Manfaat Titanium Dioxide Dalam Sunscreen Dan Produk Kecantikan
Sunscreen atau tabir surya menjadi salah satu skincare wajib bagi perempuan dan laki-laki. Bagi kita yang tinggal di negeri tropis, sungguh penting untuk memakai sunscreen tiap hari. Nah, di dalam sunscreen terdapat kandungan titanium dioxide. Manfaat titanium dioxide bisa menghalangi penyerapan sinar ultraviolet.
Kira-kira apa lagi manfaat titanium dioxide, dan bagaimana cara memilih sunscreen yang cocok untuk kulit kamu?
Titanium dioxide adalah
Titanium dioxide adalah zat putih terang yang digunakan terutama sebagai pewarna hidup dalam beragam produk umum.
Ini juga memiliki sejumlah kualitas yang kurang dikenal yang menjadikannya bahan yang sangat berguna dan penting untuk melawan perubahan iklim dan mencegah kanker kulit.
Banyak orang yang akrab dengan titanium dioxide sebagai bahan aktif dalam tabir surya. Bahan ini bekerja sebagai bahan penyaring UV di tabir surya. Proses ini membantu melindungi kulit dengan menghalangi penyerapan sinar ultraviolet matahari yang dapat menyebabkan kulit terbakar dan juga terkait dengan kanker kulit.
Fungsi dan kandungan titanium dioxide
Titanium dioxide diproduksi dalam dua bentuk utama. Bentuk utama adalah titanium dioxide tingkat pigmen. Bentuk lain di mana titanium dioxide adalah sebagai produk ultrafine (nanomaterial atau nanoscale).
Titanium Dioxide tingkat pigmen
Titanium dioxide tingkat pigmen digunakan dalam berbagai aplikasi yang membutuhkan opasitas dan kecerahan tinggi. Faktanya, sebagian besar permukaan dan benda yang berwarna putih dan pastel, dan bahkan warna gelap sekalipun, mengandung titanium dioxide.
Titanium Dioxide tingkat sangat halus, atau Nanoscale
Titanium dioxide tingkat sangat halus paling sering digunakan dalam produk tabir surya. Mineral ini menjadi transparan terhadap cahaya yang tampak, sekaligus berfungsi sebagai penyerap sinar UV yang efisien.
Karena ukuran partikelnya sangat kecil, nano-titanium dioxide tidak memantulkan cahaya tampak, tetapi menyerap sinar UV, memungkinkan penghalang transparan yang melindungi kulit dari sinar matahari yang berbahaya.
Ketika digunakan dalam tabir surya, titanium dioxide biasanya digiling menjadi partikel-partikel kecil. Penggilingan ini meningkatkan kemampuan titanium dioxide untuk melindungi dari sinar UVB.
Ukuran partikel yang kecil ini juga membuatnya kurang terlihat pada kulit, sehingga ideal untuk mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap.
Sayangnya, mengurangi ukuran partikel titanium dioxide juga berarti mengurangi efektivitasnya melawan sinar UVA, sinar yang bertanggung jawab atas penuaan dini dan kerutan pada kulit.
Karena itu, Titanium Dioxide hampir selalu digunakan bersama dengan Zinc Oxide, yang dikenal karena kemampuannya untuk melindungi dari sinar UVA dan UVB.
Manfaat titanium dioxide
Kamu mungkin sudah membaca jika bahan ini sangat bagus untuk sunscreen. Nah, dalam hal kecantikan, bahan ini juga punya manfaat lainnya.
Manfaat titanium dioxide dalam bidang kecantikan adalah mampu memberikan cakupan yang sangat baik di mana dan kapan pun kamu membutuhkannya. Dengan mudah menyembunyikan ketidaksempurnaan, seperti lingkaran hitam yang mengganggu, bintik-bintik penuaan, dan jerawat, sambil memberikan konsistensi lembut pada kulit.
Tingkat opasitas putih dari mineral ini juga memiliki manfaat lain. Manfaat titanium dioxide mencerahkan warna gelap dan warna kusam. Hanya dengan taburan mineral ini, formulator dapat memanfaatkan sifat reflektifnya, meningkatkan warna untuk menciptakan nuansa tak terbatas, dengan lebih banyak dimensi dan kekayaan warna pada produk makeup.
Efek samping titanium dioxide
Beberapa efek samping mineral ini disimpulkan dalam kategori ringan hingga berat. Jika terhirup dalam porsi cukup besar, kamu bisa mengalami iritasi hidung dan tenggorokan. Sementara jika terkena kepada mata bisa menimbulkan iritasi ringan. Untuk mengatasinya, kamu dapat membilas mata dengan air bersih.
Jika kulitmu sensitif dan mudah alergi, paparan langsung dengan mineral ini bisa membuat kulit iritasi. Di sisi lain, jika tak sengaja tertelan, mineral ini masuk dalam klasifikasi tidak berbahaya.
Dampak negatif titanium dioxide
Dalam beberapa dekade terakhir, kekhawatiran akan risiko konsumsi titanium dioxide telah berkembang. Meskipun Food and Drug Administration (FDA) mengkategorikan titanium dioxide diakui aman, organisasi lain telah mengeluarkan peringatan. Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) menyimpulkan bahwa mineral ini tidak boleh dianggap aman sebagai bahan tambahan makanan, karena ketidakpastian tentang kemungkinan peradangan dan neurotoksisitas.
Selain itu, International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mendaftarkan titanium dioxide sebagai karsinogen Grup 2B – agen yang mungkin karsinogenik tetapi tidak memiliki penelitian hewan dan manusia yang memadai. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanannya dalam produk makanan.
Beberapa penelitian pada hewan menemukan bahwa menghirup debu titanium dioxide dapat menyebabkan perkembangan tumor paru-paru. Namun, IARC menyimpulkan bahwa produk makanan yang mengandung aditif ini tidak menimbulkan risiko tumor baru-baru.
Sebagian besar penelitian hingga saat ini tidak menunjukkan efek berbahaya dari penggunaannya, namun ada beberapa penelitian jangka panjang pada manusia. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami perannya dalam kesehatan manusia.