area tersebut. Hal ini dapat menyebabkan infeksi.

2. Membersihkan kulit yang terkena milia

Pastikan kamu mencuci wajah setiap hari dengan sabun yang lembut dan bebas dari paraben. Setelah wajah dibersihkan, tepuk kulit wajah hingga mengering.

3. Lakukan proses penguapan

Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk menghilangkan milia adalah dengan melakukan penguapan pada wajah. Setelah membersihkan wajah, kamu bisa membuka pori-pori dengan uap. Jadi, kotoran yang berada dalam pori-pori bisa terangkat. Selain itu, tujuan proses penguapan ini adalah untuk mencegah iritasi saat membersihkan milia.

4. Lakukan eksfoliasi dengan lembut

Proses eksfoliasi yang dilakukan dengan lembut dapat menjaga kulit agar bebas dari iritasi. Kamu bisa menggunakan produk eksfoliator yang mengandung asam salisilat, asam sitrat, dan asam glikolat. Pastikan juga produk yang kamu gunakan sesuai dengan kondisi jenis kulitmu, misalnya eksfoliasi untuk kulit berminyak, kulit kering, dan sensitif.

5. Gunakan krim retinoid

Krim retinoid direkomendasikan untuk menghilangkan milia. Krim retinoid mengandung vitamin A yang bagus untuk menjaga kesehatan kulit.

6. Menggunakan sunscreen yang ringan

Setiap hari, kamu sebaiknya menggunakan sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Sunscreen dapat digunakan untuk menurunkan iritasi kulit penyebab munculnya milia. Gunakan sunscreen dengan kandungan SPF 30 atau lebih tinggi.

Cara menghilangkan dengan bantuan medis

Jika milia tidak sembuh juga dan memerlukan penanganan medis, kamu bisa segera menemui dokter. Ada berbagai perawatan yang digunakan untuk menghilangkan milia, yaitu:

  1. De-roofing: Dokter akan menggunakan jarum steril untuk menghilangkan milia.
  2. Curettage: Dokter membuat area yang terkena milia menjadi mati rasa. Setelah itu, dokter akan mencoba untuk menghilangkan milia.
  3. Cryotherapy: Milia akan dibekukan menggunakan nitrogen. Terapi ini bisa menimbulkan bengkak yang hilang dalam beberapa hari.
  4. Minocycline: Penanganan medis ini menggunakan antibiotik oral.

Cara menghilangkan milia yang telah dijabarkan berlaku untuk remaja dan orang dewasa, namun tidak berlaku untuk bayi. Jika milia tidak kunjung hilang, kamu bisa melakukan konsultasi dengan dokter kulit.

Share artikel ini
Reference