anemia pernisiosa

anemia pernisiosa

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah. Sel ini berfungsi menyebarkan oksigen ke jaringan tubuh. 

Ada banyak jenis anemia, di mana yang paling umum terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi. 

Pada kasus anemia pernisiosa, tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12 yang cukup di usus halus, sehingga menyebabkan penurunan sel darah merah. 

Penyakit ini menyebabkan tubuh terasa lemas dan lelah, sakit kepala, serta penurunan berat badan. Lalu, bagaimana cara untuk mengenali dan mengobati penyakit ini?

Untuk mengetahuinya, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Apa itu anemia pernisiosa? 

Anemia pernisiosa adalah kondisi autoimun langka yang menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12. 

Proses autoimun tersebut menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi zat dalam saluran cerna yang disebut dengan faktor intrinsik yang diperlukan untuk menyerap vitamin B12 pada usus halus. 

Vitamin B12 merupakan nutrisi yang diperlukan dalam produksi sel darah merah dan membantu fungsi tubuh lain. 

Tanpa nutrisi vitamin B12 yang adekuat, tubuh kamu akan mengalami kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Jika dibiarkan tak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kondisi medis yang serius seperti kerusakan sistem saraf permanen. 

Penyebab anemia pernisiosa

Pada umumnya, ada dua penyebab anemia pernisiosa yaitu autoimun dan genetik. 

Autoimun 

Anemia pernisiosa autoimun merupakan kondisi gangguan pada tubuh untuk memproduksi faktor intrinsik. 

Kondisi ini sering juga dikenal dengan gastritis autoimun dimana sistem antibodi teraktivasi secara tidak normal. 

Antibodi yang terbentuk akan menyerang faktor intrinsik dan sel yang memproduksinya. Akibatnya terjadi peradangan pada lapisan dinding lambung dan vitamin B12 tidak dapat diserap oleh tubuh.

Hal inilah yang kemudian nantinya akan menimbulkan gejala anemia pernisiosa.

Genetik

Disebut juga dengan anemia pernisiosa kongenital. Merupakan kondisi genetik sangat langka dimana tubuh tidak dapat memproduksi faktor intrinsik secara normal. 

Berbeda dengan anemia pernisiosa lain, gejala anemia ini biasanya dimulai sejak masa anak-anak.

Gejala anemia pernisiosa

Perkembangan anemia pernisiosa biasanya lambat sehingga gejalanya lebih sulit untuk dikenali. 

Meskipun demikian, ada beberapa tanda-tanda seseorang mengalami anemia pernisiosa, yakni:

  • Diare atau sembelit 
  • Sakit kepala ringan saat berdiri 
  • Perut kembung, mual, dan muntah 
  • Kehilangan selera makan 
  • Kulit pucat (penyakit kuning ringan atau menguningnya mata atau kulit)
  • Sesak nafas, kebanyakan saat berolahraga 
  • Maag 
  • Lidah merah, gusi berdarah atau membengkak 
  • Berat badan menurun 
  • Tangan dan kaki terasa lemas 
  • Detak jantung tidak teratur 

Dalam kasus kekurangan vitamin B12 yang lebih parah atau berkepanjangan, termasuk anemia pernisiosa, orang mungkin mulai mengalami gejala neurologis, yaitu: 

  • Gaya berjalan yang tidak stabil (kehilangan keseimbangan) 
  • Mati rasa di daerah lengan dan kaki 
  • Kelemahan otot 
  • Depresi 
  • Hilang ingatan 
  • Demensia (penurunan daya ingat) 

 Cara mengobati anemia pernisiosa

Perawatan untuk anemia pernisiosa dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari mengonsumsi makanan kaya vitamin b12 hingga suplemen vitamin.

Akan tetapi, kondisi ini umumnya ditangani secara medis dengan tujuan untuk meningkatkan kadar vitamin B12 dalam tubuh. 

Berikut adalah beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan: 

  • Menyuntikkan vitamin B12 sebulan sekali. Pasien dengan kadar vitamin B12 yang sangat rendah mungkin memerlukan lebih banyak suntikan di awal 
  • Mengonsumsi suplemen vitamin B12 dosis besar 

Kemudian, setelah cadangan vitamin B12 dalam tubuh kembali normal, dokter akan memantau perawatan dan meresepkan antibiotik jika terdapat bakteri di usus yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12. 

Banyak orang mulai merasa lebih baik beberapa hari setelah memulai pengobatan. 

Tetapi beberapa kasus mungkin memerlukan perawatan rutin selama beberapa minggu sebelum adanya perubahan yang signifikan dan kondisi yang membaik. 

Pencegahan anemia pernisiosa

Penyakit anemia pernisiosa tidak dapat kamu cegah. 

Namun, kamu dapat mengurangi risikonya dengan mengetahui kondisi medis, perawatan, dan aktivitas yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12. 

Dokter atau ahli medis mungkin merekomendasikan endoskopi perut secara berkala, mungkin setiap tiga sampai lima tahun. 

Hal ini bertujuan untuk mencari dan membantu mengidentifikasi penyakit, sehingga pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan. 

Kuncinya adalah menjaga pola hidup yang sehat dan gizi seimbang agar kebutuhan tubuh terpenuhi dan daya tahan tubuh tetap kuat. 

Share artikel ini
Reference