kista ovarium

kista ovarium

Apakah kamu pernah mendengar tentang penyakit bernama kista ovarium? Bila ya, tak heran karena ini termasuk dalam salah satu kondisi kesehatan yang cukup umum terjadi pada wanita.

Singkatnya, kista ovarium adalah pembentukan kantong berisi cairan di dalam ovarium atau organ penting dalam sistem reproduksi wanita. 

Meskipun sebagian besar kista ovarium bersifat jinak, ada potensi bahwa kista dapat pecah atau bersifat kanker.

Potensi komplikasi ini tentunya membuat kamu jadi khawatir akan risiko kesehatan yang lebih serius.

Untuk itu, kami ingin membagikan informasi penting mengenai kista ovarium, mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis, penyebab, serta cara pengobatannya. Yuk, simak artikel di bawah ini!

Definisi kista ovarium

Sebelum membahas tentang kistanya, perlu diketahui bahwa ovarium adalah sepasang kelenjar kecil yang berada di bagian panggul wanita. Fungsinya untuk menghasilkan hormon seks wanita (estrogen dan progesteron) serta menyimpan sel telur. 

Selama siklus menstruasi, ovarium akan melepaskan sel telur yang telah matang atau dikenal juga sebagai proses ovulasi.

Namun, terkadang proses normal ini dapat terganggu. Bila ya, kantong berisi cairan atau jaringan bisa terbentuk. Inilah yang disebut sebagai kista ovarium.

Kista ovarium biasanya terdiri dari ukuran yang bervariasi. Sebagian besarnya bersifat jinak dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Bahkan, beberapa kista bisa menghilang dengan sendirinya tanpa perlu kamu obati.

Meski demikian, ada juga kista yang bersifat ganas atau kanker. Kista ovarium ganas biasanya lebih langka, tetapi termasuk kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis sesegera mungkin.

Ciri-ciri kista ovarium

Umumnya, ciri-ciri kista ovarium bergantung pada jenis dan ukurannya. Namun, ini dia beberapa ciri umum yang kebanyakan dialami penderitanya.

  • Nyeri panggul

Salah satu ciri utama kista ovarium adalah nyeri panggul atau perut bagian bawah. Nyeri ini dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga parah. Nyerinya juga bisa timbul secara tiba-tiba atau terus-menerus, tergantung pada jenis dan ukuran kista.

  • Siklus menstruasi berubah

Meskipun tidak semuanya, beberapa wanita yang mengidap kista ovarium mengalami perubahan jadwal menstruasi juga. Selain itu, ada juga yang mengalami pendarahan terlalu sedikit atau banyak hingga disebut sebagai perdarahan abnormal.

  • Nyeri saat berhubungan seksual

Kista ovarium yang ukurannya cukup besar dan letaknya yang mengganggu bisa menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia). Akibatnya, kamu pun bisa merasa tidak nyaman selama berhubungan.

  • Masalah kandung kemih

Bila kista tumbuh besar pada area dekat kandung kemih, maka bisa menekan organ tersebut. Nah, tekanan ini dapat membuat kapasitas kandung kemih jadi terbatas untuk menampung urin. Jadi, kami bisa sering buang air kecil lebih dari waktu biasanya.

Jenis kista ovarium

Ada beberapa jenis kista ovarium berdasarkan ukuran, karakteristik, dan penyebab yang berbeda-beda. Ini dia rinciannya.

  • Kista ovarium fungsional

Jenis kista fungsional cukup umum terjadi pada sebagian wanita. Biasanya, terbentuk sebagai hasil dari proses alami dalam ovarium selama siklus menstruasi, sehingga rata-rata bersifat jinak (non-kanker) dan cenderung hilang dengan sendirinya setelah beberapa siklus menstruasi.

Kista fungsional ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Kista folikel: Terbentuk ketika folikel ovarium atau kantong kecil yang berisi sel telur tidak melepaskan sel telur selama proses ovulasi. Akibatnya, folikel terus berkembang dan membentuk kista yang berisi cairan. Kista folikel biasanya terjadi pada awal siklus menstruasi dengan ukuran sekitar 2,5-7,5 cm.
  2. Kista korpus luteum: Terbentuk setelah ovulasi, ketika folikel pecah dan selaput korpus luteum terbentuk. Selaput korpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang membantu menjaga kesiapan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
  • Kista dermoid

Teratoma atau kista dermoid umumnya mengandung berbagai jenis jaringan, seperti rambut, kulit, dan lemak tanpa gejala berbahaya. Jenis kista ini tumbuh dengan lambat karena hanya berkembang sekitar 1,8 mm setiap tahunnya. Meski berpotensi jadi besar, dermoid biasanya jinak dan sering muncul semenjak lahir.

  • Kistadenoma

Sedangkan jenis kista ovarium bernama kistadenoma termasuk tumor jinak yang berkembang di permukaan ovarium. Walaupun jinak, kista ini akan terus bertumbuh sampai 30 cm.

  • Endometrioma

Jenis terakhir yaitu endometrioma yang terbentuk karena endometriosis atau tumbuhnya sel-sel lapisan rahim di luar rahim. Salah satu ciri khasnya adalah darah kental berwarna kecoklatan yang menjadi gejala umum endometrioma.

Penyebab kista ovarium

Meski sebagian besar tidak berbahaya, tentunya kamu tetap perlu mewaspadai penyakit satu ini. Jadi, ketahuilah penyebab kista ovarium di bawah ini agar bisa kamu jauhi.

  • Faktor hormonal dan obat-obatan
  • Mengidap penyakit endometriosis
  • Infeksi
  • Sindrom PCOS
  • Gangguan siklus menstruasi

Pengobatan kista ovarium

Tidak semua jenis kista ovarium memerlukan pengobatan karena tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu, dokter biasanya akan memantau perkembangan kista selama beberapa saat.

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman, dokter biasanya memberikan obat-obatan berupa ibuprofen atau asetaminofen. 

Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa kamu perlu melakukan operasi bila ukuran kista makin besar, menyebabkan nyeri akut, dan menimbulkan risiko kanker jika dicek melalui USG. Biasanya, operasi dilakukan dengan menggunakan metode laparoskopi untuk jenis kista sederhana.

Nah, itu dia penjelasan mengenai penyakit kista ovarium yang perlu kamu ketahui dan waspadai. 

Tentu, pastikan kamu tetap menjaga kesehatan tubuh, terlepas dari jenis penyakitnya yang tidak begitu berbahaya, ya.


Penulis: Nabila Ramadhani

Share artikel ini
Reference