kuning pada bayi baru lahir

kuning pada bayi baru lahir

Penyakit kuning pada bayi baru lahir atau disebut dengan neonatal jaundice biasanya muncul 2 sampai 4 hari setelah kelahiran.

Dalam beberapa kasus bayi kuning lainnya, penyakit kuning juga dapat muncul sebelum 24 jam dari kelahiran.

Meskipun dapat hilang dengan sendirinya, penyakit kuning pada bayi baru lahir yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan bayi kehilangan pendengaran.

Jika kamu lengah, bayi tidak hanya kehilangan pendengaran tetapi juga dapat mengalami kelumpuhan hingga kerusakan otak.

Kondisi kuning pada bayi baru lahir

Penyakit kuning adalah kondisi di mana terjadi perubahan warna kulit dan mata bayi yang baru lahir menjadi kekuningan.

Kondisi kuning pada bayi baru lahir biasanya tidak berbahaya dan dianggap sebagai penyakit umum. Dalam suatu studi, diperkirakan 6 dari setiap 10 bayi mengalami penyakit kuning, termasuk 8 dari 10 bayi prematur.

Meskipun penyakit kuning tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1 hingga 2 minggu, kuning pada bayi baru lahir yang dibiarkan dan tidak diobati berisiko mengakibatkan komplikasi serius.

Beberapa komplikasi yang umum terjadi adalah kerusakan permanen pada otak bayi atau disebut dengan kernikterus.

Penyebab bayi baru lahir kuning

Penyakit kuning yang terjadi pada bayi disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan hingga bertumpuk dalam darah.

Bilirubin adalah zat kuning yang dihasilkan saat sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh di pecah.

Bayi yang baru lahir belum memiliki fungsi hati yang sepenuhnya matang sehingga metabolisme menjadi lebih lambat.

Nah, ketika produksi bilirubin yang berlebih dibarengi dengan fungsi hati yang belum sepenuhnya sempurna untuk mengeluarkan bilirubin dengan cepat, terjadilah penumpukan bilirubin.

Tidak jarang, bilirubin yang menumpuk menyebabkan peningkatan reabsorbsi bilirubin sehingga terjadilah kuning pada bayi baru lahir.

Disamping itu, penyakit kuning pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa penyakit lain yang mendasarinya (disebut dengan pathological jaundice) seperti:

  • Pendarahan dalam tubuh
  • Terjadinya infeksi pada darah bayi atau sepsis
  • Mengalami kerusakan hati
  • Mengalami infeksi saluran kemih
  • Masalah sistem pencernaan pada bayi seperti atresia bilier
  • Defisiensi atau kekurangan enzim tertentu
  • Kelainan sel darah merah pada bayi sehingga cepat rusak
  • Mengalami hipotiroidisme atau kurang aktifnya kelenjar tiroid
  • Ketidakcocokan atau perbedaan golongan darah (rhesus) ibu dengan bayi
  • Mengalami sindrom Crigler-Najjar
  • Terjadinya penyumbatan atau masalah pada saluran dan kantung empedu

Selain beberapa penyebab di atas, penyakit kuning pada bayi baru lahir dapat dipicu oleh kurangnya asupan nutrisi pada anak, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan metode induksi, serta infeksi bakteri atau virus selama kehamilan.

Faktor risiko penyakit kuning pada bayi baru lahir

Kelebihan bilirubin atau hiperbilirubinemia yang terjadi pada bayi dapat menyebabkan komplikasi lainnya.

Disamping itu, risiko penyakit kuning pada bayi baru lahir meningkat apabila bayi mengalami beberapa kondisi berikut:

1. Bayi lahir prematur

Dibandingkan dengan bayi lahir normal atau cukup bulan, bayi lahir di bawah usia kehamilan 38 minggu dapat menyebabkan keterlambatan fungsi kerja hati. Belum lagi, bayi prematur dapat makan dan buang air besar lebih sedikit. Artinya, bilirubin yang keluar melalui feses menjadi lebih sedikit.

2. Mengalami memar saat lahir

Bayi yang memar selama proses persalinan mungkin memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi. Memar biasanya terjadi karena banyaknya pembuluh darah yang rusak atau pecah.

3. Perbedaan golongan darah

Jika bayi memiliki golongan darah yang berbeda dengan sang ibu, bayi mungkin telah menerima antibodi melalui plasenta selama dalam kandungan. Sayangnya, antibodi ini menyebabkan kerusakan sel darah merah.

4. Sulit atau enggan minum ASI

Ketika bayi sulit atau enggan menyusu maka kemungkinan besar asupan nutrisi pada bayi tidak terpenuhi.

Dalam beberapa kasus, kekurangan ASI dapat menyebabkan dehidrasi dan asupan kalori yang rendah. Ketika hal ini terjadi, bayi berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kuning.

Tanda penyakit kuning pada bayi baru lahir

Bayi yang menderita penyakit kuning biasanya ditandai dengan perubahan warna pada kulit dan bagian putih mata menjadi kekuningan.

Jika bayi kamu mengalami penyakit kuning, tampilan warna kekuningan dapat terlihat pada kulit. Biasanya perubahan warna tersebut terlihat dimulai dari kepala dan wajah, kemudian menyebar ke dada dan perut.

Gejala ini biasanya muncul sekitar 2 hingga 4 hari setelah kelahiran, dan akan membaik dengan sendirinya setelah fungsi hati bayi lebih efektif dalam memproses bilirubin atau sekitar 2 sampai 3 minggu.

Selain kulit yang menguning, tanda lain dari penyakit kuning pada bayi baru lahir dapat berupa gejala seperti berikut ini:

  • Urin berwarna kuning gelap
  • Feses atau kotoran berwarna pucat
  • Telapak tangan atau kaki menguning
  • Bagian dalam mulut menguning
  • Bayi sering mengantuk atau tidur lebih dari 16 jam setiap hari
  • Bayi menolak jika diberi air susu ibu (ASI) atau mengisap dengan lambat

Dibarengi dengan beberapa tanda penyakit kuning pada bayi baru lahir di atas, jika kamu merasa bayi sering menangis dan mudah rewel, kamu harus lebih waspada dan mencermati setiap gerak gerik si kecil apabila menemukan hal di bawah ini:

  • Bayi tampak kekuningan pada 72 jam pertama setelah lahir
  • Gejala tambahan lain yang dialami oleh bayi semakin memburuk dan enggan diberi ASI

Diagnosis penyakit kuning pada bayi baru lahir

Untuk mengetahui penyakit kuning pada bayi baru lahir, kamu dapat memantaunya dengan memerhatikan kulit bayi pada 72 jam pertama atau saat pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh profesional kesehatan.

Apabila terdapat kecurigaan adanya penyakit kuning, pemeriksaan tambahan lain mungkin akan dianjurkan oleh dokter berupa:

  • Pemeriksaan kadar bilirubin dalam darah bayi, terutama jika ditemukan jaundice pada 24 jam pertama bayi lahir.
  • Golongan darah
  • Pemeriksaan kelainan lain pada darah seperti adanya infeksi atau defisiensi enzim tertentu.

Namun kamu tetap perlu melakukan pemantauan hingga 1 minggu setelah pemeriksaan pertama. Berikut hal yang dapat kamu pantau pada bayi selama berada di rumah:

  • Perhatikan ada atau tidaknya perubahan warna pada kulit dan bagian putih pada mata bayi.
  • Tekan ujung hidung atau kening bayi dengan lembut dan amati ada atau tidaknya perubahan warna kekuningan.
  • Perhatikan urin dan kotoran pada bayi, jika bayi mengalami jaundice, urin bayi akan berwarna kekuningan dan kotoran bayi berwarna pucat.

Cara mengatasi bayi kuning yang baru lahir

Meskipun penyakit kuning ringan pada bayi dapat hilang dengan sendirinya, penyakit kuning sedang atau berat yang tak kunjung membaik tidak hanya melumpuhkan dan merusak otak, melainkan juga merusak indra pendengaran.

Tentu saja, akan lebih baik jika kamu melakukan beberapa cara mengatasi bayi kuning yang baru lahir seperti berikut ini:

  • Meningkatkan frekuensi pemberian ASI
    Dilakukan agar bayi lebih banyak buang air besar sehingga bilirubin keluar dalam feses
  • Meningkatkan asupan nutrisi bayi
    Dilakukan dengan pemberian suplemen sesuai resep dokter untuk mencegah penurunan berat badan

Jika jaundice pada bayi tidak kunjung membaik atau hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi, bayi mungkin akan memerlukan perawatan di rumah sakit dan mendapatkan perawatan seperti fototerapi atau prosedur transfusi tukar.

  • Fototerapi atau terapi cahaya
    Dilakukan untuk mengubah bentuk dan struktur molekul bilirubin agar dapat diekskresikan dalam urin dan feses.
  • Melakukan prosedur transfusi tukar
    Dilakukan untuk menurunkan kadar bilirubin dan antibodi ibu dengan cara mengganti darah bayi dengan darah donor yang cocok.

Selain mengupayakan beberapa cara di atas, kamu dapat membantu mengurangi gejala penyakit kuning pada bayi baru lahir dengan cara menjemur bayi.

Meskipun bukan cara utama untuk mengobati penyakit kuning, menjemur bayi yang baru lahir dapat memberikan banyak manfaat kesehatan lainnya.

Jangan ragu untuk berkonsultasi atau menghubungi profesional kesehatan terdekat jika kamu menemukan gejala penyakit kuning pada bayi.

Share artikel ini
Reference