fungsi serviks

fungsi serviks

Fungsi serviks sebagai organ reproduksi wanita tidak hanya sebagai penghubung vagina dan rahim. Jaringan organ ini ternyata memiliki peran lain seperti membantu proses pembuahan hingga melindungi janin saat masa kehamilan.

Berbagai fungsi dan peran tersebut tentunya tidak luput dari masalah dan gangguan kesehatan yang mengintainya. Penyakit infeksi baik bakteri, virus, jamur dan sebagainya dapat menyebabkan proses peradangan dan perubahan pada sel-sel serviks yang mengarah pada keganasan.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai seluk beluk bagian organ ini, simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu serviks?

Serviks adalah jaringan organ berbentuk seperti tabung atau silinder yang menghubungkan vagina dan rahim. Jaringan organ ini memiliki panjang dan lebar sekitar 2,5 sentimeter. Serviks (leher rahim) berlokasi di bagian terbawah rahim dan tersusun dari jaringan fibromuskuler.

Serviks dibagi menjadi 3 bagian, yakni:

  • Bagian terbawah atau ektoserviks, yang dapat terlihat dari dalam vagina saat pemeriksaan ginekologi. Pada bagian tengahnya terdapat celah yang dapat terbuka menghubungkan rahim dan vagina.
  • Bagian teratas atau endoserviks, yang disebut juga dengan kanal endoserviks adalah bagian yang menghubungkan ektoserviks dan rahim.
  • Bagian tengah antara endoserviks dan ektoserviks yang disebut sebagai zona transformasi

Serviks dilapisi oleh epitelium, yang tersusun dari lapisan sel yang tipis. Epitel pada serviks berupa epitel skuamosa dan epitel kolumnar. Sel-sel epitel inilah yang dapat mengalami perubahan atau kelainan jika terinfeksi maupun mengalami keganasan (kanker).

Tulang Betis Fungsinya untuk Menyokong Bobot Tubuh? Ini Faktanya!

Fungsi serviks

Fungsi serviks sebagai bagian organ reproduksi wanita yang umum diketahui adalah sebagai tempat yang akan dilewati sperma sebelum masuk ke dalam rahim. Selain itu, serviks juga berperan dalam siklus menstruasi wanita dengan membuka celah bagi darah menstruasi saat akan dikeluarkan dari rahim.

Bukan hanya itu, serviks ternyata juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting seperti:

  • Memproduksi sekret mukus selama masa subur dalam siklus haid yang membantu transportasi sperma dari vagina menuju rahim
  • Selama kehamilan, lapisan mukus serviks akan menebal dan menutup celah serviks sehingga melindungi janin dari infeksi
  • Membuka jalan lahir selama proses persalinan
  • Melindungi rahim dari bakteri dan benda asing

Meskipun serviks memiliki fungsi dan pertahanan yang baik, jaringan organ ini tetap dapat mengalami gangguan kesehatan seperti infeksi, peradangan, dan bahkan keganasan.

Gangguan kesehatan pada serviks

Sebagai organ penghubung antara vagina dan rahim, serviks rentan mengalami gangguan kesehatan seperti:

  • Kanker serviks, kondisi ini disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Varian HPV lain juga diketahui dapat menyebabkan kutil kelamin pada wanita.
  • Inkompetensi serviks, merupakan kondisi serviks terbuka lebih awal selama masa kehamilan sehingga menyebabkan persalinan prematur.
  • Servisitis (cervicitis), adalah kondisi peradangan pada serviks yang disebabkan oleh infeksi. Infeksi bakteri atau virus seperti chlamydia, gonore, dan herpes adalah beberapa infeksi menular seksual yang menyebabkan servisitis dan memengaruhi kesuburan wanita
  • Displasia serviks atau cervical intraepithelial neoplasia, adalah perubahan sel pada serviks yang dapat berubah menjadi kanker.
  • Polip serviks, adalah tumbuhnya jaringan kecil pada bagian serviks yang dekat dengan vagina. Polip biasanya tidak nyeri dan tidak berbahaya, namun terkadang bisa menyebabkan pendarahan pada vagina.

Berbagai kondisi tersebut di atas umumnya dapat terdeteksi dengan melakukan pemeriksaan usap sederhana yang disebut dengan Pap smear. Pemeriksaan ini dianjurkan pada wanita usia 21 tahun ke atas untuk deteksi dini dari kanker serviks.

Kanker serviks

Kanker serviks adalah jenis keganasan yang terjadi pada sel-sel jaringan serviks. Keganasan ini dapat terjadi di semua jaringan serviks. Sayangnya, tanda dan gejala stadium awal dari kanker serviks umumnya tidak terdeteksi.

Beberapa tanda dan gejala pada  kanker serviks stadium lanjut dapat berupa:

  • Pendarahan dari vagina setelah berhubungan seksual, di antara dua siklus haid, dan setelah menopause
  • Keluar cairan darah dari vagina dalam jumlah banyak dengan konsistensi seperti air dan aroma yang tidak sedap
  • Nyeri pada panggul atau nyeri selama berhubungan seksual

Hingga saat ini, penyebab pasti kanker serviks masih belum pasti. HPV diketahui berkaitan erat dengan kanker serviks. Namun, individu yang terinfeksi virus ini bisa saja tidak mengalami keganasan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain yang berperan seperti lingkungan dan gaya hidup juga memengaruhi perkembangan sel kanker ini.

Berikut beberapa faktor risiko lain dari kanker serviks:

  • Memiliki banyak pasangan seksual
  • Melakukan hubungan seks pada usia muda
  • Memiliki infeksi menular seksual lain seperti chlamydia, gonore, sifilis, dan HIV/AIDS
  • Memiliki sistem imunitas yang rendah
  • Merokok
  • Terpapar atau menggunakan obat dietilstilbestrol (DES)

Untuk menghindari dan menurunkan risiko tersebut, kamu bisa melakukan pencegahan seperti:

  • Melakukan vaksinasi HPV
  • Melakukan pemeriksaan pap smear secara berkala pada wanita di atas usia 21 tahun
  • Melakukan hubungan seksual yang aman dengan menggunakan kontrasepsi seperti kondom dan tidak melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan
  • Hindari rokok

Jika kamu sudah memahami fungsi dan gangguan kesehatan pada serviks, pastikan untuk menjaga kesehatan organ reproduksimu dengan baik. Jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-temanmu yang lain juga, ya.

Share artikel ini
Reference